Connect with us

KOMUNITAS

Hari Pancasila 1 Juni 2025, Rasmin Jaya: Masalah di Sultra Kian Pelik, Butuh Pemimpin Tegas

Published

on

Ketua GMNI Kota Kendari, Rasmin Jaya dalam sebuah aksi. -foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis.id – Memperingati momentum hari besar nasional 1 Juni 2025, sebagai hari lahir Pancasila Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya mengingatkan agar generasi muda terus menggelorakan semangat perjuangan dan kesadaran untuk melihat setiap persoalan bangsa, negara dan masyarakat khususnya yang ada di Sulawesi Tenggara.

“Di momentum hari lahir Pancasila 1 Juni selain menjadikan kita refleksi untuk membangun kesadaran nasionalisme dan patriotisme, kita juga harus menjadi instrumen solusi untuk menyampaikan kepada pemerintah terkait beberapa masalah yang sedang dihadapi saat ini,” ujar Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya

Ia membeberkan, masalah yang di hadapi di Sulawesi Tenggara sangat kompleks sekali sehingga sangat butuh perhatian pemerintah secara serius dan berkesinambungan.

Misalnya penggusuran lahan masyarakat yang terjadi di berbagai daerah, masalah pertambangan yang banyak mendapatkan dampak negatif kepada masyarakat, jalan, jembatan dan infrastruktur dasar lainnya serta jaminan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lainnya.

“Sehingga hal demikian tak bisa kita anggap enteng dan kesampingkan. Semangat Pancasila harus kita gaungkan, persatuan Indonesia dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus menjadi orientasi utama dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab kepemimpinan di pemerintahan. Sehingga pemimpin tidak lupa bahwa ia berasal dari rakyat,” tegasnya.

Apa lagi di tengah kondisi dan carut marut bangsa yang dilanda dengan banyak persoalan ini. Tergerusnya nilai-nilai kebudayaan lokal dan nasional membuat kita tidak menutup mata akan hal itu.

“Generasi muda banyak mengalami disorientasi, krisis mentalitas, krisis moralitas. Sehingga kita perlu menjadikan momentum hari lahir pancasila 1 Juni di tahun 2025 sebagai refleksi untuk kembali memperbaiki tatanan lama dan menggantinya dengan tatanan baru,” ujar Rasman Jaya.

Sebab Pancasila bukan sekedar political theory, melainkan the guiding theory untuk menghapus penghisapan manusia atas manusia sekaligus ia sebagai fondasi dan dasar pemersatu bangsa.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam filosofi bangsa Indonesia sangat banyak menyimpan makna tentang arti kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Olehnya itu harus melanjutkan cita-cita dan semangat perjuangan seperti founding father bangsa Indonesia.

“Karena jika melihat permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa. Kita liat saja dalam setiap memperingati momentum hari besar, antusias dan partisipasi sangat sedikit sekali. Sehingga kesadaran harus terus didorong dan rasa memiliki satu sama lain, apa lagi kita adalah calon pemimpin di masa depan. Kita tidak boleh apatis apa lagi pesimis” tegasnya.

Ia juga mengingatkan, nasionalisme jangan hanya ditafsirkan dalam arti yang sempit, apa lagi Soekarno mengingatkan kepada kita, bahwa nasionalisme kita adalah peri kemanusiaan yang menolak penghisapan, kriminalisasi dan ekploitasi kepada sesama.

Rasmin Jaya menambahkan, sejak dahulu dan sekarang serta masa yang akan datang, peran generasi muda tetap menjadi pilar, penggerak, dan pengawal jalannya pembangunan nasional. Ia sebagai peneropong dan pendeteksi tentang detak jantung peradaban.

“Olehnya itu sangat diharapkan, dibutuhkan kesadaran nasional untuk kembali kepada cita-cita revolusi 1945 sebagai jalan menuju sosialisme Ondonesia, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Terakhir dengan terus memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni setiap tahunnnya membuktikan bahwa ini adalah wujud bukti dan komitmen menjaga pancasila dan keberagaman. Membangun sikap persatuan dan toleransi melalui organisasi dan jejaring sosial yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mendedikasikan dirinya dalam berbagai persoalan masyarakat.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan bapak pendiri bangsa ketika negara Indonesia didirikan dan hingga sekarang di era globalisasi, negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan dan corong dalam menghadapi berbagai tantangan global dunia yang terus berkembang.

Diera globalisasi ini, peran generasi muda yang mewakili hati dan pikiran rakyat tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia.

“Generasi muda harus menjadi ujung tombak dalam setiap persoalan yang mengancam keutuhan, sebagai pilar bangsa diharapkan memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap bertahan pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia meskipun banyak budaya asing masuk di negara Indonesia,” bebernya.

Sejarah adalah pelajaran yang berharga. Masa lalu dan masa kini merupakan modal utama bagaimana masa depan terbentuk. Ku harap kita semua bagian dari pada pembuat sejarah bukan penikmat sejarah bangsa ini.

Laporan : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

KOMUNITAS

Barisan BOM Desak Polda dan Kejati Usut Alih Fungsi Lahan Mangrove Untuk Rumah Pribadi ASR

Published

on

By

Aksi demo Barisan BOM. -foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis. Id – Barisan Badan Oposisi Mahasiswa (BOM) Sultra desak Polda Sultra dan Kejati Sultra usut tuntas alih fungsi lahan mangrove untuk rumah pribadi Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangeruka (ASR).

‎Sekadar informasi bahwa organ gerakan ini lahir lebih terfokus pada isu-isu spesifik tentang sosial, politik, ekonomi, kebijakan serta SDM dan SDA yang semakin tergerus oleh kepentingan segelintir pihak.

‎Tak hanya itu, organ ini juga sebagai antitesis atas gerakan di Sulawesi Tenggara khususnya di Kota Kendari selama ini. Organ ini adalah bom waktu yang kapan saja bisa meledak, mendobrak kebekuan pergerakan mahasiswa di abad 21.

‎Ia hadir sebagai jawaban, menjemput momentum, peluang dan kesempatan strategis, sebagai pemuda tidak mungkin hanya ingin menjadi penonton, ia adalah pelopor, pelaku pembangunan dengan modal ketekunan, semangat, jiwa militansi, konsistensi dan solidaritas yang terus-menerus di pupuk.

‎Gerakan yang di lakukan ini sebagai bentuk akumulasi kekecewaan dan krisisnya kepercayaan masyarakat terhadap pejabat publik, khususnya Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangeruka.

‎Isu yang diangkat mengerucut pada hal yang paling fundamental bagi masa depan Sulawesi Tenggara: arah pembangunan daerah yang berpijak pada kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

‎Dua hal yang selama ini menjadi penopang utama ekonomi daerah, namun juga menjadi sumber persoalan ketimpangan yang tak pernah selesai.

‎Koordinator Barisan Badan Oposisi Mahasiswa (BOM) Sultra, Rasmin Jaya berbicara lugas dan apa adanya.

Ia menilai bahwa tanah, air, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sejatinya milik rakyat. Namun realitas hari ini, katanya, justru menunjukkan sebaliknya.

‎Pemimpin justru menunjukkan arogansi kekuasaannya dengan melakukan akumulasi wilayah yang harusnya jadi penopang.

Isu sebesar ini tidak bisa dianggap remeh, karena mangrove merupakan benteng ekologis yang melindungi pesisir Kota Kendari dari abrasi, kerusakan habitat, dan pencemaran kawasan teluk.

‎”Kami menduga bahwa tindakan penggusuran mangrove untuk kepentingan pribadi rumah ASR tersebut tidak memiliki dasar hukum, tidak melalui mekanisme perizinan yang diatur dalam regulasi lingkungan, dan berpotensi melanggar ketentuan seperti izin lingkungan, dokumen UKL-UPL, dan prosedur persetujuan pemanfaatan ruang pesisir,” tegasnya.

‎Ia mendesak agar Polda Sulawesi Tenggara dan Kejaksaan mengusut alih fungsi lahan hutan mangrove untuk rumah pribadi gubernur Sulawesi Tenggara.

‎Ia jauh menyorot soal kondisi potensi SDA yang ada di Sultra bahwa kekayaan itu hanya dikuasai oleh segelintir orang untuk kepentingan kelompok dan diri sendiri. Masyarakat lokal, di tanah yang kaya ini, seringkali hanya menjadi penonton yang menerima sisa-sisa hasil tambang dan pembangunan.

‎“Sebagai putra daerah kami cukup prihatin melihat keadaan ini. Kami tidak ingin rakyat terus menjadi penonton di negeri sendiri,” ujar Rasmin.

‎Ia menegaskan, gerakan mahasiswa tak boleh hanya menjadi ruang diskusi yang hampa tindakan, tapi harus kembali pada napas perjuangan kerakyatan yang menjadi jantung fungsi dan tanggung jawab yang di embannya sejak kelahirannya.

‎Gerakan yang di lakukan juga untuk melihat perspektif publik serta membedah arah pembangunan Sultra dari perspektif politik, ekonomi, dan sosial, dengan harapan bisa membuka jalan baru bagi sinergi ide dan tindakan.

‎Rasmin menyebut aksi ini sebagai momentum strategis untuk memperkuat arah gerakan dan mengevaluasi kinerja pemerintah yang berjalan saat ini sebagai bentuk evaluasi dan refleksi. Tantangan zaman menuntut pemimpin bertransformasi tanpa kehilangan arah yang harus menjadikan rakyat sebagai orientasi utama.

‎”Kita butuh pemimpin yang berintegritas, konsisten menjaga kemurnian harapan, impian dan cita-cita rakyat yang luhur dan mampu menghadirkan inovasi sesuai perkembangan zaman serta menghadirkan terobosan baru,” Tegasnya.

‎Terakhir, ia juga mengkonsolidasikan kepada elemen gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil untuk bergerak bersama menuntut janji Gubernur Sulawesi Tenggara pada Pilgub 2024 kemarin tentang berbagai program yang sempat di canangkan.

‎”Kita sebagai masyarakat sipil mempunyai hak untuk menuntut janji Gubernur Sulawesi Tenggara ASR, baginya rakyat bukan hanya objek untuk jadi korban janji politik, tetapi janji dan program tersebut harus betul-betul terlaksana dan di rasakan manfaatnya,” tegasnya.

‎Adapun program yang sebelumnya telah di sampaikan pada Pilgub 2024 lalu. Program Unggulan ASR-Hugua yang di antaranya :

‎1. Satu Triliun Anggaran Untuk Kepulauan

‎2. Seratus Juta Asuransi untuk Petani Sultra

‎3. Sport Center tiap Kabupaten/Kota

‎4.  Jalan Mulus Antar Wilayah

‎5. Modal Usaha Untuk Ibu-ibu

‎6. Semua Mudah Dapat Kerja

‎7. Layanan Ambulan Darat dan Laut Gratis

‎8. Perlengkapan Seragam dan Sekolah Gratis

‎Laporan : Tam

Continue Reading

KOMUNITAS

Rasmin Jaya : Alokasi Beasiswa Pendidikan Sultra Jangan Dipolitisasi

Published

on

By

Rasmin Jaya

KENDARI, Bursabisnis. Id – Beasiswa pendidikan di Sulawesi Tenggara adalah peluang dan dan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan kesempatan menuntut dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, sebab sejatinya ini harapan bagi generasi muda yang terkendala secara ekonomi.

‎Beasiswa pendidikan tersebut harus tepat sasaran, jangan hanya di dominasi oleh pihak tertentu atau pun di kapitalisasi hanya untuk menyelamatkan segelintir orang yang dekat dengan akses kekuasaan.

‎”Kita harus berpikir adil sejak dalam pikiran, tindakan apa lagi. Bagi mereka yang memegang otoritas dan wewenang yang di percayakan oleh rakyat,” Tegas Rasmin Jaya.

‎Koordinator Badan Oposisi Mahasiswa (BOM) Rasmin Jaya, membeberkan pendidikan adalah salah satu aset masa depan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.

‎Sebab, generasi mudalah yang akan menjadi pemimpin di masa depan, harapannya APBD Sulawesi Tenggara bisa mengalokasikan lebih besar untuk beasiswa dan membuka seluas luasnya untuk generasi muda mahasiswa untuk mendapatkan haknya.

‎“Amanat UUD 1945 adalah, mencerdaskan kehidupan bangsa maka itu harus menjadi pijakan para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan untuk melihat kebutuhan dasar di setiap jenjang pendidikan khususnya di Perguruan Tinggi Negeri,” ujarnya .

‎Ia juga mengatakan dengan kondisi pemerintah yang menawarkan berbagai alternatif pendidikan tidak jarang mahasiswa mengeluhkan tingginya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi orang tua yang berlatar belakang petani, nelayan dan lainnya.

‎Meskipun penetapan UKT tidak bersandar pada survei yang dilakukan oleh pengelola untuk melihat kondisi perekonomian mahasiswa. Tetapi harus ada penyesuaian dengan kondisi yang di hadapi mahasiswa saat ini, apa lagi merosotnya perekonomian sehingga mengakibatkan pendapatan orang tua lebih banyak pengeluaran dan pemasukan.

‎“Nominal yang ditetapkan secara asal-asalan harus ada evaluasi. Kita berharap agar pemerintah dan perguruan tinggi bisa lebih mencari solusi, misalnya memperbanyak kuota beasiswa untuk mahasiswa, agar semua bisa mengakses pendidikan secara setara dan berkeadilan,” tegasnya.

‎Ini menjadi momentum untuk mengevaluasi kebijakan dalam sektor pendidikan sekaligus terus meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu dan dapat bersaing di segala lini sektor di wilayah Sulawesi Tenggara.

‎“Kepada pemangku kebijakan kita berharap kualitas pendidikan di Bumi Anoa dapat menjadi perhatian utama agar lebih baik lagi ke depannya dan bisa bermanfaat untuk semua komponen masyarakat,” jelasnya.

‎Ia juga mendorong kepada pemerintah agar lebih memperbanyak porsi anggaran untuk pendidikan dan saluran beasiswa serta mendesak legislatif untuk pro aktif melakukan pengawasan terhadap alokasi kucuran anggaran tersebut.

‎”Jangan juga, oknum-oknum legislatif bermain mata dengan mengkapitalisasi anggaran pendidikan yang hanya menguntungkan sepihak dan segelintir orang. Harapannya bisa menjalankan amanah, fungsi dan tanggung jawab sesuai dengan porsinya masing-masing,”Bebernya.

‎Dengan adanya beasiswa tersebut sangat membantu, serta akan lebih antuasias lagi mahasiswa dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

‎Banyaknya program dan saluran beasiswa menjadi peluang dan kesempatan siapa saja untuk melanjutkan pendidikan, khususnya generasi yang mempunyai potensi, prestasi disegala bidang keilmuan.

‎“Maka diharapkan kepada generasi bangsa agar jangan melewatkan kesempatan ini, kita semua harus menjemput peluang. Kalau SDM-nya maju maka akan menjadi penopang berkembangnya perekonomian dan pembangunan daerah yang lebih baik lagi,” kata Rasmin.

‎Terakhir ia, juga menegaskan tentang arah pembangunan Sulawesi Tenggara yang berkelanjutan dan berkelanjutan agar tetap mengacu pada gagasan, visi misi yang di sampaikan pada saat Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara tahun 2024.

‎laporan : Tam

Continue Reading

KOMUNITAS

‎Sinergi dan Kolaborasi Dalam Publikasi, Eks Ketua DPC GMNI Kendari Apresiasi Kinerja Media ‎

Published

on

By

Rasmin Jaya

KENDARI, Bursabisnis. id – Demisioner Ketua DPC GMNI Kendari periode 2023-2025 Rasmin Jaya apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada insan pers dan media atas sinergitas dan kolaborasi dalam setiap aktivitas dan kegiatan organisasi, terkait publikasi pemberitaan kepada khalayak publik.

‎Dalam pres releasenya, Rasmin Jaya menyampaikan bahwa media massa berperan penting menjadi penyangga demokrasi dan kontrol sosial serta menjaga kepercayaan masyarakat dengan menyampaikan berita yang benar, tepat, akurat dan berimbang.

‎”Kami ucapkan terima kasih banyak dan mengapresiasi atas publikasi dan pemberitaan setiap kegiatan GMNI Kendari selama ini, tanpa peran media sebagai instrumen untuk penyampaian informasi dan kegiatan kepada publik maka gagasan yang kami kemas dan tema-tema strategis tak mungkin bisa tersampaikan langsung kepada pemerintah ataupun publik,” tegasnya.

‎GMNI Kendari selama ini menjadikan media sebagai mitra, untuk membangun sinergitas, baik media massa konvensional maupun media sosial, untuk menyebarkan informasi mengenai kegiatan organisasi, isu-isu yang di kawal, dan pandangan politik mereka kepada masyarakat luas.

‎”Melalui medialah yang berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan opini masyarakat dan mengawal isu-isu sosial di berbagai sektor,” bebernya.

‎Sebab selama ini, GMNI memandang dirinya sebagai mitra kritis dan strategis bagi berbagai pihak stekholder dan instansi terkait dan media memainkan peran penting dalam fungsi kontrol sosial ini dengan mempublikasikan kegiatan GMNI yang mengawasi kebijakan publik.

‎”Sinergi dan kolaborasi ini memungkinkan GMNI untuk memperluas jangkauan gerakan, meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu penting, dan memastikan akuntabilitas pemangku kepentingan,” bebernya.

‎Rasmin Jaya, bersyukur dalam proses perjalanannya memimpin DPC GMNI Kendari selama 2 tahun, peran media tak bisa kita pisahkan dalam setiap aktivitas kegiatan organisasi.

‎Dalam pengawalan kebijakan publik, ia membeberkan, DPC GMNI Kendari selama ini selalu menjadi rem dan gas yang seimbang agar kebijakan sesuai dengan jalurnya.

‎”Dengan menjadi mitra kritis dan strategis saya pikir kita bisa bersama-sama mengawal proses pembangunan dan kebijakan yang ada di Kota Kendari serta kader GMNI mempunyai peran penting untuk mendorong gagasan-gagasan dan program yang konstruktif yang berdampak pada pembangunan serta pemberdayaan pemuda,” Tegasnya.

‎Selain itu, dalam sektor sosial, ekonomi, politik dan demokrasi GMNI Kendari selalu menjadi pelopor yang menginisiasi wacana dan dialog yang di rasa penting untuk pengembangan sektor-sektor tersebut.

‎Sehingga ia optimis, dengan kolaborasi dengan media dan organisasi gerakan yang lain bisa mencapai apa yang menjadi tujuan bersama, dan media juga menjadi posisi yang sangat strategis dalam mengontrol segala kebijakan pemerintah daerah, provinsi dan pusat.

‎Meski demikian, perkembangan media sosial membawa dampak signifikan terhadap gerakan mahasiswa. Tak lagi sekadar turun ke jalan, kini suara kritis mahasiswa sering digaungkan melalui media sosial.

‎Ia menilai, kampanye di medsos telah menjadi tren yang tidak bisa dipandang remeh.

‎Tak hanya sebagai sarana kampanye, ruang digital juga dimanfaatkan oleh aktivis GMNI Kendari untuk konsolidasi pergerakan.

Ia menambahkan, ini adalah cara efektif, terutama bagi Gen Z yang memang sangat lekat dengan perangkat digital.

‎Meskipun media sosial memberi kemudahan, Rasmin Jaya menegaskan bahwa aksi turun ke jalan tetap memiliki daya dobrak yang berbeda.

‎“Aksi langsung lebih terasa dampaknya, karena ada tatap muka dengan pembuat kebijakan,” jelasnya.

‎Namun, ia mengakui bahwa mengumpulkan massa dalam jumlah besar menjadi tantangan tersendiri dengan penuh dinamika dan pergolakan mahasiswa.

‎“Kampanye lewat medsos memang lebih praktis dan mudah dilakukan,” ujarnya.

‎Melihat minat mahasiswa terhadap organisasi pergerakan semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda, terutama Gen Z, memiliki kepedulian rendah serta sikap kritis terhadap isu-isu sosial dan politik.

‎”Hanya saja, medium dan gaya mereka dalam menyampaikan kritik mengikuti perkembangan zaman, di mana medsos menjadi pilihan utama,” tutupnya.

‎Terakhir, ia lagi-lagi menyampaikan ucapan terimakasih banyak atas kerja sama, kolaborasi dan sinergi dalam setiap kegiatan GMNI Kendari.

‎”Saya pikir ini adalah bentuk pengabdian yang paling kongkret, dalam memberikan efek perubahan kepada mahasiswa dan masyarakat secara umum,” tegasnya.

Laporan : Tam

Continue Reading

Trending