Connect with us

KOMODITI

Tiongkok Saat ini Fokus Transformasi Pasar Kelapa Sawit

Published

on

Produk label RSPO-foto:infosawit.com-

JAKARTA, Bursabisnis.id – Dalam beberapa tahun mendatang, Tiongkok akan memainkan peran sentral dalam pengembangan industri minyak sawit berkelanjutan. Sejumlah kebijakan baru yang telah diimplementasikan menunjukkan komitmen serius untuk mengelola dampak lingkungan dan meningkatkan tata kelola di sektor ini.

Diungkapkan Lin Hui, Associate Professor, Institute of Science and Development Chinese Academy of Sciences, salah satu poin utama yang perlu dicatat adalah dampak besar Tiongkok dalam pasar internasional,khususnya sebagai salah satu pembuang sampah terbesar di dunia.

Konsumsi berbagai produk, termasuk minyak sawit, telah menjadi aspek utama dalam keseharian masyarakat Tiongkok. Seiring dengan peningkatan kesadaran akan isu-isu lingkungan, Tiongkok semakin fokus pada transformasi pasar kelapa sawit dan produk serupa untuk mendukung perdagangan global yang berkelanjutan.

“Upaya ini mencerminkan komitmen Tiongkok untuk berpartisipasi dalam aksi global terkait iklim, dan komoditas tropis, termasuk minyak sawit, memainkan peran sentral dalam agenda ini,” kata Lin Hui sebagaimana dilansir dari laman infosawit.com pada Sabtu, 13 April 2024.

Lebih lanjut tutur Lin Hui, penting untuk mencatat bahwa kebijakan-kebijakan ini telah memunculkan konsekuensi positif dalam hal penggunaan minyak sawit berkelanjutan di Tiongkok. Sejak berdirinya kantor perwakilan sekretariat RSPO di Tiongkok pada tahun 2015 silam, jumlah anggota RSPO di negara ini telah meningkat secara signifikan.

Pada tahun 2023, lebih dari 300 anggota RSPO aktif di pasar Tiongkok, mengkonsumsi hampir 500 ton minyak sawit berkelanjutan, yang mencakup hampir delapan persen dari total volume impor.

Menghadapi masa depan pembangunan berkelanjutan, tantangan dan peluang harus diperhatikan dengan cermat. Langkah-langkah seperti membangun kerangka tata kelola kolaboratif untuk produsen dan konsumen, serta investasi dalam produksi berkelanjutan, menjadi langkah-langkah kunci.

“Kebijakan-kebijakan yang diarahkan pada ketahanan lingkungan dan trade-off antara berbagai tujuan, terutama di Malaysia dan wilayah-wilayah lain di dunia, memerlukan perhatian khusus,” katanya.

Penting untuk mencapai keseimbangan yang baik antara produksi dan lingkungan hidup. Implementasi teknologi digital dalam rantai pasokan dan penggunaan data ilmiah yang akurat dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pelatihan minyak sawit dan meminimalkan dampak negatif.

Sumber : infosawit.com

Penulis : Rustam

Continue Reading

KOMODITI

Nilai Ekspor Industri Kulit Indonesia Triwulan I Tahun 2025 Capai USD 2,26 Miliar

Published

on

By

Industri tas yang terbuat dari kulit banyak diminati pasar dalam negeri maupun luar negeri. -foto:https://indonesia.go.id-

JAKARTA, Bursabisnis.id – Sektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mengalami pertumbuhan sebesar 6,95 persen pada triwulan I tahun 2025. Lebih tinggi bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 lalu yang hanya mencapai 5,90 persen.

Sementara itu, nilai ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sepanjang Januari hingga Maret 2025 mencapai USD2,26 miliar atau meningkat 12,25 persen dibanding periode triwulan I tahun 2024. Hal ini menunjukkan sektor ini memiliki potensi dan peluang untuk terus dikembangkan.

“Untuk tahun 2025, proyeksi pertumbuhan diprediksi mencapai 6,5 persen, didorong oleh permintaan pasar global dan kebijakan hilirisasi dalam negeri,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi sebagaimana dilansir dari laman kemenperin.go.id.

Salah satu daerah yang berpotensi untuk pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM) sektor kulit, yakni Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya di wilayah Bantul dan Keparakan.

Namun demikian, tantangan yang dihadapi para pelaku IKM setempat terbilang tidak sedikit, antara lain kurangnya keterampilan teknis, minimnya peralatan modern, hingga lemahnya akses ke pasar yang lebih luas.

Untuk itu, Kemenperin melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet dan Plastik (BBSPJIKKP) Yogyakarta menjalin kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi DIY untuk menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Teknik Produksi bagi 40 peserta dari IKM Kulit di wilayah Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung pada 2-23 Juni 2025 ini difasilitasi oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik dari Kemenperin.

Pelatihan tersebut juga menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam mendorong IKM naik kelas, melalui penguasaan keterampilan teknis yang disertai sertifikasi kompetensi.

“Ketika SDM sektor IKM menjadi kompeten, maka otomatis daya saing produknya akan meningkat. Ini sejalan dengan arahan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional (KIN), bahwa pembangunan industri tidak boleh lepas dari pembangunan manusianya,” ujar Andi.

Adapun pelatihan dilaksanakan secara tatap muka dengan kombinasi teori dan praktik, yang terdiri dari 30 persen penyampaian materi dan 70 persen praktik langsung.

Pembukaan pelatihan dilakukan di BBSPJIKKP, dilanjutkan dengan praktik di Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta. Penutupan pelatihan direncanakan digelar di Ndalem Kulit Jogja, yang merupakan UPTD untuk pengembangan sentra IKM kulit di Manding, Bantul.

Kepala BBSPJIKKP Hagung Eko Pawoko menjelaskan, pada pelatihan ini, para peserta diberikan materi terkait teknik pemilihan bahan kulit, proses produksi yang efisien, pengendalian mutu, serta pengenalan teknologi tepat guna dalam industri kulit. Sebagai lanjutan dari pelatihan, seluruh peserta juga akan mengikuti sertifikasi kompetensi sebagai bentuk pengakuan terhadap kemampuan yang telah mereka peroleh selama pelatihan.

“Kurikulum pelatihan ini telah disusun berdasarkan unit kompetensi dalam SKKNI yang relevan dengan kebutuhan industri alas kaki masa kini,” tuturnya. Oleh karena itu, diharapkan 40 peserta yang mengikuti pelatihan ini mampu meningkatkan keterampilan produksinya yang tidak hanya unggul dari sisi desain, tetapi juga berkualitas dan kompetitif di pasar domestik maupun ekspor. Sebab, pelatihan ini diisi oleh instruktur dari BBSPJIKKP yang memiliki kompetensi teknis dan pengalaman di bidang industri kulit.

Sumber : kemenperin.go.id
Laporan : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

KOMODITI

Harga Sawit di Kalteng Usia 10 Tahun Keatas Rp 3.478 Per Kilogram

Published

on

By

TBS sawit

KALTENG, Bursabisnis.id – Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), periode I-Mei (1-15 Mei 2025), untuk usia sawit 10 – 20 tahun turun Rp205,59/Kg menjadi Rp 3.478,76/Kg.

Untuk menentukan harga TBS Sawit periode II-Mei 2025 dilakukan pada Rabu, 4 Juni 2025 di Kota Palangka Raya, Kalteng.

Saat ini harga sawit dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, untuk sawit umur 3 tahun Rp 2.393,01/Kg.

Sawit umur 4 tahun Rp 2.609,25/Kg, sawit umur 5 tahun Rp 2.819,34/Kg.

Kemudian sawit umur 6 tahun Rp 2.901,44/Kg, lalu sawit umur 7 tahun Rp 2.960,56/Kg, dan sawit umur 8 tahun Rp 3.087,49/Kg.

Sementara sawit umur 9 tahun Rp 3.169,58/Kg dan sawit umur 10-20 tahun Rp 3.273,17/Kg, sawit umur 21 tahun Rp 3.269,53/Kg, sawit umur 22 tahun Rp 3.263,48/Kg, sawit umur 23 tahun Rp 3.236,86/Kg, dan sawit umur 24 tahun Rp 3.236,86/Kg.

Sementara harga minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan Rp 13.218,23/Kg dan harga Kernel Rp 13.085,70/Kg dengan indeks K 91,52%.

Laporan : Tam

Continue Reading

KOMODITI

OJK Sultra Dorong Pengembangan Komoditas Kakao di Kolaka Timur

Published

on

By

Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha. -foto:ikas-

KENDARI, Bursabisnis.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya mendorong komoditas kakao dapat meningkatkan ekonomi daerah pada tahun 2025.

Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha, mengatakan komoditas kakao nantinya bakal didorong dikembangkan di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) sebagai penghasil kakao.

“Ada dua wilayah di Koltim penghasilan kakao. Ini yang kita akan dorong dan menjadi unggulan yang kami pada tahun 2025,” ujar sat melakukan bincang bersama media di salah satu restoran di Kendari.

Ia menegaskan, bahwa Sultra menjadi urutan kedua se-indonesia dalam budidaya kakao. Tentu ini menjadi hal penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Oleh karena itu, dia menyebutkan bahwa pihaknya telah menunjuk sejumlah pihak untuk mendorong upaya peningkatan komoditas kakao tersebut

“Tentunya ekosistem ini sangat baik, kami akan membantu dan melibatkan masyarakat juga dalam mendorong komoditas kakao ini,” bebernya

Dia menambahkan, bahwa perlunya untuk mendorong produk kakao ini hingga proses hilirisasinya dapat memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat.

 

 

 

 


Liputan: Mirkas
Editor : Tam

Continue Reading

Trending