PERTANIAN
Kementerian Pertanian Temukan Inovasi Antivirus Berbasis Eucalyptus
JAKARTA, bursabisnis.id – Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian resmi meluncurkan inovasi antivirus berbasis eucalyptus. Antivirus buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan ini, bahkan telah berhasil mendapatkan hak patennya.
Selain mematenkan produk tersebut, Kementan juga menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya. Penandatanganan perjanjian Lisensi Formula Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus antara perwakilan Balitbangtan dan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) dilaksanakan di Bogor pada pertengahan Mei lalu sebagaimana dilansir di situs pertanian.go.id.
Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan langkah ini ditujukan sebagai bagian dari ikhtiar pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menyikapi pandemi covid yang tengah mewabah, langkah ini juga diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menghargai dan mendukung karya anak bangsa.
“Para peneliti di Balitbangtan ini juga bagian dari anak bangsa, mereka berupaya keras menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk bangsanya, semoga hal ini mampu menjadi penemuan baik yang berguna bagi kita semua” jelas Fadjry.
Eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.
Menurut Fadjry minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.
Penemuan tersebut disimpulkan melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan. Ia menjelaskan laboratorium tempat penelitian eucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosavety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner. Virologi Kementan pun sudah melakukan penelitan sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona dan gamma corona.
“Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp. yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus” bebernya.
Dalam berbagai studi dikatakan, obat ini hanya cukup 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100%.
Bahan aktif utamanya, terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melalui mekanisme M pro. M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona.
Penelitian menunjukkan Eucalyptol ini berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus. Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan.
Terkait dengan banyaknya keraguan terhadap antivirus ini, Fadjry mengatakan hingga saat ini, banyak negara yang berlomba-lomba menemukan antivirus corona, begitupun di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani virus corona (Covid-19) yang masih mewabah di Indonesia.
“Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan, paling tidak ini bagian dari upaya kita, minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi,” paparnya.
Laporan : Rustam Dj
PERTANIAN
Bendungan Ladongi Mampu Suplai Air Irigasi Seluas 3.604 Hektar di 4 Kabupaten
KENDARI, Bursabisnis.id – Bendungan Ladongi yang terletak di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dibangun oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak tahun 2016 sampai akhir tahun 2021.
Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa, 28 Desember 2021 di Kolaka Timur. Dari data Kementerian PUPR, Bendungan Ladongi menggunakan anggaran pemerintah Rp 1,2 Triliun lebih.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si, proses pembangunan Bendungan Ladongi dilaksanakan dalam dua paket multiyears. Yakni tahap I dikerjakan mulai tahun 2016 sampai tahun 2020. Kemudian tahap II dikerjakan tahun 2019 sampai 2021.
Dengan beroperasinya Bendungan Ladongi, Kolaka Timur, sejak akhir tahun 2021, pemerintah tentu berharap dapat memenuhi kebutuhan air irigasi untuk keperluan sektor pertanian.
“Hadirnya Bendungan Ladongi dalam rangka mendukung kemandirian, kedaulatan dan ketahanan pangan Indonesia,” kata Parinringi mantan Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut) ini.
Menurut Parinringi yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Konawe, kehadiran Bendungan Ladongi diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap kemajuan ekonomi masyarakat Kabupaten Kolaka Timur dan kabupaten sekitarnya.
Manfaat terbangunnya Bendungan Ladongi, Kolaka Timur adalah :
1. Irigasi
Bendungan Ladongi disiapkan untuk menyuplai air irigasi seluas 3.604 hektar lahan pertanian di empat kabupaten, yakni Kabupaten Kolaka Timur sendiri, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka.
Bendungan ini diketahui mempunyai kapasitas daya tampung sebesar 45,9 juta meter kubik air. Bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi padi sawah dan hasil pertanian lainnya.
2. Air bersih
Bendungan Ladongi menyediakan air baku sebanyak 120 liter per detik dan bisa reduksi banjir sebesar 176,6 meter kubik per detik.
Bendungan Ladongi menjadi salah satu solusi untuk penyediaan air minum yang sehat di Kolaka Timur, melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Dimana tepat 8 Agustus 2024 lalu, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Utama Sultra sudah melakukan MoU dengan PT Medco Infrastruktur Indonesia dalam sektor jasa SPAM di 17 kabupaten/kota seSultra.
“Bendungan Ladongi bisa menjadi salah satu sumber air baku yang bisa dikerjasamakan melalui SPAM di Kolaka Timur,” ujar Parinringi yang saat ini menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel).
3. Potensi Listrik
Bendungan Ladongi juga memiliki potensi listrik sebesar 1,3 megawatt. “Bila potensi listrik ini bisa dimaksimalkan, akan sangat membantu dalam pemenuhan daya listrik bagi perusahaan industri skala besar,” terang Parinringi.
4. Pariwisata
Bendungan Ladongi menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kolaka Timur, pasca peresmian akhir tahun 2021 lalu.
Lokasinya yang indah dan sejuk, menjadikan bendungan ini banyak dikunjungi wisatawan untuk melihat langsung sekaligus berswafoto.
Advetorial/Pariwara
PERTANIAN
Lima Manfaat Hadirnya Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe
KENDARI, Bursabisnis.id – Bendungan Ameroro yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 14 Mei 2024 lalu, merupakan bendungan kedua yang diresmikan di Provinsi Sulawesi Tenggara, setelah Bendungan Ladongi yang terletak di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim).
Bendungan Ameroro terletak di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, sekitar 120 Km dari Kota Kendari, Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara menuju arah barat.
Bendungan Ameroro dibangun dengan menggunakan alokasi dana APBN sebesar Rp 1,57 Triliun. Bendungan Ameroro diketahui memiliki panjang 292 meter dengan tinggi 82 meter dan lebar puncak bendungan 12 meter. Bendungan ini diperkirakan dapat menampung air sebanyak 98,81 juta m3.
Bendungan Ameroro dibangun ketika Covid-19 melanda seluruh dunia, tepatnya mulai April 2021 lalu. Dan nanti pada medio Mei 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan.
Saat peresmian, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi serta Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto, anggota DPR RI Ridwan Bae dari Dapil Sultra.
“Dengan dibangunnya Bendungan Ameroro, tentu diharapkan dapat memberikan asas manfaat bagi masyarakat Kabupaten Konawe dan sekitarnya,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra, Parinringi, SE,M.Si.
Kehadiran Bendungan Ameroro diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar Kabupaten Konawe dan sekitarnya.
Manfaat yang dimaksud meliputi :
1. Tampungan air Bendungan Ameroro akan dialirkan ke lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Konawe.
Diperkirakan jangkauan aliran air dari Bendungan Ameroro mencapai luas 3.363 hektare. Dengan rincian lahan di daerah Bendungan Ameroro seluas 1.903 hektare dan di daerah Meraka seluas 1.460 hektare.
Dengan air yang melimpah dari Bendungan Ameroro, DPMPTSP Provinsi Sultra optimis kebutuhan air untuk irigasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perkebunan dan pertanian lokal di Kabupaten Konawe.
“Kita berharap bahwa dengan air irigasi yang memadai, maka produksi padi sawah dan hasil perkebunan dapat meningkat,” harap Parinringi yang pernah menjabat Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut).
2. Bendungan Ameroro diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan air baku hingga 0,51 m3/detik yang dapat digunakan untuk kebutuhan industri dan sumber kehidupan masyarakat sekitar.
3. Bendungan Ameroro juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
PLTMH adalah jenis pembangkit listrik dengan skala kecil yang memanfaatkan aliran air untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangunan PLTMH di Bendungan Ameroro, diperkirakan akan menghasilkan listrik hingga 1,3 MW. Aliran listrik ini akan dimanfaatkan untuk masyarakat, fasilitas umum, serta untuk mendukung kegiatan industri.
4. Bendungan Ameroro juga nantinya dapat menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Konawe yang sering terjadi ketika musim hujan tiba. Seperti yang terjada pada tahun 2022 lalu, beberapa desa di Kabupaten Konawe terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) antara 40 Cm hingga 60 Cm.
5. Bendungan Ameroro menjadi obyek wisata baru di Kabupaten Konawe. Masyarakat dapat melihat dan merasakan sensasi berada di sekitar bendungan sambil menikmati suasana alam yang terbuka.
Dimana banyak rumah, padi sawah dan tanaman masyarakat yang terendam banjir. Sehingga menimbulkan kerugian yang terbilang besar bagi masyarakat.
Avetorial/Pariwara
PERTANIAN
Bulog Diingatkan Serap Hasil Panen Raya Petani
MEDAN, Bursabisnis.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, mengingatkan Badan Urusan Logistik (Bulog), untuk segera melakukan penyerapan hasil panen raya secara maksimal.
Menurutnya, peran Bulog sangat diperlukan mengingat saat ini target Optimasi Lahan (Oplah) Rawa Sumatera Utara termasuk yang paling besar, yakni sekitar 30 ribu hektar.
“Jangan sampai orang sudah bekerja siang dan malam, kemudian Bulognya lalai. Jadi ini menjadi perhatian Pak, harus mau dan sanggup siap menyerap hasil panen dari petani sehingga harganya tidak jatuh,” ujar Wamentan saat menghadiri Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan Medan sebagaimana dilansir dari laman pertanian.go.id pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Meski demikian, Wamentan menyoroti sejumlah capaian PAT di Provinsi Sumatera Utara yang hingga saat ini masih terbilang kecil, yaitu baru 4 ribu hektar. Oleh karena itu, dia mendorong jajaran di Dinas Pertanian Sumatera Utara untuk mengakselerasi percepatan realisasinya.
“Pak Kadis kalau ini dicapai lebih cepat, tentu presentasenya akan cepat meningkat. Kami mendapatkan laporan Bapak Panglima, bahwa Oplah ini kan artinya sudah ada SID-nya, desainnya sudah 99 persen. Nah ini kami mohon betul-betul untuk bisa, maksud saya karena desainnya sudah ada, kalau tidak ada masalah maka kami berharap kita harus memenangkan waktu. Maka kami mohon ke Pak Panglima dan Bapak-bapak Komandan Kodim semuanya untuk menjadi perhatian,” bebernya.
Sebagaimana diketahui, PAT merupkan upaya Kementerian Pertanian dalam rangka menjaga produksi pangan strategis utamanya padi di tengah ancaman kekeringan dan fenomena El nino. PAT dijalankan melalui optimalisasi lahan rawa, penanaman padi gogo dan solusi cepat pompanisasi.
Mengenai hal ini, Wamentan mengapresiasi capaian pompanisasi Sumatera Utara yang sampai tanggal 10 Agustus 2024 ini sudah mencapai 80 persen. Artinya, dari target 49.704 hektar, sudah terealisasi 43.218 hektar.
“Pompanisasi target 49 ribu hektar, bukan berarti kalau sudah 49 ribu terus berhenti. Boleh Pak, 100, 120, 200 persen boleh. Bukan terus dibatasi, hanya boleh segitu. Jadi boleh lebih banyak,” katanya.
Wamentan menambahkan bahwa sampai akhir tahun nanti, total target PAT Sumatera Utara sudah mencapai 97.000 hektar dimana 30 persen di antaranya merupakan optimasi lahan rawa.
“Jadi rawa itu nggak cuma dibiarkan rawa, tapi bagaimana rawa itu betul-betul kita engineering, kita konstruksi sehingga bisa menjadi lahan produktif. Artinya begitu musim hujan tiba rawanya penuh air, nah pada saat kemarau kan sedikit air bisa ditanami, nah gimana kita bendung supaya pas musim hujan tetap bisa ditanami, sehingga yang tadinya lahan rawa bisa panen sekali setahun, bisa dua kali setahun, cukup-cukup bisa lebih baik dari itu,” jelasnya.
Sumber : pertanian.go.id
Penulis : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
PASAR5 years ago
PD Pasar Kota Kendari Segel Puluhan Lapak di Pasar Baruga