Connect with us

Ekonomi Mikro

Di Kendari, Harga Sembako Mulai Merangkak Naik

Published

on

KENDARI, bursabisnis.id – Pemerintah Kota Kendari diharapkan segera melakukan operasi pasar, menyusul naiknya harga beberapa komoditi  sembilan bahan pokok (Sembako) di pasar-pasar tradisional.

Penyebab naiknya harga sembako di tingkat pengecer, karena dipengaruhi minimnya pasokan dari produsen ke pedagang pengecer akibat adanya pembatasan sosial sebagai dampak virus corona.

Pantauan wartawan Bursabisnis.id di Pasar Panjang yang terletak di Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Kendari, harga komoditi beras naik cukup signifikan. Sebelum merebaknya virus corona atau covid-19, harga beras Dolog masih ditemukan Rp 7.500 sampai Rp 8.000 per liter atau paling mahal Rp 9.000 per Kg. Namun saat ini sudah di kisaran Rp 10.000 per Kg atau Rp 9.000 per liter.

Untuk harga beras jenis Ciliwung sudah mencapai Rp 11.000 sampai 12.000 per Kg atau Rp 10.000 per liter. Padahal sebelumnya, sekitar 1 bulan yang lalu  masih ditemukan harga Rp 9.000 per liter.

“Harga beras memang naik pak, karena harga dari sumber beras juga naik katanya pak. Jadi kami pengecer di pasar, mau tidak mau juga harus menaikkan juga,” ungkap Amir, salah seorang pedagang beras di Pasar Panjang.

Di tempat terpisah, di Pasar Sentral Wua-wua, harga gula pasir juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Dari harga kisaran Rp 17.000 sampai 18.000 per Kg, naik menjadi Rp 20.000 sampai Rp 21.000 per Kg.

Untuk harga minyak goreng, hingga sekarang masih cenderung stabil di tingkat pengecer. Kecuali harga telur ayam yang mengalami kenaikan, dari harga Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per rak, naik menjadi Rp 54.000 sampai Rp 56.000 per rak.

“Naiknya harga-harga kebutuhan pokok, saya kira Pemerintah Kota Kendari sudah perlu menggelar operasi pasar. Jangan tunggu nanti bulan puasa baru digelar operasi pasar,” harap Nyonya Wadirman K, salah seorang ibu rumah tangga di Kota Kendari.

 

 

Laporan : Rustam

Continue Reading

Ekonomi Mikro

Kadin Sultra dan Bulog Sepakat Kerja Sama Kembangkan UMKM Berbasis Rumah Pangan Kita

Published

on

By

Ketua Kadin Sultra Anton Timbang dan Kepala Bulog Sitti Mardati Saing menandatangani kerjasama pengembangan UMKM. -foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis.id – Ketua Kadin Sulawesi Tenggara (Sultra), Anton Timbang, dan Kepala Bulog Sultra, Sitti Mardati Saing, menandatangani kerjasama pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis Rumah Pangan Kita (RPK) di Kantor Bulog Sultra pada Senin, 20 Januari 2025.

Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang mengungkapkan, Kerja sama ini dilaksanakan untuk memperkuat kemitraan strategis yang telah terjalin antara Kadin dan Bulog, yang selama ini telah berkolaborasi dalam kegiatan pasar murah dan penyediaan sembako.

“Melalui MoU ini, Kadin dan Bulog akan berperan aktif dalam pembinaan UMKM, meliputi pembinaan produk, pemasaran, dan permodalan, dengan tujuan untuk meningkatkan kelas UMKM,” ungkap Anton Timbang.

“Bulog akan menyediakan kebutuhan pangan untuk mendukung program pembinaan tersebut,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bulog Sultra, Sitti Mardati Saing, menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin dan berharap MoU ini akan meningkatkan ketahanan pangan daerah.

“Program ini diharapkan dapat membantu UMKM memasarkan hasil panen petani dan mendukung program makanan bergizi gratis bagi masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai proyek percontohan (pilot project), tahap awal kerjasama ini akan dilaksanakan di Kota Kendari dengan melibatkan 50 UMKM RPK (Rumah Pangan Kita).

“Ke depannya, program ini akan dikembangkan ke wilayah lain di Sultra, mengingat Bulog memiliki 5 cabang dan 13 gudang yang dapat mendukung kegiatan ini,” ungkap Sitti Mardati Saing.

“Tiga komoditi utama yang akan difokuskan adalah beras, gula pasir, dan minyak goreng, dengan potensi pengembangan komoditi lain di masa mendatang,” pungkasnya.

Penulis : Icha

Continue Reading

Ekonomi Mikro

Kadin dan Bulog Sultra Kolaborasi Kembangkan Rumah Pangan Kita

Published

on

By

Kadin dan Bulog Sultra melakukan pertemuan. -foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis.id – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus memperkuat ekonomi rakyat dengan menggagas pembentukan ekosistem ekonomi berbasis warga.

Kali ini, KADIN Sultra berkolaborasi dengan Perum Bulog Sultra untuk mengembangkan Rumah Pangan Kita (RPK) di tingkat kecamatan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat sore 3 Januari 2025, KADIN Sultra dan Perum Bulog Sultra sepakat untuk membentuk simpul ekonomi berbasis masyarakat, di mana warga dapat berperan aktif melalui keberadaan RPK.

Program ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti beras, minyak, gula, dan terigu dengan harga yang terjangkau dan dijamin oleh pemerintah melalui Perum Bulog.

Wakil Ketua Umum KADIN Sultra, Sastra Alamsyah, menjelaskan bahwa penguatan RPK merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi kerakyatan. RPK yang berada langsung di tengah masyarakat dapat memastikan bahwa kebutuhan dasar warga dipenuhi dengan harga yang murah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Perum Bulog Sultra.

“Keberadaan RPK ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, terutama di tengah situasi ekonomi yang semakin sulit. Kami (KADIN Sultra) akan mendorong agar RPK ini terbentuk di setiap kecamatan, bahkan di setiap kelurahan,” ujar Sastra, Jumat 3 Januari 2025.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing, menyambut baik langkah KADIN Sultra dan menegaskan dukungannya terhadap pembentukan ekosistem RPK berbasis kerakyatan ini. Menurut Siti, pembentukan RPK bertujuan untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga yang terjangkau.

“Bulog sangat mendukung upaya KADIN Sultra untuk mendorong terbentuknya RPK di setiap kecamatan. Ini adalah bagian dari visi kami untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan dengan harga yang wajar,” ucap Siti.

Lebih lanjut, Siti Mardati Saing menambahkan bahwa pembentukan RPK berbasis kecamatan diharapkan tidak hanya meningkatkan distribusi bahan pangan, tetapi juga membuka peluang lapangan pekerjaan baru serta meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Penulis : Tam

Continue Reading

KOPERASI

Berantas Dampak Negatif Pinjol, Pemerintah Diminta Perkuat Koperasi

Published

on

By

Anggota Komisi Komisi VI DPR RI Mufti Anam. -foto:dpr.go.id

JAKARTA, Bursabisnis.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total outstanding (piutang) pembiayaan industri pinjaman online berupa peer-to-peer (P2P) lending mencapai Rp75,02 triliun per Oktober 2024. Pun, utang pinjol masyarakat Indonesia tumbuh hingga 29,23 persen year-on-year (yoy).

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi Komisi VI DPR RI Mufti Anam mengusulkan agar pemerintah mempermudah masyarakat untuk memperoleh layanan pinjaman yang ramah bunga. Salah satu opsi yang layanan yang ia utarakan adalah peningkatan opsi inklusi keuangan dengan menggalakkan program-program koperasi kerakyatan.

“Dulu koperasi itu sangat membantu perekonomian masyarakat, tapi sekarang makin lama makin surut. Ini harusnya kembali dibumikan oleh pemerintah agar program koperasi kerakyatan kembali menjadi alternatif keuangan di tengah masyarakat,” tutur Mufti.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu pun mengingatkan supaya pemerintah beserta lembaga terkait saling berkolaborasi untuk membuat peta jalan (roadmap) bersama guna memberantas dampak negatif dari pinjol.

“Tanpa ada pembatasan yang jelas dan roadmap pinjol, maka pinjol itu mati satu tumbuh seribu. Satu ditutup maka seribu pinjol muncul, artinya sama saja menyediakan banyak pilihan racun ke rakyat,” lanjut Mufti.

Menutup pernyataannya, aparat penegak hukum (APH) terlibat aktif menindak secara tegas setiap kasus terkait pinjol, termasuk para pemilik layanan pinjol harus juga dikenai sanksi jika bermasalah. Dirinya pun mengingatkan pemerintah untuk serius dan menempatkan masalah pinjol sebagai salah satu prioritas utama kerja sektor keuangan.

“Pemerintah harus bisa membatasi pinjol, terapkan aturan yang membatasi jumlah bank dengan aturan kecukupan modal dan lainnya. “Jangan hanya operator dan pegawai kelas bawah saja yang diciduk aparat penegak hukum, yang piramida paling atas yaitu pemilik pinjol juga harus dijerat,” pungkasnya.

 

Sumber : dpr.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID