Connect with us

BUDAYA

Hadir di Kendari, Guruh Ajak Masyarakat Perjuangan Kebudayaan Melalui Para Indra

Published

on

KENDARI – Prihatin akan kondisi kebudayaan Bangsa Indonesia yang saat memprihatinkan, Guruh Soekarno Putra bersama para pemerhati kebudayaan membentuk Paguyuban Rakyat Indonesia Raya (Para Indra). Dan Kota Kendari merupakan salah satu daerah yang ditunjuk untuk pagelaran kebudayaan bertajuk “Pesta Rakyat Samudra”, Senin 3 November 2018 pada pukul 15.00 Wita di kawasan Teluk Kendari.

Menurut putra mantan Presiden RI pertama ini, melalui Para Indra pihaknya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus berjuang dalam menjaga kebudayaan bangsa. Dikatakannya, saat ini pemerintah terkesan tak memperhatikan seni dan budaya, hanya di masa pemerintahan Soekarno saja, kebudayaan benar-benar diperhatikan.

Padahal, lanjut Guruh, kebudayaan merupakan suatu identitas Bangsa Indonesia yang seyogyanya terus dipelihara, agar negara ini benar-benar terlepas dari jajahan bangsa asing. Para Indra merupakan suatu wadah perjuangan di bidang kebudayaan bersama seluruh Rakyat Indonesia

Pada dasarnya, bicara kebudayaan tak hanya berkonotasi soal kesenian. Budaya adalah segala produk dari pikiran, akal dan budi manusia. Kesenian itu hanyalah salah satu aspek kebudayaan. Politik, ekonomi, pendidikan dan olahraga merupakan aspek kebudayaan.

Guruh juga mengutip ucapan ayahnya (Bung Karno), yang menyebut tiga kesaktian (Trisakti) yang harus diwujudkan yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkperibadian di bidang kebudayaan.

“Faktanya, saat ini kondisi Indonesia sudah sangat memprihatinkan, khususnya dari aspek bahasa, kuliner dan fashion. Di sinilah peran dari Para Indra untuk mewujudkan cita-cita proklamasi. Bung Karno juga pernah mengatakan, selain berjaya Indonesia juga harus bisa menjadi mercusuar di tataran dunia,” ungkap saudara Megawati Soekarno Putri itu.

Diterangkannya, bahwa yang menjadi pemikiran baginya sehingga menggagas terbentuknya paguyuban masyarakat tersebut, yakni memikirkan masa sekarang maupun masa depan Bangsa Indonesia. Olehnya itu, melalui Para Indra, pihaknya mengajak rakyat untuk konsisten berpegang pada pancasila dan membawa rakyat menjadi berdaulat.

Guruh juga mengaku, bahwa kehadiran Para Indra di kota lulo bukan hanya sekadar memperkenalkan paguyuban yang digagasnya itu, melainkan juga mengajak masyarakat untuk berjuang bersama dalam pelestarian kebudayaan secara umum.

Ditanya soal alasan pihaknya memilih Kendari sebagai lokasi pesta rakyat tersebut, Guruh mengaku bahwa dirinya sudah lama membangun komunikasi bersama masyarakat ibukota Provinsi Sultra. Selain itu, pemerhati kebudayaan ini juga sudah pernah mengunjungi Kendari pada tahun 1991 lalu.

“Selain bakar ikan, pesta rakyat ini juga akan akan diramaikan dengan tarian molulo,” pungkasnya. (Ikas)

BUDAYA

Tradisi Malam Kajiri Diyakini Masyarakat Wakatobi Sebagai Turunnya Lailatul Qadar

Published

on

By

Tradisi Hepatirangga masyarakat Wakatobi khususnya masyarakat Pulau Wangi-wangi. -foto:syaiful-

Tradisi Malam Kajiri Diyakini Masyarakat Wakatobi Sebagai Turunnya Lailatul Qadar

WAKATOBI, Bursabisnis.id – Tradisi Kajiri diyakini sebagai turunya Lailatul Qadar Oleh masyarakat Kabupaten Wakatobi khususnya bagi masyarakat Pulau Wangi-wangi.

Tradisi ini ditandai dengan Kegiatan Hepatirangga (bahasa daerah) yaitu mewarnai kuku dengan menggunakan daun pacar yang ditumbuk sampai halus kemudian dibalutkan pada kuku, baik laki-laki maupun perempuan.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu sebagai bentuk kesukuran masyarakat atas turunnya Lailatul kadar di malam ke-27 Ramadhan.

Kegiatan ini dilakukan masih sangat tradisional, dengan cara menghaluskan daun pacar yang ditumbuk sampai halus kemudian dibalutkan ke kuku. Konon di zaman dahulu untuk menghaluskan daun pacar dilakukan dengan cara dikunyah sampai halus, lalu diletakan pada kuku dan dibalut dengan dedaunan (daun pohon orami maupun balande / bahasa daerah).

” Kajiri ini adalah tradisi yang selalu dilakukan masyarakat Wakatobi khususnya Wangi-wangi dan itu memang sudah dari zaman dahulu yang dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman yang tumbuh di masyarakat, malam itu diyakini oleh masyarakat sebagai malam tutupnya Lailatul Qadar, ” kata tokoh adat La Ode Muhdar pada Rabu, 26 Maret 2025.

Paturangga (bahasa daerah) atau daun pacar swlin digunakan sebagai tanda datangnya malam Lailatul Qadar juga digunakan masyarakat setempat untuk membalut luka karena tekstur daun yang dingin dipercaya dapat menyembuhkan luka.

Tradisi mewarnai kuku ini, bisa berlangsung hingga dua malam mulai dari malam ke 27 ramadhan.

Laporan : Syaiful
Editor : Tam

Continue Reading

BUDAYA

Yang Mulia La Ode Kariu Dilantik Jadi Sultan Buton

Published

on

By

Prosesi pelantikan Yang Mulai La Ode Kariu sebagai Sultan Buton.-foto:ist-

BAUBAU, Bursabisnis.id – Setelah melalui proses yang cukup panjang, mulai dari prosesi Tiliki, Buataka Katange, Kambojai, Fali, Sokaiyana Pau sampai kepada prosesi Bulilingiana Pau atau pelantikan Sultan Buton, akhirnya Yang Mulia (YM) Drs H La Ode Kariu sah menjabat sebagai Sultan Buton atau Laki Wolio.

Prosesi Bulilingina Pau atau pelantikan Sultan Buton La Ode Kariu dilaksanakan pada Jumat, 29 November 2024.

Prosesi ini dihadiri langsung Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) YM Karaeng Turikale VIII Maros Brigjen (Pol) Dr AA Mapparesa , MM, M.Si bersama sejumlah Raja dan Sultan Se-Nusantara, termasuk raja-raja yang ada di Sulawesi Tenggara tergabung dalam FSKN dan juga Raja Timor yang sekarang masuk dalam negara Timor Leste.

Dalam sambutannya, Ketua umum FSKN YM Karaeng Turikale VIII Maros Brigjend (Pol) Dr AA Mapparesa, MM.M.Si memberikan dukungan sepenuhnya kepada La Ode Kariu yang sudah sah menjabat sebagai Sultan Buton dan kemudian menjadi anggota FSKN.

”Paduka yang Mulia Sultan Buton atas nama seluruh Raja dan Sultan kami menyampaikan ucapan selamat, ucapan tersyakur atas amanah yang mulia peroleh dari seluruh kerabat kita seluruh masyarakat yang ada di Kesultanan maupun di Pulau Buton ini. Kami yakin kita adalah partner strategis pemerintah khususnya di dalam pelestarian pemajuan dan pewarisan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur untuk diwariskan kembali secara positif nilai-nilai ini kepada generasi penerus kita,” ujarnya.

YM AA Mapparesa mewakili Raja dan Sultan yang ada di Nusantara ini menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si, sebab pihaknya sangat paham betul bagaimana proses yang dilakukan baik melalui proses adat maupun melalui pemerintah.

Ini suatu langkah positif dari Pemkot Baubau untuk membuat warga masyarakat tetap bersatu, karena yang paling mahal adalah persatuan.

Begitu pula dengan apa yang dilakukan dengan pelantikan Sultan Buton sebagai puncak acara yang dilaksanakan pada hari Jumat, yang merupakan hari yang sangat berkah dilaksanakan penobatan secara Islami di masjid dan dilanjutkan secara adat di Baruga.

”Inilah salah satu prosesi adat yang menurut catatan kami lengkap dan disaksikan oleh pemerintah setempat. Insya Allah Yang Mulia Sultan Buton, tetap berada di dalam FSKN Nusantara dan kami berharap pula seluruh kerabat kami di kesultanan maupun seluruh warga Baubau, mohon dukungan kiranya kita semua ini bisa melestarikan dan mewariskan budaya kita secara baik kepada generasi penerus kita. Dan hari ini Kesultanan Buton dan Pemkot Baubau telah mengukir sejarah bahwa inilah pelestarian adat dan pemajuan budaya yang menjadi mercusuar untuk nusantara kita,” tutupnya.

Penulis : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

BUDAYA

Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Apresiasi Pj Wali Kota Lestarikan Adat dan Budaya

Published

on

By

Gala dinner kepada raja dan Sultan se Nusantara di aula kantor Wali Kota Baubau Palagimata. -foto:ist-

BAUBAU, Bursabisnis.id – Raja dan Sultan se Nusantara yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) memberikan apresiasi kepada Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si yang terus berupaya melestarikan adat dan budaya Buton.

Apresiasi tersebut disampaikan langsung ketua umum FSKN YM Karaeng Turikale VIII Maros Brigjend Pol Dr AA Mapparesa MM, M.Si saat Gala Dinner atau jamuan makan malam yang digelar Pemkot Baubau kepada raja dan Sultan se Nusantara di aula kantor Wali Kota Baubau Palagimata pada Kamis, 28 November 2024 malam.

Menurut YM AA Mapparesa, suatu kesadaran atau keikhlasan untuk mempertahakan budaya dan adat serta nilai-nilai yang telah diwariskan oleh leluhur sudah ditunjukkan Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi dan seluruh jajarannya termasuk kepada seluruh perangkat adat Kesultanan Buton atas upaya melestarikan adat istiadat dan budaya.

Oleh sebab itu, Ketua FSKN AA Mapparesa juga menyampaikan pesan dari seluruh anggota FSKN kepada PJ Wali Kota Baubau mengingat, bahwa pataka untuk Silaturahmi Keraton Nusantara berakhir di Kota Baubau pada tahun 2019 lalu yakni di zaman almarhum Dr H AS Tamrin, MH.

Zaman kepemimpinan AS Tamrin yang terakhir menyelenggarakan Festival Keraton Masyarakat Adat (FKMA) yang mengusulkan, agar tidak tidak terlalu berlebihan untuk digelar kembali aktivitas FKMA di Baubau di tahun 2025/
YM AA Mapparesa, FKMA memberikan kesan yang dalam baik tuan rumah maupun sebagai kerabat.

Karena itu, janganlah masalah waktu dan biaya menjadi penghalang akan tetapi semangat silaturahmi yang menggerakan hati untuk dapat datang pada festival keraton nanti.

Pada kesempatan tersebut, YM AA Mapparesa juga memperkenalkan kehadiran perwakilan dari Kerajaan Timor yang kini masuk wilayah Timor Leste.

Diakui, sistem pemerintahan memang ada batas wilayah namun kalau pemerintahan adat batasnya ada di hati. Karena itu didalam lembaga adat tidak ada batas wilayah, karena semua satu misi yakni pelestarian adat dan budaya.

Penulis : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID