Connect with us

Fokus

Ini Tujuh Upaya Peningkatan Kesesuaian Tenaga Kerja yang Dilakukan Pemprov Sultra

Published

on

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sultra, LM Ali Haswandy,SE,M.Si. -foto:

KENDARI, Bursabisnis.id – Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada bulan Februari 2024 sebanyak 1.400,05 ribu orang. Terjadi kenaikan sebanyak 68,69 ribu orang dibanding bulan Februari 2023.

Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) juga mengalami kenaikan sebesar 2,09 persen poin.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Disnakertrans) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), LM Ali Haswandy,SE,M.Si, dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Sektor Mineral dan Batu Bara Tahun Anggaran 2024 di salah satu hotel di Kota Kendari pada akhir Juni 2024.

Rakorda Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Sektor Mineral dan Batu Bara Tahun Anggaran 2024 diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dengan berkoordinasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra.

Ali Haswandy melanjutkan, untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang terjadi hingga bulan Februari tahun 2024 sebesar 3,22 persen, turun 0,44 persen poin terhadap TPT pada Februari 2023 atau turun 0,64 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022.

Sedangkan penduduk yang bekerja sebanyak 1.355,01 ribu orang, meningkat sebanyak 72,38 ribu orang dari Februari 2023 atau meningkat sebanyak 123,10 ribu orang dari Februari 2022.

“Sebanyak 887,72 ribu orang atau 65,51 persen bekerja pada kegiatan informal, naik 2,64 persen poin dari Februari 2023,” kata LM Ali Haswandy dalam pemaparan di hadapan tim ahli Kementerian Investasi/BKPM.

Untuk tingkat pendidikan penduduk bekerja hingga bulan Februari 2024, Diploma IV, S1,S2 dan S3 sebanyak 227,64 ribu orang atau 16,80 persen.

Untuk pendidikan Diplomas I,II,III sebanyak 37,68 ribu orang atau 2,78 persen. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 69,39 ribu orang atau 5,12 persen. Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) 361,19 ribu orang atau 26,66 persen.

Kemudian pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) 237,05 ribu orang atau 17,49 persen.
Tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah paling banyak, yakni 422,06 ribu orang atau 31,15 persen.

Ali Haswandy mengungkapkan, penyerapan tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan masih didominasi pertanian yaitu sebanyak 54,45 ribu orang. Disusul perdagangan sebanyak 39,93 ribu orang, administrasi pemerintahan sebanyak 20,26 ribu orang.

 

Terkait dengan kebijakan pemerintah dalam hilirisasi investasi strategis sektor mineral dan batu bara, dalam pemaparan Ali Haswandy mengungkapkan, kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan industri nikel, khususnya di Sultra, yaitu :

 


1. Keahlian Teknis

Industri nikel membutuhkan tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang pertambangan, metalurgi, atau kimia. Mereka harus terampil dalam pengoperasian mesin-mesin industri, analisis laboratorium, dan proses produksi nikel.

2. Kemampuan manajemen

Selain keahlian teknis, perusahaan nikel juga membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan manajerial yang baik. Hal ini mencakup keterampilan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

3.Pemahaman Lingkungan

Karena industri nikel berkaitan erat dengan lingkungan, tenaga kerja juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen lingkungan, termasuk pengelolaan limbah dan dampak operasional terhadap ekosistem.

Hal lain yang perlu jadi perhatian bersama, kata Ali Haswandy, kesenjangan antara ketersediaan dan permintaan tenaga kerja.

Ini dapat dilihat dari sisi :

Keterbatasan keterampilan.

“Banyak tenaga kerja di Sulawesi Tenggara belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri nikel yang semakin kompleks dan maju,” ungkap Ali Haswandy.

Mismatch Kualifikasi.

Terdapat kesenjangan antara kualifikasi yang dimiliki pekerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri nikel di Sulawesi Tenggara.

Kurangnya Pengalaman.

Sebagian besar tenaga kerja lokal belum memiliki pengalaman kerja yang cukup di industri nikel, sehingga membutuhkan pelatihan dan bimbingan.

Tantangan Ketersediaan Tenaga Kerja

Kesenjangan Keahlian
Meskipun Sulawesi Tenggara memiliki jumlah penduduk yang besar, terdapat keterbatasan dalam ketersediaan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri nikel yang terus berkembang, walaupun ada beberapa tenaga ahli yang bekerja di luar Sultra.

Infrastruktur Pelatihan
Kapasitas lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi masih perlu ditingkatkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik industri nikel.

Koordinasi Pemangku Kepentingan
Kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan belum optimal sehingga mengakibatkan ketidakselarasan antara program pelatihan dan kompetensi yang dibutuhkan.

Upaya Peningkatan Kesesuaian Tenaga Kerja

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra melalui Disnakertrans Sultra adalah :

1. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kurikulum dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri nikel.

2.Pengembangan Program Pelatihan Spesifik
Pengembangan program pelatihan dan sertifikasi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan operasional dan teknis industri nikel di Sulawesi Tenggara.

3. Insentif untuk Tenaga Kerja Lokal
Pemberian insentif dan skema rekrutmen yang kompetitif untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja terampil asal Sulawesi Tenggara di industri nikel.

4.Peningkatan Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Mempererat kerjasama antara pemerintah daerah, perusahaan nikel, dan lembaga pelatihan untuk menyesuaikan kurikulum dan pelatihan dengan kebutuhan industri yang terus berubah.

5. Pelatihan Keterampilan
Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri nikel, seperti pelatihan pengelasan, pengoperasian mesin, dan keselamatan kerja.

6. Sistem Magang
Pengembangan program magang yang terintegrasi antara institusi pendidikan dan industri nikel, untuk menyiapkan calon tenaga kerja yang terampil dan siap bekerja.

7. Kolaborasi Industri dan Pemerintah
Penguatan kolaborasi antara industri nikel dan pemerintah daerah untuk menyinkronkan program peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan kebutuhan lapangan kerja.

Advetorial/Pariwara

 

 

 

Continue Reading

Fokus

FGD ‘Buton Partnership Forum’ Bahas Maritim dan Ekonomi Biru Kepton

Published

on

By

FGD Buton Partnership Forum. -foto:ist-

JAKARTA, Bursabisnis.id – Upaya membangun kawasan Kepulauan Buton (Kepton) secara simultan dengan model ‘Buton Partnership Forum’ yang digaungkan Pj Wali Kota Baubau – Dr. H. Muh. Rasman Manafi, SP., M.Si beberapa waktu lalu, telah masuk dalam tataran best pratice, dengan menggandeng Bappenas, Pemprov Sultra, dan sejumlah kepala daerah kawasan Kepulauan Buton.

Acara dikemas dengan metode Focus Group Discucssion (FGD) ‘Membangun Sektor Kemaritiman dan Ekonomi Daerah’ dengan tema utama ‘Pendayagunaan Potensi Blue Economy kawasan Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kemitraan Strategis dan Sinergi Pusat dan Daerah’ yang digelar pada Jumat, 4 Oktober 2024 di Jakarta.

Menjadi pembicara di forum tersebut antara lain Wahtu Wijayanto – Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas dengan tema ‘Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia dan Pembangunan Sektor Kemaritiman Daerah’.

Selanjutnya, J.Robert ST., MT – Kepala Bappeda Sultra dengan tema ‘Strategi Pembangunan Blue Economi Wilayah Kepulauan di Sultra.

Direktur regional II kementerian PPN/Bappenas dengan tema ‘Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam RPJPN 2025-2045 dan RKP 2025’. Pj. Wali Kota Baubau Dr. HM. Rasman Manafi dengan tema ‘posisi Kota Baubau sebagai hub maritim’ yang banyak mengurai potensi dan klaster 7 area prioritas pesisir Kota Baubau.

Sementara pembukaan didahului dengan materi dari Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas bertema ‘Pendayagunaan Potensi Blue Economy kawasan Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Karena forum ini berbasis kawasan di Kepton maka peserta juga berasal dari kepala daerah dan OPD di kawasan ini. Tampak hadir Pj. Bupati Buton-La Haruna, Pj. Bupati Buton Tengah – Konstantinus Bukide, Pjs. Bupati Wakatobi Ilmiati Daud, dari Buton Utara, Buton Selatan, Kabupaten Buton dan beberapa daerah sekitar, dan berapa pejabat eselon II di lingkup Pemerintah Kota Baubau.

Acara mendapat apresiasi dari para kepala daerah sebagai bentuk kekompakan dan sistem pembangunan berbasis kawasan yang ikut menguatkan upaya pemekaran calon Provinsi Kepulauan di masa datang.

Pj Wali Kota Baubau – Dr. H. Muh. Rasman Manafi, SP., M.Si dalam paparannya menyatakan pembangunan berbasis kawasan menjadikan pembangunan antar daerah di kawasan kepulauan Buton lebih terkoneksi hingga saling mendukung dan saling menguntungkan satu dengan lainnya dengan masing-masing keunggulan yang dimiliki.

Di Kota Baubau kata Dr. Rasman Manafi terdapat 7 area prioritas pesisir, masing-masing kawasan Kolagana, kawasan hutan Magrove Lakologou, green port kawasan pelabuhan Murhum, Harbour Maritime Fuel di kawasan Sulaa, kawasan wisata Batusori., green public space di Pantai Kamali, Stadion Betoambari dan Simpang lima, serta kawasan DAS Kali Baubau.

Penulis : Tam

Continue Reading

Fokus

Yang Tersisa dari KTT Iklim di Prancis: Peran Pemimpin Lokal pada Perubahan Iklim

Published

on

By

Pj Wali Kota Baubau Dr Muh Rasman Manafi mewakili Indonesia di forum internasional Nice Climate Summit di Perancis. -foto:ist-. -foto:ist-

Yang Tersisa dari KTT Iklim di Prancis: Peran Pemimpin Lokal pada Perubahan Iklim

PERANCIS, Bursabisnis.id – Pelaksanaan Nice Climate Summit atau konfrensi tingkat tinggi perikliman yang digelar di Kota Nice-Prancis 27 September 2024 pekan lalu dan dihadiri langsung Pj. Wali Kota Baubau Dr. H. Muh. Rasman Manafi, SP., M.Si. sebagai anggota delegasi Indonesia, masih menyimpan catatan penting bagi pemimpin lokal di dunia.

Menurut Dr. Rasman, pesan khusus ini berkaitan langsung terkait perbaikan kualitas iklim dan dampak pemanasan global, sebagaimana disampaikan Christian Estrosi – Wali Kota Nice saat pembukaan Nice Climate Summit. Christian Estrosi mengutip pandangan mantan Presiden Prancis – Jacques Chirac yang memperingatkan upaya dan tindakan cepat untuk penyelamatan Bumi sebagai akibat pemanasan global yang terus mendera.

“Rumah kini terasa begitu panas, seperti sedang terbakar. Ini hal mendesak dan butuh tindakan cepat untuk menyelamatkan Planet (Bumi) ini,” kata Estrosi mengutip pesan Jacques Chirac

Dr. Rasman menuturkan bahwa Wali Kota Nice itu mengingatkan dan mendorong peran penting para pemimpin kota-kota di dunia, dan pemimpin daerah menjadikan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan sebagai hal prioritas, termasuk pula masalah keamanan dan urbanisme.

Estrosi yang baru saja kembali dari persidangan Majelis Umum PBB di New York, telah merasakan dan menyaksikan makin tumbuhnya kesadaran masyarakat dunia terhadap dampak perubahan iklim, khususnya terhadap laut dan wilayah pesisir.

“Estrosi juga berbicara komitmennya terhadap isu-isu iklim, dan posisi Kota Nice sebagai tuan rumah KTT Kelautan berikutnya. Targetnya 60 negara menandatangani “Perjanjian Nice” yang berisi tentang perlindungan biodiversitas dan ekosistem laut.” Kata Dr. Rasman.

Beberapa point penting, Pidato Christian Estrosi pada pembukaan Nice Climate Summit, sebagai berikut;

1. Kepemimpinan dan Peran Pribadi: Christian Estrosi, Wali Kota Nice dan Presiden Metropole Côte d’Azur, membuka acara dengan menyambut para peserta dan menyoroti pentingnya peran pemimpin lokal dalam upaya menghadapi perubahan iklim.

Mengingatkan Pesan Jacques Chirac- mantan Presiden Prancis yang wafat 5 tahun lalu tentang kesadaran akan perubahan iklim dan urgensi tindakan cepat untuk melindungi planet.

2. Partisipasi di Majelis Umum PBB:
3. Kesadaran Global dan Kolaborasi Internasional: Menekankan bahwa mayoritas negara dari berbagai benua menunjukkan kesadaran yang tinggi mengenai perubahan iklim, dan pentingnya kolaborasi internasional untuk mencapai tujuan bersama. Perjanjian Nice (Treaty of Nice):

4. Memperkenalkan “Perjanjian Nice” yang bertujuan untuk melindungi biodiversitas dan ekosistem laut, dengan target minimal 60 negara untuk menandatangani perjanjian tersebut. Perjanjian ini mencakup program terstruktur dengan tujuan jangka panjang, perlindungan garis pantai, dan pendanaan untuk inisiatif perlindungan.

5. Hubungan antara Lingkungan dan Ekonomi: Menyoroti keterkaitan erat antara lingkungan dan ekonomi, serta pentingnya investasi dalam transisi hijau untuk menciptakan lapangan kerja masa depan dan menjaga stabilitas ekonomi.

6. Dampak Nyata Perubahan Iklim; Menyebutkan berbagai bencana alam yang terjadi akibat perubahan iklim, seperti badai, banjir, kebakaran hutan, dan gelombang panas ekstrem, serta dampaknya terhadap infrastruktur dan masyarakat.

7. Peran Kota dan Urbanisme Berkelanjutan: Menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dalam bidang urbanisme, kesehatan, keamanan, dan administrasi, serta contoh konkret pembangunan gedung yang ramah lingkungan di Nice.

8. Kolaborasi dengan Industri dan LSM: Mengapresiasi peran industri, UKM, dan LSM dalam perjuangan melawan perubahan iklim, serta pentingnya dukungan finansial dan teknis dari sektor-sektor ini.

9. Komitmen Prancis dan Kepemimpinan Global: Menyampaikan kebanggaan atas peran Perancis dalam memimpin upaya global melawan perubahan iklim, serta bagaimana suara Prancis dihargai dan didengarkan di forum internasional.

10. Harapan dan Aksi Ke Depan: Mengajak semua pihak untuk bekerja sama membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, serta mengajak warga Nice dan peserta summit untuk menghargai dan melanjutkan perjuangan ini dengan penuh dedikasi.

Poin-poin ini mencerminkan komitmen kuat Christian Estrosi dan Prancis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui kolaborasi internasional, perlindungan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.

Penulis : Tam

Continue Reading

Fokus

Fungsi Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak di Era Digital

Published

on

By

L.M Ihsan Thamrin.S.Psi.,M.Psi

PERAN keluarga sangat penting dalam pembentukan karakter anak karena keluarga adalah lingkungan pertama tempat tumbuh dan berkembang. Anak dapat belajar dalam keluarga antara lain nilai-nilai dasar seperti moralitas, etika, kedisiplinan dan tanggung jawab. Orang tua, sebagai sosok terdekat, menjadi teladan yang diikuti oleh anggota keluarga. Melalui interaksi sehari-hari, perilaku, tutur kata dan kebiasaan orang tua memberikan pengaruh besar dalam membentuk sikap dan kepribadian anak.

Selain itu, keluarga sebagai tempat perlindungan, anak belajar mengelola emosi, memahami empati dan mengembangkan hubungan sosial yang sehat. Pemberian perhatian, kasih sayang serta arahan yang baik dapat membantu anak membangun fondasi karakter yang kuat nantinya akan memandu mereka dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk dampak negatif dari lingkungan luar seperti teknologi dan media digital.

Peran Orang Tua sebagai Pendidik Pertama

Orang tua berperan sebagai pendidik pertama yang mempengaruhi perkembangan karakter, moral dan perilaku sejak usia dini. Keluarga juga berfungsi sebagai model perilaku, etika dan cara menghadapi situasi sehari-hari.

Pendidikan agama sering dimulai di rumah, anak-anak belajar keyakinan dan norma untuk panduan moral. Era digital, orang tua perlu membimbing anak dalam penggunaan teknologi yang bijak.
Aktivitas keluarga, seperti makan bersama, efektif dalam menanamkan nilai moral dan etika untuk membentuk karakter, mengajarkan sopan santun, rasa syukur dan kebiasaan berbagi.

Anak terlibat dalam tugas rumah tangga akan belajar tanggung jawab, kerja sama dan disiplin. Bercerita dan berdiskusi tentang pengalaman sehari-hari dapat menjadi kesempatan untuk membahas nilai-nilai moral.

Menjalani kegiatan sosial, seperti membantu tetangga atau berdonasi, mengajarkan empati dan kepedulian. Orang tua dapat mengajarkan pentingnya meminta maaf dan memaafkan dalam interaksi sehari-hari.

Penggunaan Teknologi Secara Bijak

Orang tua perlu menetapkan batasan waktu penggunaan perangkat teknologi dan mengajarkan anak untuk mengakses konten yang sesuai dengan usianya. Menggunakan software untuk membatasi akses ke situs dan aplikasi yang tidak layak, mengajarkan etika digital bersikap sopan serta menjaga privasi.

Orang tua perlu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi agar anak tidak meniru penggunaan perangkat yang berlebihan.

Teknologi adalah alat pembelajaran yang berguna, namun media sosial dapat memberikan manfaat sekaligus tekanan sosial, ini sangat perlu keseimbangan dalam penggunaan teknologi dan aktivitas lain pada anak.

Mengatur akses internet melalui jaringan Wi-Fi rumah penting untuk mendidik anak dalam mencari dan mengenali informasi yang benar dan berkualitas di internet.

Memantau interaksi anak di media sosial dan menyediakan aktivitas menarik di luar dunia digital untuk mengurangi ketergantungan anak pada teknologi. Ajak anak diskusi tentang bahaya di dunia digital, seperti predator online, cyberbullying dan risiko berbagi informasi pribadi.

Pentingnya Komunikasi dan Kedekatan Emosional

Ketika anak nyaman berbicara dengan orang tua, mereka cenderung berbagi pikiran dan perasaan, sehingga orang tua dapat lebih peka terhadap kondisi psikologis anak.

Dukungan emosional dapat diberikan saat anak menunjukkan tanda kecemasan atau stres. Komunikasi rutin membantu mengajarkan nilai-nilai moral, sementara kedekatan emosional mengajarkan empati dan kepedulian terhadap perasaan orang lain.

Anak yang didukung secara emosional cenderung lebih percaya diri. Orang tua, sebagai sosok utama dalam pendidikan karakter, dapat membentuk kebiasaan baik melalui komunikasi rutin.

Anak yang memiliki kedekatan emosional dengan orang tua mendorong kepercayaan diri untuk mengeksplorasi, mengambil inisiatif dan menghadapi tantangan baru. Kedekatan emosional membantu anak memahami perasaan orang lain dan mengelola emosi mereka secara sehat, memberikan anak kepercayaan untuk mencoba hal baru dan merasa nyaman serta belajar komunikasi yang sehat.

Mereka yang dekat secara emosional dengan orang tua lebih tahan terhadap stres berkat dukungan yang mereka terima saat menghadapi kesulitan.

Menangkal Dampak Negatif Era Digital

Ajarkan anak mengenali informasi valid, menghindari hoaks, serta pentingnya menjaga privasi dan data pribadi. Dorong anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik, seni atau hobi tanpa layar untuk mengurangi ketergantungan pada perangkat digital. Gunakan aplikasi atau fitur untuk memantau konten yang diakses anak.

Lakukan diskusi rutin mengenai pengalaman online anak termasuk pengamatan dan perasaan mereka. Luangkan waktu untuk interaksi langsung tanpa gangguan digital dan perkenalkan keterampilan mengelola stres serta emosi negatif melalui meditasi, olahraga atau menulis.

Tekankan sikap sopan dan menghormati orang lain di dunia maya dan dampak perilaku negatif. Diskusikan etika media sosial, termasuk berpikir sebelum membagikan informasi atau berkomentar.

Pujilah mereka saat mengatasi tantangan dan ajari untuk menetapkan tujuan kecil serta merayakan pencapaian. Ajak anak berpartisipasi dalam aktivitas sosial di luar dunia digital, seperti seni untuk meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi.

Ciptakan lingkungan nyaman untuk berbagi pengalaman, dengarkan dengan perhatian dan berikan dukungan tanpa menghakimi. Dorong anak untuk tetap positif dalam kesulitan, tetapkan aturan jelas tentang waktu layar dan konten yang diakses. Menyusun rutinitas sehat, seperti tidak menggunakan perangkat saat makan atau sebelum tidur dan ajarkan penggunaan teknologi yang bijak.

Kesimpulan

Keluarga adalah lingkungan pertama anak belajar nilai-nilai moral dan norma sosial. Anak meniru perilaku orang tua dan keluarga, serta mendapatkan dukungan emosional untuk menghadapi tekanan dari lingkungan digital.

Keluarga bertanggung jawab mengawasi penggunaan teknologi oleh anak dan menanamkan nilai moral serta etika, terutama dalam perilaku online.

Kegiatan bersama, seperti bermain dan berkumpul, memperkuat ikatan emosional dan mendukung perkembangan karakter serta identitas diri anak. Dukungan keluarga dapat membantu anak memahami diri dan nilai-nilai yang telah di bangun pada saat ini khususnya di era digital.

Penulis :
L.M Ihsan Thamrin.S.Psi.,M.Psi

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID