Connect with us

PERTANIAN

Integrasi Pertanaman Bawang Merah dan Peternakan di Desa Watukalangkari  Bombana

Published

on

Tim pengabdian Universitas Halu Oleh dan Universitas Lakidende kolaborasi membina petani dan peternak di Bombana. -foto:ist-

BOMBANA, Bursabisnis. Id – Kabupaten Bombana  berpotensi menjadi sentra pertanian dan peternakan.

Hal ini didukung oleh potensi lahan dan masyarakatnya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan peternak.

Salah satu tanaman yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Bombana adalah tanaman bawang merah.

Bawang merah merupakan  produk pertanian yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena sangat diperlukan masyarakat sebagai bumbu dapur dan fungsi lainnya.

Beberapa kelompok tani di Desa Watukalangkari sudah menjadikan bawang merah sebagai tanaman budidayanya.

Dibidang peternakan, masyarakat Desa Watukalangkari umumnya beternak sapi, kambing dan ayam.

Oleh karena itu tahun 2025 ini tim pengabdian Universitas Halu Oleo (UHO) yang berkolaborasi dengan Universitas Lakidende (Unilaki) yang terdiri dari Dr. Ir. Gusnawaty HS., SP., MP., IPM (FP-UHO); Prof. Dr. Ir. Muhammad Taufik, MSi (FP-UHO), Rahim Aka, SPt., MP. (FPt_UHO) dan Dr. Kalis Amartani, SP., MP. (FP-Unilaki) dengan dukungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi khususnya DP2M, kembali melakukan kegiatan pengabdian Pembinaan Desa Binaan (PDB) Tahun II di Desa Watukalangkari Kabupaten Bombana yang juga merupakan salahsatudesa binaan FP UHO.

Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu wujud atau manifestasi dari “Kampus Berdampak” yang saat ini digalakkan oleh Kemendiktisaintek.

Kegiatan ini dilaksanakan tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah, khususnya Kepala Desa Watukalangkari , Kelompok tani/kelompok ternak, masyarakat termasuk mahasiswa FP UHO yang juga ikut serta dalam kegiatan ini baik sebagai bentuk magang ataupun untuk penyelesaian tugas akhir.

Pelaksanaan kegiatan di Tahun 2025 ini telah diawali dengan kegiatan sosialisasi di Aula Kantor Desa Watukalangkari yang dihadiri oleh seluruh tim pelaksana, pemerintah desa, mitra petani/peternak, masyarakat sekitar dan mahasiswa.

Dengan potensi pertanian bawang merah dan peternakan di Desa Watukalangkari yang cukup menjanjikan, mendorong tim pengabdian untuk membantu petani dan peternak meningkatkan produktivitas bawang merah dan ternak mereka dengan melalui integrasi system pertanaman bawang merah, tanaman pakan ternak dengan peternakan sapi, kambing dan ayam sehingga dapat membantu petani bawang dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik.

Termasuk membantu peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak, serta meningkatkan kemampuan petani dan peternak mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik.

Sekaligus memberikan percontohan sistem peternakan semiektensif (system pengkandangan) yang terintegrasi dengan bak penampungan/fermentasi kotoran ternaknya, sehingga memudahkan peternak untuk mengumpulkan dan mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organic.

Laporan : Tam

Continue Reading

PERTANIAN

Dukung Program Ketahanan Pangan, Pemda Konawe Bersama Polri dan TNI Tanam Jagung

Published

on

By

Penanaman jagung di lahan pertanian SPP Wawotobi. -foto;ist-

KONAWE, Bursabisnis. Id – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) , Tentara Nasional Indonesia (TNI) , Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra , dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Konawe secara simbolis melakukan penanaman jagung.

Kegiatan tanam jagung  dilaksanakan di lahan pertanian SPP Wawotobi pada Rabu, 9 Juli 2025.

Penanaman jagung secara serentak Kuartal III tahun 2025 ini merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional dan program swasembada pangan yang dilakukan secara serentak di berbagai wilayah, dengan melibatkan unsur TNI, Polri, pemerintah daerah, serta kelompok tani yang dilakukan secara serentak melalui zoom meeting dipusatkan di Jawa Tengah.

Hadir langsung dalam kegiatan tersebut, Kapolda Sultra Irjen Pol Didik Agung Widjanarko, S.I.K., M.H., bersama Wakapolda Sultra, Danrem 143/Halu Oleo, serta jajaran pimpinan TNI-Polri lainnya. Jajaran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Konawe pun turut mendukung kegiatan ini.

Tampak hadir Sekda Provinsi Sultra, Kajari Konawe Dr. Musafir Menca, S.H., S.Pd., M.H., Kapolres Konawe AKBP Noer Alam, S.I.K., Ketua DPRD Konawe I Made Asmaya, S.Pd., M.M., dan Sekda Konawe Dr. Ferdinand, S.P., M.H., yang hadir mewakili Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, S.T.. Sejumlah kepala OPD lingkup Pemda Konawe juga ikut menyaksikan kegiatan tersebut.

Bupati Konawe Yusran Akbar melalui Sekda Konawe Ferdinand Sapan melaporkan saat ini Konawe akan melaksanakan program 10 hektar setiap desa. Dimana program ini, ke depan juga akan melibatkan Kapolsek dan Danramil di dalam rangka pengawasan.

“Saat ini di kawasan penanaman ini kurang lebih ada 15 hektar, ” ujarnya.

Pemda Konawe juga menargetkan tahun ini akan maksimalkan di musim tanam kedua dan ke depannya.

Ia berharap sejalan dengan terintegrasinya program pemerintah dan pemerintah provinsi diharapkan tahun depan sudah mulai 1 tahun 3 kali tanam.

“Hari ini juga melalui pemerintah provinsi akan membagikan bibit kurang lebih 21,9 ton dari 1.456 hektar sehingga mudah-mudahan program pangan jagung ini bisa sukses di Kabupaten Konawe, ” harapnya.

Sekda Konawe menyampaikan atas dukungan Kapolda Sultra dan pemerintah provinsi dan seluruh pihak terkait keadaan kabupaten Konawe tertib aman dan terkendali.

“Apa yang menjadi harapan masyarakat bisa berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan oleh bapak presiden, ” pungkasnya.

Diktehui, Polri secara nasional menargetkan penanaman jagung di lahan seluas 750 ribu hektare pada kuartal III 2025, dengan proyeksi produksi antara 3 hingga 7,5 juta ton jagung.

Sementara untuk kuartal IV, ditargetkan panen dari lahan seluas 1 juta hektare, dengan potensi produksi sebesar 4 hingga 10 juta ton.

Program ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam mendukung ketahanan pangan nasional, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI, stakeholder terkait, dan lebih dari 135.563 kelompok tani di seluruh Indonesia.

Pada kuartal I dan II tahun ini, program serupa telah berhasil menghasilkan panen jagung sebesar 2,08 hingga 2,5 juta ton.

Melalui program ini, Polri tidak hanya menunjukkan peran aktif dalam sektor keamanan, tetapi juga dalam mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian.

Laporan: Ilfa

Editor ; Tam

Continue Reading

PERTANIAN

Konawe Target Produksi Gabah Kering Giling 560.742 Ton

Published

on

By

Gubernur Sultra Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka bersama Bupati Konawe Yusran Akbar panen raya. -foto:ilfa-

KONAWE, Bursabisnis.id – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka bersama Bupati Konawe Yusran Akbar melakukan panen raya di areal persawahan Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe pada Senin, 26 Mei 2025.

Panen raya itu dilaksanakan ebagai bentuk dukungan terhadap upaya mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan di Sultra.

Selain panen raya, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penyerahan sejumlah bantuan strategis untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian di Konawe.

Berikut Bantuan yang diserahkan langsung oleh Bupati Konawe H. Yusran Akbar dan Gubernur Sultra Mayjend TNI (Purn) Andi Sumangerukka kepada kelompok tani di Kabupaten Konawe :

1. Bantuan benih padi Inbrida sebesar 5 ton
2. bantuan 1 unit Hand Traktor
3. Bantuan 1 unit Hand Traktor untuk kelompok tani Asaki Mandiri desa Asaki, Kecamatan Lambuya.
4. Bantuan 1 Unit Hand Traktor untuk kelompok tani ulusala Kelurahan Palarahi, Kecamatan Wasotobi.
5. Bantuan Benih padi senilai Rp. 1.008.000.000 setara 72 ton benih padi.
6. Bantuan pupuk senilai Rp 1. 029. 730.000
7. Bantuan alat mesin pertanian senilai Rp. 1.784 . 950.000

Dalam sambutannya, Bupati Konawe H. Yusran Akbar menyampaikan luas lahan sawah fungsional di Konawe 26,701 hektar, sehingga luas panen padi untuk 1 tahun dan 2 musim tanam seluas 53,404 Hektat

Kemudian, produktifitas per hektar 4,3 -5 ton, sehingga total produksi gabah kering giling hanya sebesar 240.318 ton.

” Kondisi ini masih sangat rendah dibanding dengan wilayah lain yang memiliki potensi yang sama, sehingga menjadi tugas bersama untuk menaikkan produktivitas per hektarnya menjadi 6-7 ton, sehingga total produktivitas total produksi gabah kering giling menjadi 373,828 ton, “ujarnya.

Lebih lanjut, Bupati Konawe mengatakan dengan efektifnya bendungan Wawotobi dan Ameroro direncanakan tahun 2026 pemda Konawe, akan mengaplikasikan penerapan Indeks Pertanaman 300 (IP 300).

Tujuannya untuk meningkatkan produksi padi dengan menanam padi tiga kali dalam satu tahun.

Program ini menjadi fokus utama pemerintah dan petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga stabilitas pangan.

Bila ini terlaksana dengan baik dan lancar maka target Gabah Kering Giling (GKG) akan mencapai 560.742 ton atau 336. 445 ton beras.

Laporan : Ilfa
Editor : Tam

Continue Reading

PERTANIAN

Empat Varietas Unggul Sawit dan 2 Varietas Kakao Resmi Dilepas

Published

on

By

Enam varietas unggul resmi dilepas untuk dikembangkan petani. -foto:Ditjenbun-

JAKARTA, Bursabisnis.id – Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan resmi melepas enam varietas unggul.

Enam varietas tersebut terdiri dari empat kelapa sawit dan dua kakao hasil usulan pelaku usaha yang telah melewati seleksi ketat.

Menurut Ketua TPV Ebi Rulianti, empat varietas kelapa sawit dilepas berasal dari dua perusahaan.

“PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) mengusulkan tiga varietas yang memiliki keunggulan moderat resisten terhadap penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Ganoderma, sementara PT Socfin Indonesia (SI) mengusulkan satu varietas yang mampu menghasilkan bunga jantan dalam jumlah besar, yang sangat dibutuhkan pada kebun produksi dengan bunga jantan terbatas,” katanya dilansir pada laman Ditjenbun.

Adapun dua varietas kakao yang dilepas merupakan hasil kolaborasi antara PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI) dan BRIN. Varietas ini unggul dari segi potensi hasil, kadar lemak tinggi, serta adaptif terhadap berbagai kondisi agroklimat.

Ebi menekankan bahwa pelepasan ini memperluas pilihan varietas unggul bagi petani.

“Dengan adanya varietas kelapa sawit yang memiliki ketahanan terhadap Ganoderma, petani kini memiliki solusi untuk mengatasi tantangan di wilayah yang endemis penyakit tersebut. Sementara varietas dengan bunga jantan melimpah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kebun melalui perbaikan sistem penyerbukan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa varietas kakao tersebut diharapkan menjadi alternatif andalan petani. Hal ini karena performa tinggi dan ketahanannya terhadap lingkungan yang beragam.

Ebi juga menyebut pelepasan varietas bukan hanya soal peningkatan hasil, tetapi juga menyangkut keberlanjutan dan efisiensi. Hal ini penting untuk menghadapi perubahan iklim serta ancaman hama dan penyakit.

“Ke depan, kami berharap akan lebih banyak varietas unggul yang dilepas untuk memperkaya pilihan masyarakat perkebunan. Varietas-varietas ini harus mampu menjawab tantangan masa kini, sekaligus memberikan peluang ekonomi yang lebih baik bagi petani dan pelaku usaha di sektor ini,” ujarnya.

Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyambut baik pelepasan enam varietas tersebut. Menurutnya, varietas ini telah melalui proses ilmiah dan menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

“Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang Direktorat Jenderal Perkebunan dalam memperkuat sistem perbenihan nasional dan memastikan bahwa petani memiliki akses terhadap benih yang berkualitas dan adaptif terhadap tantangan zaman,” ungkap Heru.

Secara terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut pelepasan varietas ini sebagai langkah penting dalam meningkatkan daya saing sektor perkebunan. Varietas-varietas tersebut dinilai unggul dari sisi produktivitas, ketahanan penyakit, dan adaptasi iklim.

“Saya mengapresiasi kolaborasi antara pelaku usaha, lembaga riset, dan pemerintah yang telah menghasilkan inovasi varietas ini dan menjadi bukti nyata mendukung pengembangan komoditas perkebunan strategis Indonesia. Diharapkan ke depan, petani dan pelaku industri perkebunan dapat memanfaatkan varietas ini untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan secara berkelanjutan,” tutur Mentan.

Sumber : Ditjenbun

Continue Reading

Trending