PERTANIAN
Luas Sawah Irigasi di Bombana Mencapai 8.813 Hektar
BOMBANA, Bursabisnis.id – Pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terbagi dua, yakni komoditi sawah irigasi dan non irigasi.
Berdasarkan laporan penelitian dan bantuan teknik survey pendahuluan kegiatan penyediaan peta potensi Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Kabupaten Bombana yang dilakukan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Halu Oleo (UHO) pada tahun 2023,
luas lahan sawah irigasi mengungguli luas lahan non irigasi.
Menurut Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si, luas lahan sawah irigas mencapai 8.813 hektar (ha). Sedangkan lahan sawah non irigasi hanya 4.442 ha.
“Komoditas pertanian pangan di Bombana juga terdapat tanaman jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar,” jelas Parinringi mantan Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut) ini.
Parinringi yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Konawe juga mengungkapkan, bahwa komoditas pertanian hortikultura di Kabupaten Bombana terbagi dua komoditi, yaitu sayuran dan buah-buahan.
Kemudian, berdasarkan data luas panen dan jumlah produksi hasil pertanian hortikultura di Bombana dalam 4 tahun terakhir pada setiap komoditasnya, memiliki perkembangan yang fluktuatif.
Pada tahun 2022, komoditas yang memiliki luas panen tertinggi yaitu cabai rawit seluas 161 ha dengan jumlah produksi 185,6 ton. Disusul komoditas tomat dengan luas panen 138 ha dan jumlah produksi mencapai 182 ton.
Untuk komoditas buah-buahan di Bombana, produksi komoditas buah-buahan menurut BPS Kabupaten Bombana dalam rentang 2019 – 2022 tergolong fluktuatif.
Tabel 3.18 Produksi (Ton) Komoditi Buah-Buahan di Kabupaten Bombana
Tahun 2021 – 2022
Jenis Tanaman Tahun 2019 2020 2021 2022
Alpukat 20,1 185 29 29
Belimbing 12,5 374 64 82
Duku/Langsat 8,7 63 12 27
Durian 507,2 901 904,50 1.766,50
Jambu Air 29,6 225 156 380
Jambu Biji 44,6 804 506,50 371,50
Jeruk Besar 53,4 678 49 117
Jeruk Siam 240,4 2.269 219 909
Mangga 1.789 18.260 2.132 4.068
Manggis 0,8 – – –
Nangka 184,4 2.580 650 617
Nenas 24,9 260 106,15 213
Pepaya 227,9 2.698 4.698 1.800,30
Pisang 920,2 13.472 17.064 35.528
Rambutan 323,2 1.780 248 312
Salak 12,5 131 28 45
Sawo – – – 7
Sirsak 12,9 180 55,50 69,00
Sukun 13,2 256 98 77
Buah Naga – – 815 2.841
Jeruk – – 19,50 50
Sumber: Kabupaten Bombana Dalam Angka, Tahun 2023
“Meski demikian, komoditas buah pisang kondisinya terus meningkat dan pada tahun 2022 memiliki jumlah produksi mencapai 35.528 ton. Disusul buah mangga 4.068 ton,” jelas Parinringi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sultra.
Sementara itu, kegiatan perkebunan di Kabupaten Bombana terbagi ke dalam beberapa komoditi utama yaitu kelapa, kakao, dan kopi.
Luas Panen (Ha) dan Jumlah Produksi (Ton) Komoditi Perkebunan di
Kabupaten Bombana Tahun 2021 – 2022.
Komoditas ` Luas Panen (ha) Produksi 2021 Luas Panen (ha) Produksi 2022
1. Kelapa Sawit 175 34 205 70,20
2. Kelapa 15.077,6 13.268,25 14.779,8 11.489,60
3. Kopi 1.375,5 829,40 1.725,7 752,20
4. Kakao 9.953,9 4.363,60 9.619,5 2.965,40
Sumber: Kabupaten Bombana Dalam Angka, Tahun 2023
Advetorial/Pariwara
PERTANIAN
Bendungan Ladongi Mampu Suplai Air Irigasi Seluas 3.604 Hektar di 4 Kabupaten
KENDARI, Bursabisnis.id – Bendungan Ladongi yang terletak di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dibangun oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak tahun 2016 sampai akhir tahun 2021.
Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa, 28 Desember 2021 di Kolaka Timur. Dari data Kementerian PUPR, Bendungan Ladongi menggunakan anggaran pemerintah Rp 1,2 Triliun lebih.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si, proses pembangunan Bendungan Ladongi dilaksanakan dalam dua paket multiyears. Yakni tahap I dikerjakan mulai tahun 2016 sampai tahun 2020. Kemudian tahap II dikerjakan tahun 2019 sampai 2021.
Dengan beroperasinya Bendungan Ladongi, Kolaka Timur, sejak akhir tahun 2021, pemerintah tentu berharap dapat memenuhi kebutuhan air irigasi untuk keperluan sektor pertanian.
“Hadirnya Bendungan Ladongi dalam rangka mendukung kemandirian, kedaulatan dan ketahanan pangan Indonesia,” kata Parinringi mantan Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut) ini.
Menurut Parinringi yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Konawe, kehadiran Bendungan Ladongi diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap kemajuan ekonomi masyarakat Kabupaten Kolaka Timur dan kabupaten sekitarnya.
Manfaat terbangunnya Bendungan Ladongi, Kolaka Timur adalah :
1. Irigasi
Bendungan Ladongi disiapkan untuk menyuplai air irigasi seluas 3.604 hektar lahan pertanian di empat kabupaten, yakni Kabupaten Kolaka Timur sendiri, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka.
Bendungan ini diketahui mempunyai kapasitas daya tampung sebesar 45,9 juta meter kubik air. Bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi padi sawah dan hasil pertanian lainnya.
2. Air bersih
Bendungan Ladongi menyediakan air baku sebanyak 120 liter per detik dan bisa reduksi banjir sebesar 176,6 meter kubik per detik.
Bendungan Ladongi menjadi salah satu solusi untuk penyediaan air minum yang sehat di Kolaka Timur, melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Dimana tepat 8 Agustus 2024 lalu, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Utama Sultra sudah melakukan MoU dengan PT Medco Infrastruktur Indonesia dalam sektor jasa SPAM di 17 kabupaten/kota seSultra.
“Bendungan Ladongi bisa menjadi salah satu sumber air baku yang bisa dikerjasamakan melalui SPAM di Kolaka Timur,” ujar Parinringi yang saat ini menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel).
3. Potensi Listrik
Bendungan Ladongi juga memiliki potensi listrik sebesar 1,3 megawatt. “Bila potensi listrik ini bisa dimaksimalkan, akan sangat membantu dalam pemenuhan daya listrik bagi perusahaan industri skala besar,” terang Parinringi.
4. Pariwisata
Bendungan Ladongi menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kolaka Timur, pasca peresmian akhir tahun 2021 lalu.
Lokasinya yang indah dan sejuk, menjadikan bendungan ini banyak dikunjungi wisatawan untuk melihat langsung sekaligus berswafoto.
Advetorial/Pariwara
PERTANIAN
Lima Manfaat Hadirnya Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe
KENDARI, Bursabisnis.id – Bendungan Ameroro yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 14 Mei 2024 lalu, merupakan bendungan kedua yang diresmikan di Provinsi Sulawesi Tenggara, setelah Bendungan Ladongi yang terletak di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim).
Bendungan Ameroro terletak di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, sekitar 120 Km dari Kota Kendari, Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara menuju arah barat.
Bendungan Ameroro dibangun dengan menggunakan alokasi dana APBN sebesar Rp 1,57 Triliun. Bendungan Ameroro diketahui memiliki panjang 292 meter dengan tinggi 82 meter dan lebar puncak bendungan 12 meter. Bendungan ini diperkirakan dapat menampung air sebanyak 98,81 juta m3.
Bendungan Ameroro dibangun ketika Covid-19 melanda seluruh dunia, tepatnya mulai April 2021 lalu. Dan nanti pada medio Mei 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan.
Saat peresmian, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi serta Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto, anggota DPR RI Ridwan Bae dari Dapil Sultra.
“Dengan dibangunnya Bendungan Ameroro, tentu diharapkan dapat memberikan asas manfaat bagi masyarakat Kabupaten Konawe dan sekitarnya,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra, Parinringi, SE,M.Si.
Kehadiran Bendungan Ameroro diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar Kabupaten Konawe dan sekitarnya.
Manfaat yang dimaksud meliputi :
1. Tampungan air Bendungan Ameroro akan dialirkan ke lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Konawe.
Diperkirakan jangkauan aliran air dari Bendungan Ameroro mencapai luas 3.363 hektare. Dengan rincian lahan di daerah Bendungan Ameroro seluas 1.903 hektare dan di daerah Meraka seluas 1.460 hektare.
Dengan air yang melimpah dari Bendungan Ameroro, DPMPTSP Provinsi Sultra optimis kebutuhan air untuk irigasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perkebunan dan pertanian lokal di Kabupaten Konawe.
“Kita berharap bahwa dengan air irigasi yang memadai, maka produksi padi sawah dan hasil perkebunan dapat meningkat,” harap Parinringi yang pernah menjabat Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut).
2. Bendungan Ameroro diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan air baku hingga 0,51 m3/detik yang dapat digunakan untuk kebutuhan industri dan sumber kehidupan masyarakat sekitar.
3. Bendungan Ameroro juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
PLTMH adalah jenis pembangkit listrik dengan skala kecil yang memanfaatkan aliran air untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangunan PLTMH di Bendungan Ameroro, diperkirakan akan menghasilkan listrik hingga 1,3 MW. Aliran listrik ini akan dimanfaatkan untuk masyarakat, fasilitas umum, serta untuk mendukung kegiatan industri.
4. Bendungan Ameroro juga nantinya dapat menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Konawe yang sering terjadi ketika musim hujan tiba. Seperti yang terjada pada tahun 2022 lalu, beberapa desa di Kabupaten Konawe terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) antara 40 Cm hingga 60 Cm.
5. Bendungan Ameroro menjadi obyek wisata baru di Kabupaten Konawe. Masyarakat dapat melihat dan merasakan sensasi berada di sekitar bendungan sambil menikmati suasana alam yang terbuka.
Dimana banyak rumah, padi sawah dan tanaman masyarakat yang terendam banjir. Sehingga menimbulkan kerugian yang terbilang besar bagi masyarakat.
Avetorial/Pariwara
PERTANIAN
Bulog Diingatkan Serap Hasil Panen Raya Petani
MEDAN, Bursabisnis.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, mengingatkan Badan Urusan Logistik (Bulog), untuk segera melakukan penyerapan hasil panen raya secara maksimal.
Menurutnya, peran Bulog sangat diperlukan mengingat saat ini target Optimasi Lahan (Oplah) Rawa Sumatera Utara termasuk yang paling besar, yakni sekitar 30 ribu hektar.
“Jangan sampai orang sudah bekerja siang dan malam, kemudian Bulognya lalai. Jadi ini menjadi perhatian Pak, harus mau dan sanggup siap menyerap hasil panen dari petani sehingga harganya tidak jatuh,” ujar Wamentan saat menghadiri Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan Medan sebagaimana dilansir dari laman pertanian.go.id pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Meski demikian, Wamentan menyoroti sejumlah capaian PAT di Provinsi Sumatera Utara yang hingga saat ini masih terbilang kecil, yaitu baru 4 ribu hektar. Oleh karena itu, dia mendorong jajaran di Dinas Pertanian Sumatera Utara untuk mengakselerasi percepatan realisasinya.
“Pak Kadis kalau ini dicapai lebih cepat, tentu presentasenya akan cepat meningkat. Kami mendapatkan laporan Bapak Panglima, bahwa Oplah ini kan artinya sudah ada SID-nya, desainnya sudah 99 persen. Nah ini kami mohon betul-betul untuk bisa, maksud saya karena desainnya sudah ada, kalau tidak ada masalah maka kami berharap kita harus memenangkan waktu. Maka kami mohon ke Pak Panglima dan Bapak-bapak Komandan Kodim semuanya untuk menjadi perhatian,” bebernya.
Sebagaimana diketahui, PAT merupkan upaya Kementerian Pertanian dalam rangka menjaga produksi pangan strategis utamanya padi di tengah ancaman kekeringan dan fenomena El nino. PAT dijalankan melalui optimalisasi lahan rawa, penanaman padi gogo dan solusi cepat pompanisasi.
Mengenai hal ini, Wamentan mengapresiasi capaian pompanisasi Sumatera Utara yang sampai tanggal 10 Agustus 2024 ini sudah mencapai 80 persen. Artinya, dari target 49.704 hektar, sudah terealisasi 43.218 hektar.
“Pompanisasi target 49 ribu hektar, bukan berarti kalau sudah 49 ribu terus berhenti. Boleh Pak, 100, 120, 200 persen boleh. Bukan terus dibatasi, hanya boleh segitu. Jadi boleh lebih banyak,” katanya.
Wamentan menambahkan bahwa sampai akhir tahun nanti, total target PAT Sumatera Utara sudah mencapai 97.000 hektar dimana 30 persen di antaranya merupakan optimasi lahan rawa.
“Jadi rawa itu nggak cuma dibiarkan rawa, tapi bagaimana rawa itu betul-betul kita engineering, kita konstruksi sehingga bisa menjadi lahan produktif. Artinya begitu musim hujan tiba rawanya penuh air, nah pada saat kemarau kan sedikit air bisa ditanami, nah gimana kita bendung supaya pas musim hujan tetap bisa ditanami, sehingga yang tadinya lahan rawa bisa panen sekali setahun, bisa dua kali setahun, cukup-cukup bisa lebih baik dari itu,” jelasnya.
Sumber : pertanian.go.id
Penulis : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
PASAR5 years ago
PD Pasar Kota Kendari Segel Puluhan Lapak di Pasar Baruga