Ekonomi Makro
Menteri Keuangan Hadiri Sejumlah Pertemuan Bilateral di Korea Selatan
JAKARTA, Bursabisnis.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, melakukan serangkaian kegiatan pertemuan bilateral di Incheon, Korea Selatan selama dua hari, guna berdiskusi tentang dukungan Keketuaan Indonesia di ASEAN dan ASEAN+3 pada tahun 2023 ini.
Pertemuan tersebut dilakukan di sela-sela rangkaian Sidang Tahunan ADB dan pertemuan Mitra Keketuaan ASEAN+3 di Korea Selatan. Sejumlah figur penting yang ditemui oleh Menkeu adalah Choo Kyungho (Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan), Shunichi Suzuki (Menteri Keuangan Jepang), Biman Prasad (Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Fiji), Masatsugu Asakawa (Presiden Asian Development Bank/ADB), dan Nobumitsu Hayashi (Gubernur Japan Bank for International Corporation/JBIC).
Kegiatan tersebut diawali dengan pertemuan bilateral bersama Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, sebagaimana dilansir dari laman kemenkeu.go.id pada Senin, 8 Mei 2023.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mendiskusikan dan menyampaikan harapan peningkatan kerja sama dengan Jepang di bidang pembangunan infrastruktur, khususnya melalui green financing.
Pada kesempatan tersebut, Jepang juga menyampaikan harapannya untuk meningkatkan jalinan kerja sama bilateral dengan Indonesia dan mendukung Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023 dan ASEAN+3 Co-chairmanship. Menkeu mengapresiasi dukungan Jepang dan menantikan kolaborasi lebih lanjut dalam penguatan Regional Financing Arrangement (RFA).
“Indonesia dan Jepang sepakat bahwa ke depannya fokus kerja sama kedua negara terkait erat dengan isu-isu mekanisme transisi energi, perubahan iklim dan pendanaan berkelanjutan,” ungkap Menkeu.
Saat ini, Indonesia sedang dalam tahap memacu proses transformasi ekonomi ke energi yang lebih bersih, dan terkait dengan hal tersebut, Indonesia mengundang peran serta dan investasi Jepang dalam supply chain/rantai pasokan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) berikut ekosistem baterai.
Menkeu juga bertemu dengan Presiden ADB, Masatsugu Asakawa. Dalam pertemuan tersebut, Menkeu menekankan agar perspektif ADB terhadap evolusi Multilateral Development Banks (MDBs) agar dapat efektif dalam merespon tantangan dunia saat ini sekaligus tantangan yang dihadapi negara-negara.
Pada kesempatan tersebut, Menkeu juga menyampaikan harapannya untuk dapat terus bekerja sama dengan ADB terkait green projects dan green finance di Indonesia dengan memanfaatkan pengalaman ADB dalam pengembangan keuangan berkelanjutan.
Selain itu, Indonesia juga mengharapkan dukungan ADB dalam agenda penguatan ASEAN Infrastructure Fund (AIF) di bawah Keketuaan ASEAN 2023, khususnya terkait fokus AIF untuk pembiayaan hijau.
Menkeu melanjutkan rangkaian pertemuan bilateral kali ini bersama Biman Prasad, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Fiji. Dalam kesempatan tersebut, Menkeu Sri Mulyani membahas pentingnya pembiayaan iklim untuk meningkatkan sisi adaptasi, sehingga tidak hanya untuk sisi mitigasi perubahan iklim semata.
Menkeu Fiji mengapresiasi bantuan Indonesia terhadap Fiji dan berharap agar Indonesia dapat terus mendukung program pembangunan di Fiji, baik secara multilateral melalui ADB dan Bank Dunia maupun secara bilateral yang dilakukan melalui BLU Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI/Indonesia AID).
Menkeu juga berkesempatan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan, Choo Kyungho. Dalam konteks kerja sama keuangan ASEAN+3, Menkeu mengutarakan perkembangan diskusi mengenai penguatan The Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) dan Regional Financing Arrangement (RFA) untuk memperkuat fasilitas bantuan keuangan regional dan mengapresiasi dukungan Korea Selatan terhadap agenda tersebut.
Selanjutnya Menkeu menyebutkan bahwa Korea Selatan telah menjadi salah satu sumber utama investasi di bidang industri hijau dan energi terbarukan di Indonesia. Di sisi lain, Menkeu mengungkapkan bahwa Korea Selatan patut menjadi contoh model pembangunan bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah/middle income trap. Menkeu menambahkan bahwa budaya Korea Selatan seperti K-pop kini makin dekat di hati rakyat Indonesia, mewarnai persahabatan kedua bangsa yang telah menapaki usia setengah abad.
Menkeu menutup kegiatannya dengan melaksanakan pertemuan dengan Gubernur JBIC, Nobumitsu Hayashi. Menkeu menyampaikan apresiasi atas dukungan JBIC dalam berbagai program pembangunan infrastruktur di Indonesia, sekaligus mengajak JBIC untuk meningkatkan partisipasinya dalam berbagai program di sektor energi hijau di Indonesia melalui kerja sama dengan Pertamina dan PT PLN.
Menkeu secara khusus mengajak JBIC untuk meningkatkan perannya dalam program mekanisme transisi energi (Energy Transition Mechanism/ETM) yang saat ini sedang dilakukan bersama dengan ADB dan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dikoordinasikan oleh Amerika Serikat dan Jepang.
Laporan : Rustam
Ekonomi Makro
2025, Fiskal Indonesia Kuat Menghadapi Dinamika Ekonomi Global
JAKARTA, Bursabisnis.id – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas A. M. Djiwandono mengatakan, tahun 2024 dipenuhi dengan tantangan dan dinamika ekonomi global. Namun, APBN 2024 mampu menjaga stabilitas, melindungi daya beli, dan menopang agenda pembangunan.
“Kondisi global saat itu tidak baik ya tapi kita berhasil di tahun 2024 di dalam posisi yang lebih baik. Nah kenapa? Disinilah saya kembali ke perannya fiskal dan perannya APBN itu di negara apapun itu menjadi kalau bahasa kerennya itu shock absorber,” ungkap Wamenkeu Thomas dalam Program Semangat Awal Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh IDN Times di Jakarta.
Triwulan I-2024, El Nino dan geopolitik global memberikan tekanan yang dalam. APBN hadir menjaga daya beli dan menjadi katalis pertumbuhan serta mendukung pelaksanaan demokrasi dengan bantuan pangan beras, bantuan pangan non-tunai, BLT Mitigasi Risiko Pangan, Stabilisasi Pasokan Harga Pangan, pemberian THR ASN, dan belanja operasional Pemilu.
Triwulan II-2024, geopolitik, lonjakan harga minyak global, dan moneter global masih memicu tekanan. APBN menjaga dengan melalui program perlindungan sosial dan pemberian gaji ke-13 ASN. Sinergi kebijakan fiskal dan moneter diperkuat dengan BI menaikkan suku bunga untuk stabilisasi Rupiah.
Triwulan III-2024, tekanan datang dari eskalasi konflik Timur Tengah, pelemahan Tiongkok, dan The Fed pangkas 50 bps pertama sejak 2020. Optimalisasi APBN sebagai shock absorber dilakukan melalui peningkatan kuota FLPP bagi MBR, perpanjangan insentif PPN DTP Rumah, Bea Masuk untuk melindungi industri tekstil domestik, dan tambahan penerima Program Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Pintar.
Sementara di Triwulan IV-2024, kondisi global diwarnai gejolak stimulus moneter dan fiskal Tiongkok, Pemilu Amerika Serikat dan Trump 2.0, dan instabilitas politik Eropa. APBN mencatatkan defisit 2,29% PDB menjadi fondasi untuk transisi pemerintahan yang efektif.
APBN 2024 bekerja keras meletakkan fondasi yang kuat untuk pelaksanaan APBN 2025 demi kemajuan bangsa. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan terus mengawal pelaksanaan APBN dengan penuh integritas dan soliditas untuk mengawal program strategis pemerintah dalam perwujudan Misi Asta Cita dan Visi Indonesia Emas 2045.
“Di Kemenkeu tugas kita adalah menjaga fiskal itu. Jadi kami merasa dengan data-data ini terakhir bahwa fiskal kita baik. Artinya di 2025 itu kita juga dengan segala hal yang dikatakan tadi oleh Pak Luhut, potensi-potensi growth dan sebagainya ke depan fiskal kita baik dan fiskal kita kuat,” pungkas Wamenkeu Thomas.
Sumber : kemenkeu.go.id
Penulis : Icha
PERTANIAN
Harga Minyak Sawit Mentah di Inacom dan Bursa Malaysia Naik
JAKARTA, Bursabisnis.id – Harga minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia Commodity Market atau Inacom pada hari Senin 13 Januari 2024 tercatat naik, harga CPO yang berlokasi di Belawan dan Dumai ditutup dengan harga Rp 14.206/kg.
Harga CPO naik signifikan sebesar Rp 311/kg, dibandingkan harga CPO pada Jumat (10/1/2025) yang mencapai Rp 13.895/kg. Sedangkan di Teluk Bayur harga CPO ditetapkan Rp 14.076/Kg, dan di Talang Duku ditetapkan sebesar Rp 14.006/Kg.
Di Sei Tapung ditutup dengan penawaran tertinggi Rp 13.853, dan terakhir di Palembang di tutup dengan penawaran tertinggi Rp. 14.163. Demikian dilansir dari laman agricom.id pada Selasa, 14 Januari 2025.
Sementara di Bursa Malaysia, mengutip dari Reuters, harga kontrak minyak Sawit berjangka memperpanjang kenaikan pada Senin, (13/1/2025) mengikuti penguatan harga minyak kedelai di Bursa Dalian dan Bursa Chicago.
Harga kontrak minyak kelapa sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman Maret 2025 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM 93 per ton atau terdapat kenaikan sekitar 2,12%, menjadi RM 4.484 (US$ 994,90) per metrik ton menjelang tengah hari.
Lantas, harga kontrak minyak kedelai Dalian yang paling aktif DBYcv1 naik 2,44%, sementara harga kontrak minyak kelapa sawitnya DCPcv1 naik 2,43%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 1,1%.
Sumber : agricom.id
PERPAJAKAN
GMNI Kendari Tolak Kenaikan PPN 12 Persen, Desak Prabowo Buat Kebijakan Pro Rakyat
KENDARI, Bursabisnis.id – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan aksi demo menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen pada Minggu, 5 Januari 2025.
Aksi ini berlangsung di perempatan kampus baru Universitas Halu Oleo (UHO), Anduonohu, Kota Kendari.
Aksi demo ini dengan tegas menentang kenaikan PPN 12 persen yang dianggap memberatkan masyarakat, terutama golongan ekonomi menengah ke bawah.
Kebijakan pemerintah Prabowo-Gibran dengan naiknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen dari sebelumnya 11 persen diterapkan sejak 1 Januari 2025 kemarin.
Dengan kebijakan ini terlihat bahwa pemerintah tidak berpihak kepada masyarakat, dengan banyaknya utang negara seolah-olah ingin mengorbankan rakyat untuk menutupi segala apa yang di pinjam pemerintah kepada negara-negara luar.
Potensi kekayaan dan Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah harusnya bisa di maksimalkan selain dari pada memberikan jaminan kesejahteraan dan pembangunan masyarakat, juga bisa menutupi segala utang-utang negara dari akumulasi dan eksploitasi sumber daya alam di Wilayah Indonesia.
Atas kebijakan tersebut Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari menegaskan menolak keras kenaikan PPN 12 persen dan segala kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat.
“Kami menilai kebijakan penyedotan pajak dari rakyat akan memberatkan, ditambah faktor kondisi ekonomi nasional yang sedang sulit,” ujar Rasmin Jaya Ketua DPC GMNI Kendari.
GMNI menolak karena ini akan menyengsarakan rakyat Indonesia, seharusnya PPN 12 persen itu tidak diberlakukan lagi, mengingat ekonomi secara nasional masih belum pulih total atas transisi kepemimpinan pemerintahan sekarang ini serta Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) lebih banyak di alokasikan kepada makan bergizi gratis dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ketua GMNI Cabang Kota Kendari, Rasmin Jaya membeberkan bahwa aksi yang di lakukan GMNI Kendari merupakan kampanye sekaligus menyerukan konsolidasi nasional terkait penolakan kenaikan PPN 12 persen.
“Kami menilai kenaikan PPN dari 11 persen ke 12 persen sangat melukai hati masyarakat karena menyasar seluruh komponen masyarakat,” ujar Rasmin.
Sementara Jendral Lapangan, Rendy mengatakan kebijakan tersebut akan berdampak besar pada masyarakat kelas menengah, dan berpotensi juga merembet ke masyarakat kelas bawah di masa depan.
“Tentu ini menjadi perhatian kita semua, khususnya GMNI, agar pemerintah dapat meninjau kembali kebijakan ini,” Tegasnya.
Selain meminta pembatalan kenaikan PPN 12, GMNI Kendari juga mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan fiskal yang ada. Mereka berharap suara rakyat dapat didengar dan pemerintah dapat mengambil kebijakan yang lebih pro-rakyat.
“Presiden harus segera menerbitkan Perpu untuk membatalkan kebijakan ini,” tandasnya.
Sementara Ketua Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO), Irman mengatakan pajak sebenarnya penting dan berguna untuk kesehatan sirkulasi keuangan negara.
Namun dampak dari kenaikan PPN ini harus sejalan dengan fasilitas dan kualitas pelayanan negara dalam melayani masyarakat secara keseluruhan, terkhusus untuk masyarakat menengah ke bawah.
Namun apa yang kita lihat kucuran dana APBN lebih besar untuk service dinas pejabat, daripada untuk kepentingan pelayanan masyarakat secara keseluruhan,
Oleh karena itu, perlu pengkajian lebih dalam sebelum memutuskan hal ini, dan mencari solusi lain untuk menjaga kesehatan APBN tanpa langsung mengeluarkan kebijakan yang terkesan melemparkan beban kepada masyarakat.
Dalam tuntutannya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari menuntut :
1. Menolak dengan tegas kebijakan kenaikan PPN 12 Persen
2. Mendesak presiden untuk menerbitkan PERPPU (Pengganti Undang_Undang Untuk Membatalkan PPN 12 Persen
3. Mendesak DPR RI untuk membahas, membuat dan menerbitkan UU Perampasan Aset untuk koruptor
4. Mendesak pemerintah untuk membuat produk kebijakan yang pro rakyat .
Penulis : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur5 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha