SEKURITAS
Hingga April, Bappebti Sudah Blokir 217 Domain Situs Pialang Tak Berizin

JAKARTA, bursabisnis.id – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kementerian Perdagangan memblokir 114 situs entitas tidak memiliki izin usaha sebagai Pialang Berjangka pada April 2020. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan hingga April 2020, sudah 217 domain situs diblokir oleh Bappebti.
“Pandemi COVID-19 yang melanda hampir semua negara di dunia tak terkecuali Indonesia, tidak menyurutkan komitmen Bappebti Kemendag untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi dan menciptakan persaingan usaha yang sehat serta kepastian hukum di tengah masyarakat,” tegasnya.
Menurut Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) Tjahya Widayanti, meskipun saat ini pegawai Bappebti melakukan pekerjaan dari rumah (Work From Home/WFH), pengawasan dan pengamatan terhadap pihak-pihak yang melakukan kegiatan usaha di bidang Perdagangan Berjangka tanpa memiliki izin tidak boleh lengah. Ruang gerak mereka harus dipersempit, karena sebagian besar kegiatan yang dilakukannya berpotensi merugikan masyarakat.
“Bappebti akan terus mempersempit ruang gerak entitas-entitas illegal tersebut. Selain pemblokiran domain, ke depan Bappebti akan memblokir media yang digunakan untuk melakukan promosi, termasuk media sosial seperti YouTube,” ujar Tjahya.
Sementara itu, Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti M Syist menyatakan, selain bertindak selayaknya Pialang Berjangka dengan menjadi Introducing Broker (IB), Bappebti juga menindak situs yang memfasilitasi pembukaan akun ke broker luar negeri.
“Meskipun berdalih hanya menyediakan informasi dan berita seputar perdagangan berjangka, namun berdasarkan pengamatan Bappebti terdapat halaman yang mengarahkan untuk melakukan pembukaan akun ke broker luar negeri. Tentunya hal tersebut dilarang, karena melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi,” ungkap M Syist.
M Syst melanjutkan, selain penawaran investasi mata uang, indeks saham, dan komoditi, saat ini juga marak penawaran investasi dengan berkedok menambang kripto. Untuk dapat melakukan aktifitas menambang kripto, masyarakat ditawarkan untuk bergabung dengan menyediakan paket-paket sesuai dengan kemampuannya dan mendaftar melalui situs mereka.
Penawaran-penawaran tersebut selain dilakukan melalui situs internet, juga melalui Whatsapp Group (WAG). Perekrutan calon peserta dilakukan dengan sistem berjenjang atau skema piramida. Investasi dengan skema ini berpotensi besar merupakan skema penipuan (scam) dan dana yang terkumpul umumnya akan dibawa lari oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Sebelum berinvestasi, masyarakat diharapkan selalu melakukan pengecekan atas legalitas pialang berjangka dan kewajaran keuntungan yang ditawarkan. Selain itu, masyarakat diharapkan tidak tergiur dengan janji keuntungan di luar kewajaran serta mempelajari terlebih dahulu mengenai mekanisme transaksi, untung, dan ruginya. Jadi investasi tersebut harus memiliki legalitas yang jelas dan memberikan keuntungan yang logis,” ujar M Syist seraya menambahkan untuk mengetahui legalitas pialang berjangka, dapat dilihat melalui website https://www.bappebti.go.id.
Laporan : Ikas
SEKURITAS
Investor Asing Keluar dari Pasar Keuangan Domestik

JAKARTA, Bursabisnis.id- Arus dana asing tercatat keluar dari pasar keuangan domestik pada pekan lalu. Aksi outflow tersebut relatif dalam kategori wajar karena jumlah hari Perdagangan yang sangat singkat dan tidak ada sentimen besar yang terjadi.
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 30 Januari 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp0,82 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,43 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan beli neto Rp5 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Berdasarkan berita yang dilansir dari laman CNBCIndonesia.com, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 Januari 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp1,72 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp12,93 triliun di SRBI.
Pekan lalu hari perdagangan hanya terjadi selama dua hari dan BI hanya mencatat pada hari Kamis sehingga tidak cukup baik sentimen yang ada. Alhasil aliran dana asing pun relatif stabil dan tidak banyak berubah.
Hal ini juga tercermin dari imbal hasil SBN dan UST tenor 10 tahun yang sepanjang pekan kemarin tidak banyak mengalami pergerakan.
Imbal hasil SBN pada 30 dan 31 Januari 2025 masing-masing berada di angka 6,965% dan 6,984%.
Sementara imbal hasil UST berada di angka 4,512% dan 4,567%.
Namun yang patut diwaspadai adalah di pekan ini khususnya setelah Presiden AS, Donald Trump yang pada Sabtu (01/02/2025) lalu telah menandatangani perintah yang mengenakan tarif sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas produk China.
Trump telah lama mempromosikan tarif sebagai cara untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan mitra dagang AS. Dia pun menegaskan kebijakan ini dilakukan demi melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing, dan mendapatkan pendapatan.
Di Ruang Oval pada wawancara pada Jumat, Trump mengatakan keputusannya untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China adalah “murni ekonomi”. Namun, para ekonom khawatir hal ini dapat ‘menyalakan’ kembali inflasi pada saat tampaknya tekanan harga mulai mereda.
Hal ini sontak membuat indeks dolar AS (DXY) melambung tinggi. Pada hari ini (03/02/2025) pukul 08:10 WIB, DXY telah melesat 1,24% ke angka 109.71. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 13 Januari 2025.
Jika hal ini terus dibiarkan, maka arus dana asing akan mengalir deras masuk ke pasar keuangan AS dan meninggalkan negara berkembang termasuk Indonesia.
Lebih lanjut, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun dapat terpuruk lebih dalam dibandingkan kondisi saat ini.
Sumber : CNBCIndonesia.com
SEKURITAS
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah, Tembus Rp 16.000

JAKARTA, Bursabisnis.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah, tembus diangka Rp 16.000 pada saat libur lebaran Idul Fitri 1445 H/2024 M.
Melemahnya nilai tukar rupiah sampai Rp 16.000 per dolar, ini sama yang terjadi pada bulan Maret tahun 2020 lalu.
Dikutip dari laman bisnis.com, bahwa berdasarkan data dari Google Finance, rupiah saat ini bercokol di level Rp16.003,10 per dolar AS pada Kamis, 11 April 2024 pukul 19.00 WIB atau 20.00 WITA.
Posisi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang bertengger pada level Rp16.002 pada Rabu, 10 April 2024, tepat pada perayaan Idul Fitri 1445 H/2024 M.
Penulis : Rustam
SEKURITAS
Capaian Positif Kinerja Pasar Modal di Sultra, Investor Saham Bertambah Hingga 4.332

Kendari, Bursabisnis.id-Capaian kinerja Pasar Modal di Sulawesi Tenggara (Sultra) sepanjang tahun 2022 tumbuh positif.
Capaian ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah investor dan nilai transaksi jual beli saham, per akhir tahun 2022.
Investor Saham di Provinsi Sultra bertambah 4.332 investor. Sehingga total investor saham yang tercatat adalah 17.655 Investor.
Jumlah ini bertambah sebanyak 32,5 persen dari total investor saham di tahun 2021 yang berjumlah 13.323 investor saham.
Adapun nilai transaksi jual beli saham sepanjang tahun 2022 adalah senilai Rp 3,4 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi jual beli saham per bulan selama tahun 2022 sebesar Rp 284,7 miliar.
Jumlah ini juga berada diatas nilai transaksi rata-rata di tahun 2021 senilai Rp 206, 7 miliar.
“Artinya telah terjadi kenaikan sekitar 37 persen dari sisi nilai rata-rata transaksi per bulan dibandingkan dengan nilai rata-rata di tahun lalu,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara, Ricky.
Dari total 17.655 Investor, terdapat 11.753 Investor yang berada di bawah usia 30 tahun.
“Ini menandakan kesadaran kaum muda dalam berinvestasi saham di Sulawesi Tenggara cukup besar yakni sekitar 66,5 persen dari total investor yang ada,” ungkap Ricky.
Adapun nilai aset saham yang dimiliki oleh investor di Sulawesi Tenggara telah mencapai Rp 339 miliar.
Nilai tersebut mengalami peningkatan sebanyak Rp 150 miliar dari total aset saham pada akhir tahun 2021 sebesar Rp 189 miliar.
Peningkatan yang terjadi dipicu beberapa hal diantaranya adalah:
1. Kemudahan dalam mendapatkan akses informasi terkait investasi. Sebagai informasi sepanjang tahun 2022, Bursa Efek Indonesia telah melakukan 266 kegiatan Edukasi Pasar Modal baik dalam bentuk online maupun tatap muka dengan jumlah peserta mencapai 4.700 peserta.
2. Pembukaan rekening saham yang dapat dilakukan secara online.
3. Berinvestasi saham dapat dimulai dari yang sangat terjangkau oleh semua kalangan.***
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur5 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha