INDUSTRI
Industri Kerajinan Batik Serap 1,52 Juta Tenaga Kerja

JAKARTA, Bursabisnis.id – Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri kerajinan dan batik nasional agar semakin produktif dan inovatif sehingga bisa berdaya saing hingga kancah global. Upaya strategis yang dilaksanakan antara lain meningkatkan kompetensi para pengrajin di sektor tersebut, apalagi industri batik dan kerajinan termasuk sektor padat karya.
“Pemerintah bertekad untuk mengakselerasi perekonomian daerah dan nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan sektor industri kecil dan menengah merupakan salah satu jalannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi sebagaimana dilansir dari laman kemenperin.go.id pada Rabu, 15 Mei 2024.
Andi mengemukakan, industri kerajinan dan batikmerupakan salah satu sektor yang terbukti tangguh dan telah teruji memiliki resiliensi maupun kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap kondisi krisis. Kelebihan dari sektor kerajinan dan batik ini dibandingkan dengan sektor lainnya adalah tingkat sebaran industri yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Di samping itu didukung dengan potensi sumber daya yang melimpah, serta ditopang dari para pekerjanya yang cukup banyak,” ujarnya.
Kemenperin mencatat, jumlah tenaga kerja di sektor industri kerajinan dan batik mencapai 1,52 juta orang dengan jumlah unit usaha lebih dari 47.700 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Sehingga untuk memacu pengembangan di sektor ini diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak, agar kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kerajinan dan batik ini bisa meningkat secara signifikan,” tutur Andi.
Sinergi itu direalisasikan oleh BBSPJIKB dengan menggandeng berbagai pihak,seperti instansi pusat atau daerah maupun BUMN dan pihak swasta, untuk meningkatkan kualitas SDM industri di bidang kerajinan dan batik.
“Diharapkan dari kolaborasi ini, dapat tercipta IKM tangguh dan produktif yang masif dan merata di seluruh daerah Indonesia,” terang Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik(BBSPJIKB) Budi Setiawan.
Salah satu pemerintah daerah di luar Jawa yang berkomitmen untuk dapat mengembangkan industri kerajinan dan batik adalah Pemerintah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Beberapa waktu lalu, Penjabat (Pj) Bupati Seruyan, Djainuddin Noor didampingi pengurus Dekranasda berkunjung ke BBSPJIKB Yogyakarta.
Djainuddin mengungkapkan, banyak potensi sumber daya alam di Kabupaten Seruyan yang dapat dijadikan bahan baku industri kerajinan, seperti purun, eceng gondok, dan rotan yang perlu diolah dan dikembangkan sehinggamenjadi produk yangmemiliki nilai tambah tinggi.
Pada April 2024,terdapat 13 pihak yang menjalin kerjasama dengan BBSPJIKB untuk mengembangkan SDM industri kerajinan dan batik di wilayahnya. Beberapa pihak tersebut di antaranya adalah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Petrochina International Jabung Ltd, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit,serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Prov. Kalimantan Timur.
Selanjutnya, Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Surakarta, Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka,Dinas Perindustrian dan Perdagangan D.I. Yogyakarta, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Bontang,Disperindag Kabupaten Sleman, Pemerintah Kelurahan Bokoharjo, Pemerintah Kelurahan Tirtomartani, MI Husnayain Sleman,serta Paguyuban Batik Mukti Manunggal.
Budi menjelaskan, kerja sama tersebut mencakup pelatihan untuk SDM industri di bidang pewarnaan dan perancangan motif batik, ecoprint, tenun, anyaman dengan serat alam non-tekstil (SANT) yang berorientasi ekspor hingga pelatihan terkait sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Kami juga berkolaborasi dengan pihak internal Kemenperin,seperti Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) untuk terus mendorong kompetensi para pembatik di Sleman dan Kota Yogyakarta dengan berbagai skema yang tersedia,” paparnya.
Melalui kerja sama tersebut, sepanjang April 2024, telah dilatih sebanyak 420 orang dari berbagai daerah di Indonesia yang bahkan sebagiannya adalah pelatihan berbasis SKKNI, sehingga para peserta yang lulus akan mendapatkan predikat kompeten dengan diperolehnya sertifikat profesi di bidang batik dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Kami menargetkan untuk memberikan pelatihan secara intensif kepada lebih dari 662 orang. Harapannya, dengan membangun SDM industri, akan lebih mudah untuk meningkatkan kapasitas industri kerajinan dan batik dalam negeri agar bisa lebih tangguh dan mampu bersaing dengan produk luar negeri,” pungkas Budi.
Sumber : kemenperin.go.id
Penulis : Rustam
INDUSTRI
Industri Padat Karya Dapat Atensi Menko Ekonomi

JAKARTA, Bursabisnis.id – Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara masif, Pemerintah terus berkomitmen untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sektor industri padat karya dinilai memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi dan mampu mencegah bertambahnya angka pengangguran. Untuk itu, Pemerintah terus memberikan atensi terhadap industri padat karya agar mampu terus bertumbuh dan menyerap tenaga kerja secara optimal.
Merespon hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Kantor Kemenko Perekonomian.
Pertemuan ini bertujuan untuk menggali masukan mengenai tantangan dan peluang dalam menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Pemerintah berkomitmen untuk melindungi hak-hak pekerja, sekaligus menjaga iklim investasi dan usaha yang kondusif di Indonesia,” ungkap Menko Airlangga dikutip dari laman kemenkeu.go.id pada Kamis, 1 Nopember 2024.
Selain membicarakan informasi seputar industri padat karya, diskusi itu juga membahas isu terkait pengupahan, termasuk mengenai penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan upaya mendorong struktur skala upah dan peningkatan produktivitas.
Selanjutnya, Pemerintah juga melakukan akselerasi penerapan kebijakan perlindungan industri dalam negeri melalui safeguards dan antidumping, untuk melindungi industri padat karya mulai dari proses hulu hingga hilir dari persaingan yang tidak sehat. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan lebih banyak peluang kerja akan tercipta dan kesejahteraan masyarakat dapat terjaga.
Sumber : kemenkeu.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
INDUSTRI
RI-Swiss Komitmen Cetak SDM Industri Berdaya Saing

JAKARTA, Bursabisnis.id – Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi sektor industri di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Melalui program-program pengembangan keterampilan yang berbasis vokasi, Pemerintah Indonesia dan Swiss aktif menjalin kerja sama untuk mencetak tenaga kerja industri yang siap kerja dan kompetitif.
“Tentunya kita membutuhkan SDM industri yang unggul, kompeten, dan yang bisa menjawab seluruh masalah dan tantangan ke depan. Ini yang perlu disiapkan untuk mewujdukan visi Indonesia Emas Tahun 2045,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, 11 Oktober 2024 sebagaimana dilansir bursabisnis.id dari laman kemenperin.go.id.
Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Pemerintah Indonesia dalam memproritaskan pengembangan SDM industri melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi, Swisscontact Indonesia dan Swiss Indonesia Chamber of Commerce (SwissCham) turut hadir pada kegiatan Industrial Educational Training and Expo (IDUTEX) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI di Jakarta pada 7-9 Oktober 2024.
“Kami mengapresiasi dukungan dan kerja sama dengan Pemerintah Swiss, semoga program ini dapat terus terlaksana dengan baik,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan.
Berkat kolaborasi antara BPSDMI dengan Pemerintah Swiss, sejumlah politeknik di lingkungan Kemenperin telah menerapkan konsep pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda.
“Dengan sistem tersebut, mahasiswa dapat mengikuti pemagangan terstruktur di perusahaan sebagai bagian dari pendidikan mereka, dengan dukungan dari pelatih tempat kerja yang tersertifikasi berdasarkan sistem Ausbilder-Eignungsverordnung yang digunakan di Swiss,” papar Masrokhan.
Komitmen Pemerintah Swiss untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya pengembangan keterampilan SDM, telah dimulai sejak tahun 1970-an. Ini ditandai dengan berdirinya politeknik pertama di Indonesia, Politeknik Mekanik Swiss atau yang kini dikenal sebagai Politeknik Manufaktur Bandung.
Saat ini, kerja sama kedua pihak direalisasikan melalui program Swiss Skills for Competitiveness (SS4C), yang diimplementasikan oleh Swisscontact Indonesia dengan dukungan hibah dari Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO).
“Program pengembangan keterampilan di lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi berperan penting dalam menghadirkan tenaga kerja yang kompetitif dan sesuai kebutuhan industri masa kini,” ungkap Deputy Program Manager SS4C, Kiky Hendarin saat mengisi sesi seminar bertema Career Development Center pada acara IDUTEX 2024 di Jakarta.
Menurutnya, Pemerintah Swiss melalui Swisscontact telah membangun kemitraan yang berkelanjutan di Indonesia selama 50 tahun lebih. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk membangun sumber daya manusia agar lebih kompetitif demi meraih visi Indonesia Emas 2045,” tutur Kiky.
Diakuinya, upaya meningkatkan keterampilan SDM tidak lepas dari peran sektor swasta sebagai penyedia lapangan kerja. Oleh karenanya, program SS4C, yang merupakan pengembangan program Skills for Competitiveness (S4C), telah diimplementasikan pada 2018-2023. “Ini wujud nyata kolaborasi dengan SwissCham Indonesia untuk menghubungkan politeknik di bawah naungan Kemenperin dengan perusahaan-perusahaan anggota SwissCham Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, melalui kerja sama tersebut, politeknik dan perusahaan dapat mengembangkan kurikulum pemagangan terstruktur, yang memungkinkan mahasiswa untuk magang di bawah bimbingan pelatih tempat kerja (PTK). Perusahaan juga diuntungkan dengan adanya pegawai yang telah terlatih sebagai PTK, karena mereka dapat memberikan pelatihan tak hanya pada peserta magang tetapi juga sesama pegawai perusahaan secara internal.
“Kolaborasi yang terjalin dengan Kemenperin, membawa dampak positif terhadap politeknik-politeknik binaannya. SwissCham Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat dan mengembangkan kemitraan dan kolaborasi antara politeknik dengan industri,” ujar Sarah Suhartono, Executive Director SwissCham Indonesia.
Sumber : kemenperin.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
INDUSTRI
Kementerian Perindustrian Komitmen Dukung Ekspansi Industri Cokelat Artisan

JAKARTA, Bursabisnis.id – Bertepatan dengan Peringatan Hari Kakao Nasional, Kementerian Perindustrian kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan produksi dan daya saing produk turunan kakao, terutama produk cokelat artisan.
Jumlah industri cokelat artisan mengalami peningkatan, dari 31 perusahaan menjadi 39 perusahaan pada tahun 2023.
“Dalam lima tahun ke depan, diharapkan industri ini terus dapat berkembang hingga 120 industri,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika pada acara Peringatan ke-23 Hari Kakao Indonesia di Jakarta sebagaimana dilansir dari laman kemenperin.go.id pada Kamis, 26 September 2024.
Putu juga menyampaikan, potensi nilai tambah biji kakao jika diolah menjadi produk artisan bisa menghasilkan enam hingga sepuluh kali nilai tambah. Bahkan, apabila diolah menjadi produk farmasi seperti suppositoria, nilai tambah dapat mencapai 36 kali.
Untuk mendukung pengembangan industri pengolahan kakao nasional yang mandiri, Kemenperin telah melakukan program pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) berkolaborasi dengan Cocoa Mars Academy di Tarengge, Sulawesi Selatan. Program pelatihan ini telah menghasilkan lebih dari 200 SDM terlatih dari seluruh Indonesia yang mampu melaksanakan Good Agricultural Practices (GAP) kakao, mulai dari membuat pembibitan/nursery terstandar, perawatan tanaman, sampai penanganan pascapanen. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan kakao mencapai 1-1,5 ton/hektare/tahun.
“Kami juga membuka kesempatan untuk talenta-talenta di perkakaoan Indonesia untuk on the job training di perusahaan atau pusat pengembangan kakao,” tutur Dirjen Industri Agro.
Selanjutnya Putu menyampaikan bahwa Pemerintah melalui program restrukturisasi menawarkan insentif investasi sebesar 35% untuk penggantian biaya mesin peralatan. Program ini dapat dimanfaatkan seluruh insan pengolahan kakao dalam meningkatkan kapasitas dan efisiensi.
EUDR Jadi Kesempatan Industri Cokelat Artisan
Untuk dapat menembus pasar ekspor, industri kakao dalam negeri perlu memenuhi European Union Deforestation Regulation (EUDR), yang menetapkan persyaratan uji tuntas bagi perusahaan yang menempatkan atau mengekspor komoditas tertentu yang terkait dengan deforestasi di pasar Uni Eropa. Persyaratan tersebut berdampak pada tujuh komoditas termasuk kakao dan menjadi tantangan tersendiri bagi petani kakao. Selanjutnya, Kemenperin akan mendorong industri untuk membantu sertifikasi bagi petani dampingan dan memperluas kemitraan.
Untuk mendukung para pelaku usaha dalam memenuhi ketentuan EUDR, Kemenperin telah menjalankan beberapa upaya, antara lain sosialisasi kepada pelaku usaha terkait EUDR dan mendorong diversifikasi negara tujuan ekspor kakao olahan ke negara konsumen selain negara Uni Eropa, seperti India, Amerika Serikat, Tiongkok, Malaysia, Australia, Filipina, dan Kanada.
Sementara itu, beberapa produk cokelat artisan sendiri telah memiliki sertifikat seperti fairtrade, sustainability, hingga organik. Sehingga diharapkan industri cokelat artisan lebih siap dalam menghadapi EUDR. “Dengan adanya EUDR, kita memperoleh kesempatan yang baik untuk menata proses bisnis industri kakao dan diharapkan cokelat artisan bisa menjadi tulang punggung industri kakao di Indonesia,” tutup Putu.
Sumber : kemenperin.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur5 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha