Connect with us

opini

Masaloka, Janji dan Kualitas Kepemimpinan Burhanuddin

Published

on

Desa Batu Lamburi di Kecamatan Masaloka Raya. -foto:ist-

CALON Bupati Bombana Ir H Burhanuddin, MSi tak henti-hentinya menyambangi warga sampai ke desa terpencil di seberang lautan. Seperti pada Sabtu 14 September 2024, Burhanuddin menghadiri undangan pertemuan tokoh masyarakat dan warga Desa Batu Lamburi di Kecamatan Masaloka Raya.

Sebelumnya Burhanuddin bertandang ke Pulau Masudu di Desa Terapung. Dia juga menghadiri undangan tokoh dan warga pulau. Luar biasa, mantan Pj Bupati Buton Utara dan Konawe Kepulauan itu disambut pesta adat. Ratusan warga mengelu-elukan mantan Pj Bupati Bombana itu. Sulit digambarkan suasana heboh di Masudu itu.

Ke Masaloka Raya, Burhanuddin dan istri Hj Fatmawati Kasim Marewa, S.Sos menempuh perjalanan laut dari Pantai Tabako di Kecamatan Mataoleo ke tanjung di Desa Batu Lamburi. Jika saja janji-janji pemimpin sebelumnya dipenuhi yaitu membangun jembatan ke Masaloka Raya, perjalanan laut seperti ini tentu menjadi alternatif.

Sayangnya janji tinggal janji, sehingga harapan masyarakat Masaloka Raya untuk dibangunkan jembatan penyeberangan itu kini tertuju kepada Ir H Burhanuddin dan wakilnya Ahmad Yani.

Harapan masyarakat Desa Batu Lamburi dan desa-desa lainnya di Masaloka Raya kepada Burhanuddin dan Ahmad Yani disampaikan pada pertemuan di salah satu rumah tokoh masyarakat setempat. Pertemuan dihadiri 60-an warga dan ibu-ibu desa.

Letak Desa Batu Lamburi berada di sisi tanjung Masaloka Raya. Mereka bermukim di pesisir dengan mata pencarian sebagai nelayan. Transportasi lokal antar desa dan dusun sehari-hari hanya kendaraan roda dua. Motor-motor mereka harus diseberangkan dengan perahu untuk sampai ke Kecamatan Mataoleo dan melanjutkan ke ibu kota Kabupaten Bombana di Kasipute.

Dalam pertemuan ada juga keluhan masyarakat tentang krisis air bersih. Warga hanya mengandalkan air tadah hujan dan membeli dengan harga Rp 5 ribu per jerigen.

Dulu di zaman Bupati Tafdil telah diresmikan instalasi air bersih, dengan mengalirkan pipa-pipa ke rumah warga. Namun hanya beberapa hari setelah diresmikan sudah tidak jalan. Perawatan mesin dan penampungan air di instalasi itu nyaris tidak dilakukan.

Pernah ada inisiatif warga untuk mengadakan sumur bor. Tapi hanya mampu 10 meter. Air yang keluar hanya air asin. Di kedalaman 40 meter juga tidak bisa menjangkau sumber air. Diperkirakan kedalaman 100 meter lebih baru bisa dapat sumber air.

Masalah ini juga mengemuka dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat dan warga. Ungkapan mereka jangan ada lagi janji-janji manis di sini seperti pemimpin yang lalu-lalu namun tidak terbukti. Namun mereka yakin Burhanuddin bukan hanya bisa berjanji, tapi juga bukti.

Burhanuddin seperti haram mengumbar janji, namun jika berjanji pasti dibuktikan. Seperti ketika berjanji menerangi Pulau Kabaena dengan listrik 24 jam dibuktikan dengan baik.

Saya masih ingat rekaman janji-janjinya. Selama saya ada di Bombana, insya Allah listrik Pulau Kabaena akan menyala 24 jam. Janji itu dibuktikan dengan launching “Listrik Kabaena 24 Jam Menyala” di Sikeli.

Di saat itu pula, mantan Pj Bupati di tiga kabupaten berbeda di Sultra ini menyatakan niatnya untuk membenahi jalan di pulau itu. Niatnya itu dimulai saat membuka Festival Tangkeno ke-10 di Tangkeno. Itu setelah jalan-jalan menuju festival bolong-bolong. Dia terguncang-guncang di jalan. Niat ini pun dibuktikan dengan menggelontorkan anggaran hampir 80 miliar sehingga jalan dari Kabaena Barat ke Timur sudah teraspal.

Jika saja Burhanuddin tidak diganti di tengah jalan di periode keduanya, jalan aspal lingkar Kabaena bakal tersambung. Itulah bukti, bagaimana Burhanuddin taat pada janji. Fakta-fakta ini diakui masyarakat Bombana, terutama warga Pulau Kabaena.

Ketika ada ungkapan Burhanuddin hanya “poles-poles” dan “cat-cat” dari hasil jerih payah 10 tahun sebelumnya, tentu sulit dipercaya. Ungkapan ini dipertanyakan balik. Lantas apa yang kamu lakukan setelah Atiku Rahman? Apa yang signifikan 10 tahun untuk rakyat Bombana? Listrik? Tata kota? Infrastruktur jalan? Atau apa?

Dalam wacana pembangunan, ada istilah liar bahwa siapa pun pemimpinnya, pembangunan tetap jalan. Istilah kerennya auto pilot. Karena ada masyarakat, ada perdagangan, ada transaksi, ada kebutuhan masyarakat yang akan terus dipenuhinya. Ada relasi-relasi sosial juga. Masyarakat siapapun akan selalu beradaptasi dengan kebutuhan dan lingkungannya.

Di situasi ini pembangunan akan tetap jalan sebodoh apapun pemimpinnya. Pemerintah tinggal membuat regulasi, perda, UU, dan kebijakan. Sukses atau tidaknya kepemimpinan tidak diukur pembangunan yang auto pilot itu, tapi signifikansi dan percepatannya.

Pemimpin yang punya kualitas personal, tentu lebih mudah mendeteksi masalah dan kebutuhan masyarakatnya. Kualitas ledearshipnya akan cepat meramu sumberdaya yang ada dengan metodologi yang pas. Burhanuddin hampir memiliki semua itu, sehingga dia menjadi pilihan terbaik untuk Bombana. Itu saja.

Rumbia, 17 September 2024
Oleh: Syahrir Lantoni
(BUR Center)

Continue Reading

Fokus

Fungsi Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak di Era Digital

Published

on

By

L.M Ihsan Thamrin.S.Psi.,M.Psi

PERAN keluarga sangat penting dalam pembentukan karakter anak karena keluarga adalah lingkungan pertama tempat tumbuh dan berkembang. Anak dapat belajar dalam keluarga antara lain nilai-nilai dasar seperti moralitas, etika, kedisiplinan dan tanggung jawab. Orang tua, sebagai sosok terdekat, menjadi teladan yang diikuti oleh anggota keluarga. Melalui interaksi sehari-hari, perilaku, tutur kata dan kebiasaan orang tua memberikan pengaruh besar dalam membentuk sikap dan kepribadian anak.

Selain itu, keluarga sebagai tempat perlindungan, anak belajar mengelola emosi, memahami empati dan mengembangkan hubungan sosial yang sehat. Pemberian perhatian, kasih sayang serta arahan yang baik dapat membantu anak membangun fondasi karakter yang kuat nantinya akan memandu mereka dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk dampak negatif dari lingkungan luar seperti teknologi dan media digital.

Peran Orang Tua sebagai Pendidik Pertama

Orang tua berperan sebagai pendidik pertama yang mempengaruhi perkembangan karakter, moral dan perilaku sejak usia dini. Keluarga juga berfungsi sebagai model perilaku, etika dan cara menghadapi situasi sehari-hari.

Pendidikan agama sering dimulai di rumah, anak-anak belajar keyakinan dan norma untuk panduan moral. Era digital, orang tua perlu membimbing anak dalam penggunaan teknologi yang bijak.
Aktivitas keluarga, seperti makan bersama, efektif dalam menanamkan nilai moral dan etika untuk membentuk karakter, mengajarkan sopan santun, rasa syukur dan kebiasaan berbagi.

Anak terlibat dalam tugas rumah tangga akan belajar tanggung jawab, kerja sama dan disiplin. Bercerita dan berdiskusi tentang pengalaman sehari-hari dapat menjadi kesempatan untuk membahas nilai-nilai moral.

Menjalani kegiatan sosial, seperti membantu tetangga atau berdonasi, mengajarkan empati dan kepedulian. Orang tua dapat mengajarkan pentingnya meminta maaf dan memaafkan dalam interaksi sehari-hari.

Penggunaan Teknologi Secara Bijak

Orang tua perlu menetapkan batasan waktu penggunaan perangkat teknologi dan mengajarkan anak untuk mengakses konten yang sesuai dengan usianya. Menggunakan software untuk membatasi akses ke situs dan aplikasi yang tidak layak, mengajarkan etika digital bersikap sopan serta menjaga privasi.

Orang tua perlu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi agar anak tidak meniru penggunaan perangkat yang berlebihan.

Teknologi adalah alat pembelajaran yang berguna, namun media sosial dapat memberikan manfaat sekaligus tekanan sosial, ini sangat perlu keseimbangan dalam penggunaan teknologi dan aktivitas lain pada anak.

Mengatur akses internet melalui jaringan Wi-Fi rumah penting untuk mendidik anak dalam mencari dan mengenali informasi yang benar dan berkualitas di internet.

Memantau interaksi anak di media sosial dan menyediakan aktivitas menarik di luar dunia digital untuk mengurangi ketergantungan anak pada teknologi. Ajak anak diskusi tentang bahaya di dunia digital, seperti predator online, cyberbullying dan risiko berbagi informasi pribadi.

Pentingnya Komunikasi dan Kedekatan Emosional

Ketika anak nyaman berbicara dengan orang tua, mereka cenderung berbagi pikiran dan perasaan, sehingga orang tua dapat lebih peka terhadap kondisi psikologis anak.

Dukungan emosional dapat diberikan saat anak menunjukkan tanda kecemasan atau stres. Komunikasi rutin membantu mengajarkan nilai-nilai moral, sementara kedekatan emosional mengajarkan empati dan kepedulian terhadap perasaan orang lain.

Anak yang didukung secara emosional cenderung lebih percaya diri. Orang tua, sebagai sosok utama dalam pendidikan karakter, dapat membentuk kebiasaan baik melalui komunikasi rutin.

Anak yang memiliki kedekatan emosional dengan orang tua mendorong kepercayaan diri untuk mengeksplorasi, mengambil inisiatif dan menghadapi tantangan baru. Kedekatan emosional membantu anak memahami perasaan orang lain dan mengelola emosi mereka secara sehat, memberikan anak kepercayaan untuk mencoba hal baru dan merasa nyaman serta belajar komunikasi yang sehat.

Mereka yang dekat secara emosional dengan orang tua lebih tahan terhadap stres berkat dukungan yang mereka terima saat menghadapi kesulitan.

Menangkal Dampak Negatif Era Digital

Ajarkan anak mengenali informasi valid, menghindari hoaks, serta pentingnya menjaga privasi dan data pribadi. Dorong anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik, seni atau hobi tanpa layar untuk mengurangi ketergantungan pada perangkat digital. Gunakan aplikasi atau fitur untuk memantau konten yang diakses anak.

Lakukan diskusi rutin mengenai pengalaman online anak termasuk pengamatan dan perasaan mereka. Luangkan waktu untuk interaksi langsung tanpa gangguan digital dan perkenalkan keterampilan mengelola stres serta emosi negatif melalui meditasi, olahraga atau menulis.

Tekankan sikap sopan dan menghormati orang lain di dunia maya dan dampak perilaku negatif. Diskusikan etika media sosial, termasuk berpikir sebelum membagikan informasi atau berkomentar.

Pujilah mereka saat mengatasi tantangan dan ajari untuk menetapkan tujuan kecil serta merayakan pencapaian. Ajak anak berpartisipasi dalam aktivitas sosial di luar dunia digital, seperti seni untuk meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi.

Ciptakan lingkungan nyaman untuk berbagi pengalaman, dengarkan dengan perhatian dan berikan dukungan tanpa menghakimi. Dorong anak untuk tetap positif dalam kesulitan, tetapkan aturan jelas tentang waktu layar dan konten yang diakses. Menyusun rutinitas sehat, seperti tidak menggunakan perangkat saat makan atau sebelum tidur dan ajarkan penggunaan teknologi yang bijak.

Kesimpulan

Keluarga adalah lingkungan pertama anak belajar nilai-nilai moral dan norma sosial. Anak meniru perilaku orang tua dan keluarga, serta mendapatkan dukungan emosional untuk menghadapi tekanan dari lingkungan digital.

Keluarga bertanggung jawab mengawasi penggunaan teknologi oleh anak dan menanamkan nilai moral serta etika, terutama dalam perilaku online.

Kegiatan bersama, seperti bermain dan berkumpul, memperkuat ikatan emosional dan mendukung perkembangan karakter serta identitas diri anak. Dukungan keluarga dapat membantu anak memahami diri dan nilai-nilai yang telah di bangun pada saat ini khususnya di era digital.

Penulis :
L.M Ihsan Thamrin.S.Psi.,M.Psi

Continue Reading

opini

Merdeka Petani

Published

on

By

Petani di Lantari Jaya Bombana. -foto:ist-

SUATU waktu saya bertemu perwakilan kelompok tani di Lombakasih, Lantari Jaya. Pertemuan itu terjadi di tengah sawah, di sebuah rumah sawah. Asyik sekali.

Yang pertama diungkapkan kelompok tani ini yaitu istilah ‘petani adalah jantung Indonesia’. Sebuah perumpamaan yang menarik perhatian saya.

Selanjutnya semua celoteh-celoteh mereka saya simak secara saksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Hasilnya baru saya tulis tepat di Hari Kenerdekaan ini.

Istilah Petani Jantung Indonesia cukup menggugah. Karena, menurut mereka, petani menyediakan pangan bagi rakyat Indonesia. Pangan diolah menjadi makanan sehari-hari masyarakat. Begitu mereka berceloteh.

Jika tidak ada petani siapa bisa garap sawah? Siapa bercocok tanam? Siapa berkebun? Dan makan apa warga Indonesia? Benar juga apa kata petani itu.

Dia pun berkeluh kesah dengan kondisi petani yang sama di seluruh Indonesia. Pupuk mahal, pestisida mahal, solar untuk mesin alat pertanian dibatasi. Jika ada subsidi, oknum di sana menjualnya, akhirnya menjadi harga non subsidi.

Di Bombana, bantuan alat pertanian, yang katanya gratis, rupanya harus ditebus nyaris sama dengan harga alatnya, hand traktor misalnya. Nasib petani makin buram oleh permainan tengkulak, pengijon, dan pemodal.

Yang bikin tambah sedih, di saat panen harga langsung anjlok. Petani tak habis pikir. Di saat stok berkurang, harga mahal, namun saat panen harga di petani jadi murah. Memang berlaku hukum pasar, hukun supply and demand. Tapi seperti ada yang kendalikan.

Di Bombana, semua jenis bantuan pertanian diatur dinas terkait. Di strukturnya, ada bidang-bidangnya. Dari informasi dari pihak lain, hampir semua bantuan bernuansa subjektif politik. Bantuan diberikan kepada warga tertentu. Hanya itu-itu yang terus menerus dapat bantuan.

Setelah ditelusuri, penerima bantuan adalah pendukung pemenang Pilkada 2017. Ini juga terjadi saat sekarang. Kini sang istri yang maju Pilkada 2024, bantuan pun diberikan atas nama sang calon.

Ada pula oknum dinas menjanjikan bantuan asalkan memilih sang calon. Silakan daftar, cukup pakai KTP, dan akan dapat bantuan itu.

Tak hanya di Dinas Pertanian, bantuan yang tidak tepat sasaran itu juga terjadi di Dinas Perikanan. Ada nelayan setiap tahun dapat bantuan dompeng sampai empat unit. Juga ada juragan ikan sampai menerima bantuan juga.

Seorang nelayan yang tercatat sebagai kelompok peneirima bantuan bercerita perahunya rusak di tengah laut. Terombang ambing. Pulangnya minta bantuan namun yang diberikan justru partisan politik.

Cerita-cerita ini menguatkan keluhan petani dan nelayan tertentu di Bombana. Di Poleang juga demikian. Oknum-oknum di banyak OPD sudah bertindak partisan untuk Pilkada 2024. Modus bantuan dipakai untuk lepentingan politik.

Kelompok tani di Lantari Jaya ini hanya berharap pemerintah membantu dan benar-benar memihak pada petani. Bukan di mulut di pidato-pidato saja. Pemerintah hendaknya turun tangan membantu bagaimana produksi mereka meningkat, dengan biaya yang ekonomis.

Petani berharap dengan kekuasaannya, pemerintah bisa menstabilkan harga. Pemihakan kepada petani betul-betul murni tanpa kepentingan politik. Karena kepentingan politik akan berdampak pada petani yang hanya ingin memberi pangan kepada masyarakat.

Kalau ingin menjaga ketahanan pangan bantulah petani, jangan semua bantuan menjadi alat untuk memperkaya oknum.

Yang menarik, mereka minta pemerintah melalui mekanisme G to Petani membeli gabah-gabah mereka, menjadi perhatian saya. Mereka merasa dirugikan oleh pemain besar.

Dia mengungkapkan, di saat panen, harga mereka beli murah. Gabah dibawa keluar, kemudian masuk ke Bombana lagi, menjual dengan harga mahal yang sudah dikemas. Kemasannya atas nama produksi daerah lain.

Jika melewati Kecamatan Lantari Jaya, kita akan melihat berkarung-karung gabah stand by di pinggir jalan. Karung-karung itu nenunggu truk-truk besar membawa keluar dari Bombana.

Memang setiap musim panen beras Bombana mencapai 90 ribu ton. Beras-beras ini keluar untuk diolah daerah lain dan masuk kembali dengan nama label dari luar, yang mahal.

Karena itu, untuk membantu petani pemerintah diminta membeli gabah-gabah petani, agar harga tidak dipermainkan oleh tengkulak. Selanjutnya pemerintah mengolah melalui BUMD dan menjadi beras kemasan, dengan label produksi Bombana. Program hilirisasi menjadi langkah tepat untuk itu.

Harapan agar pemerintah turun tangan membeli produk petani cukup realistis. Selama ini pemain besar sangat lihai memainkan harga, sehingga petani tak berdaya. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula oleh permainan harga.

Petani yang istilahnya adalah Jantung Indonesia, memang harus menjadi perhatian ekstra. Ibarat penyakit, jika jantung bermasalah seluruh tubuh akan terganggu.

Indonesia dengan jumlah penduduk 270–an jiwa itu butuh ketahanan pangan yang stabil. Jantung Indonesia jangan sampai terganggu, sehingga merusak seluruhnya.

Di hari kemerdekaan ini, mari jadikan momentum untuk Memedekakan Petani. Agar kita bisa berteriak: Merdeka Petani.

RSUD Tanduale, 17 Agustus 2024
Oleh: Syahrir Lantoni
(BUR Center)

Continue Reading

opini

Meremehkan Angin Sepoi-sepoi

Published

on

By

Ilustrasi. Angin sepoi-sepoi yang membawa kesejukan. -foto:ist-

JANGAN coba-coba. Coba-coba apa? Menganggap remeh. Meremehkan siapa? Angin Sepoi-Sepoi. Siapa angin Sepoi-Sepoi? Ada. Ya siapa? Panjang ceritanya.

Istilah angin Sepoi-Sepoi tiba-tiba jadi perbincangan hangat di Bombana. Muncul dari mulut H Tafdil saat menjadi moderator acara Sosialisasi 4 Pilar MPR di Langkapa beberapa waktu lalu.

Dalam acara itu, H Tafdil menyebut lawan-lawan Hj Andi Nirwana, istrinya, di pilkada lembek-lembek semua. Hanya angin Sepoi-Sepoi.

Ya, lawan-lawan itu dipersonifikasi sebagai angin Sepoi-Sepoi. Dia membandingkan di Pilkada 2017 silam. Lawannya datang dari delapan penjuru angin. Dia dihantam angin Topan dan Puting Beliung. Namun, katanya, tetap lolos.

Angin Topan saja mampu dikalahkan, apalagi angin Sepoi-Sepoi. Begitu kira-kira dia mengasosiakan salah satu lawan Andi Nirwana di Pilkda Bombana 2024 ini.

H Tafdil adalah mantan pemenang Pilkada Bombana dua kali. Juga suami dari calon Bupati Bombana 2024 Hj Andi Nirwana. Untuk mendudukkan sang istri di kursi bupati, mantan orang nomor 1 di Bombana ini bernanuver kesana kemari.

Dia pun pujidiri jago memimpin setiap “operasi”, termasuk operasi pemenangan sang istri. Sayangnya keduanya gagal lolos ke Senayan di Pemilu kemarin. Andi Nirwana sebagai incumbent DPD RI kalah. Suaminya yang nota bene ketua DPD PAN juga gagal masuk DPR RI.

Begitu keduanya gagal, dia nafsu lagi membidik pilkada. Sang istri dimajukan, dan dia sendiri memimpin ‘operasi’ pemenangan. Lawannya pun dianggap angin sepoi-sepoi.

Seorang peserta di acara itu berkata dalam hati. Jangan anggap enteng angin Sepoi-Sepoi. Angin ini bisa membuat orang terlena. Hembusannya yang semilir mampu membuat yang tertidur. Jadi jangan coba-coba, katanya.

Kisah angin Sepoi-Sepoi mengingatkan saya sebuah kisah para angin. Ada angin Topan, angin Bahorok, angin Tornado, Puting Beliung, dan lainnya, termasuk angin Sepoi-Sepoi.

Suatu ketika para angin melihat seekor monyet memanjat pohon kelapa. Setelah beberapa lama si Monyet di atas, para angin bertaruh adu kekuatan menjatuhhkan sang Monyet. Siapa yang bisa menjatuhkan si Monyet, dialah jagonya.

Angin Topan dengan sombongnya tertawa terbahak-bahak memandang enteng. Begitu juga yang lain. Angin Sepoi-Sepoi tetap tenang, diam dan merendah.

Yang pertama maju adalah angin Tornado. Dia meniup dengan keras. Swiiiiiingh!!… Namun si Monyet berpegang kuat dan tidak jatuh. Angin Tornado menyerah. Mundur.

Kemudian angin Topan dengan gagahnya maju. Dia menepuk dada dan berkata akulah jagonya. Angin Topan meniup. Wuuussshh..!! Tapi tetap saja si Monyet tidak jatuh.

Angin Puting Beliung datang, langsung berputar-putar dulu, lalu menghembuskan anginnya sekeras mungkin. Gagal, dan dia juga menyerah.

Dari belakang datanglah angin Sepoi-Sepoi. Dengan merendah dia mengaku bisa menjatuhkan monyet di atas pohon kelapa itu. Tiga angin tedahulu tertawa sinis.

“Tidak mungkin,” kata mereka.
“Eh Poi-Poi, kami saja yang kuat ini tidak bisa. Apalagi lu,” remehnya.

Angin Sepoi-Sepoi pun mendekati sang Monyet dan meniup pelan-pelan ubun-ubunnya. Si Monyet terlena. Dia keenakan sehingga mengantuk, lalu melepaskan pegangannya. Jatuhlah si Monyet dari atas pohon kelapa.

Demikian kisahnya. Jangan coba-coba anggap remeh angin Sepoi-Sepoi karena kelembutan dan ketenangannya. Dia bisa membuat terlena dan menang.

Lantas siapa yang dipersonifikasikan oleh H Tafdil sebagai angin Sepoi-Sepoi itu? Dia tidak menyebut nama. Namun publik politik Bombana tahu bahwa yang dimaksud adalah Ir. H. Burhanuddin, MSi.

Burhanuddin adalah teknokrat yang memimpin Bombana selama 1 tahun 3 bulan di tahun 2022-2023, dan sukses menorehkan prestasi pembangunan Bombana. Burhanuddin mampu mengambil hati masyarakat Bombana sehingga surveinya selalu tertinggi.

Tiga lembaga survei, yakni Smart Institut PKS, Poltracking dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) semua menemukan fakta Burhanuddin yang tertinggi tingkat keterpilihannya. Bedanya dua digit dari urutan di bawahnya yang ditempati Andi Nirwana Sebbu alias ANS.

Sabagai pengingat, hasil survei selamanya tidak jauh beda dari quick count. Cuick count biasanya tak jauh beda dengan real count. Dan real count akan nyaris sama dengan tabulasi suara resmi di semua tingkatan KPU.

Bagaimana bisa elektabilitas Burhanuddin yang tinggi masih dianggap sepoi-sepoi oleh H Tafdil? Apa lantaran dia bisa mengatur birokrasi? Dibantu Sekda, kepala dinas, kepala PMD, kepala inspektorat, kepala-kepala sekolah, guru-guru, dan kepala desa? Silakan berkomentar.

Penulis : Rezki Hendra
(BUR Center)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID