ADVETORIAL/PARIWARA
Peluang Investasi, Kota Kendari Punya Potensi Peternakan dan Perikanan

KENDARI, Bursabisnis.id – Kota Kendari tidak hanya dikenal sebagai kota perdagangan,kota jasa dan penghasil komoditi pertanian. Tetapi juga dikenal sebagai kota yang mempunyai potensi peternakan.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra, Parinringi SE,M.Si, potensi peternakan di Kota Kendari terbagi ke dalam beberapa komoditi utama, yaitu sapi potong dan kambing.
Berdasarkan data tahun 2022, wilayah kecamatan yang menghasilkan ternak sapi dan kambing adalah :
- Mandonga sapi potong 587 ekor kambing 507 ekor.
- Baruga sapi potong 706 ekor kambing 648 ekor.
- Puwatu sapi potong 528 ekor kambing 740 ekor.
- Wua-wua sapi potong 60 ekor kambing 68 ekor.
- Poasia sapi potong 871 ekor kambing 500 ekor
- Abeli sapi potong 772 ekor kambing 520 ekor
- Kambu sapi potong 260 ekor kambing 425 ekor
- Nambo sapi potong 591 ekor kambing 480 ekor
- Kendari sapi potong 20 ekor kambing 100 ekor
- Kendari Barat – kambing 48 ekor
Sedangkan produksi daging ternak, ternyata Kendari mampu memproduksi daging yang jumlahnya terbilang banyak.
Berdasarkan data BPS Kota Kendari, produksi daging ternak besar di Kota Kendari dari tahun 2018 – 2022 adalah :
- Tahun 2018 daging sapi 500.633 Kilogram
- Tahun 2019 daging sapi 683.878 Kilogram
- Tahun 2020 daging sapi 470.684 Kilogram
- Tahun 2021 daging sapi 521.721 Kilogram Daging kerbau 2.764 Kilogram
- Tahun 2022 daging sapi 518.000 kilogram
Melihat data-data tersebut, Parinringi yang saat ini juga menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel), mengatakan, dapat diketahui bahwa populasi ternak di Kota Kendari pada tahun 2022 didominasi oleh jenis ternak sapi potong yang berjumlah 4.719 ekor dan kemudian disusul oleh ternak Kambing dengan jumlah populasi 4.036 ekor.

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si
“Tingginya tingkat permintaan daging di Kota Kendari, sehingga diperlukan populasi ternak ruminansia yang tersedia, sehingga pasokan daging yang diperlukan untuk Kota Kendari dapat disediakan oleh peternak yang ada dalam Kota Kendari,” terang mantan Wakil Bupati Konawe ini.
Bahkan mengingat potensi permintaan daging sapi yang akan semakin meningkat setiap tahun, tidak menutup kemungkinan diperlukan juga pengembangan bagi jumlah ternak di Kota Kendari.
DPMPTSP Provinsi Sultra juga melihat bahwa Kota Kendari juga memiliki potensi populasi berbagai jenis unggas.
Dalam hal ini beberapa jenis unggas yang terdapat di Kota Kendari saat ini berdasarkan data BPS Kota Kendari Tahun 2022 adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Mandonga
Ayam Kampung = 129.609
Ayam Pedaging =150.655
Itik =1.637
Itik Manila = 300
2. Kecamatan Baruga
Ayam Kampung = 111.412
Ayam Petelur =5.036
Ayam Pedaging =190.761
Itik =620
Itik Manila = 250
3. Kecamatan Puwatu
Ayam Kampung = 120.283
Ayam Pedaging =246.655
Itik =489
Itik Manila = 250
4. Kecamatan Kadia
Ayam Kampung = 111.852
5. Kecamatan Wua-wua
Ayam Kampung = 112.000
Ayam Petelur =4.000
6. Kecamatan Poasia
Ayam Kampung = 113.055
Ayam Pedaging =216.384
Itik Manila = 50
7. Kecamatan Kambu
Ayam Kampung = 121.206
Itik =500
Itik Manila = 112
8. Kecamatan Nambo
Ayam Kampung = 113.130
Ayam Petelur = 4.065
Ayam Pedaging =237.904
Itik =800
Itik Manila = 50
9. Kecamatan Kendari
Ayam Kampung = 115.100
10. Kecamatan Kendari Barat
Ayam Kampung = 116.200
Itik Manila = 25
Kemudian untuk produksi telur unggas di Kota Kendari dari tahun 2018-2022 adalah sebagai berikut :
Tahun Ayam Kampung Ayam Petelur Itik
2018 1.729.622 869.288 37.950
2020 469.150 162.297 22.120
2021 828.601 66.272 27.753
2022 831.353 98.651 31.506
Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa populasi unggas di Kota Kendari pada tahun 2022 didominasi oleh jenis unggas ayam kampung yang berjumlah 1.283.943 ekor dan kemudian disusul oleh unggas ayam pedaging dengan jumlah populasi 1.042.359 ekor.
Tingkat permintaan daging dan telur yang tinggi di Kota Kendari, maka dibutuhkan populasi unggas dan telurnya yang tinggi pula, agar pasokan daging dan telur dapat terus tersedia.
“Mengingat tingginya tingkat konsumsi, maupun kebutuhan akan daging ayam dan telur, maka diperlukan juga pengembangan bagi jumlah ternak di Kota Kendari,” ujar mantan Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut) ini .
Parinringi juga mengungkapkan, Kota Kendari juga mempunyai komoditas unggulan dari sektor perikanan. Komoditas tersebut berupa ikan yang merupakan hasil budidaya ataupun hasil penangkapan nelayan.
Berdasarkan data hasil produksi perikanan di Kota Kendari, dapat diketahui bahwa Kota Kendari dalam 3) tahun terakhir pada setiap komoditas memiliki hasil produksi yang fluktuatif, dan secara umum didominasi dari hasil budidaya kolam dengan capaian 135,90 ton pada tahun 2022 dan disusul budidaya ikan air payau dengan hasil produksi mencapai 65,27 ton pada tahun 2022.
Walaupun komoditas ikan air payau belum dominan di Kota Kendari dari kontribusi hasil produksinya, namun mengingat potensi wilayah pesisir yang dimiliki maka sangat signifikan untuk pengembangan sektor komoditas perikanan dalam hal ini juga perikanan air payau.
Hal itu pada dasarnya bahwa wilayah pesisir menawarkan berbagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan dan kelautan mengingat wilayahnya memiliki area laut yang cukup luas serta didukung dengan wilayah pesisir yang juga dapat dimanfaatkan bagi pengembangan komoditas berbagai jenis ikan air payau.
“Sehingga dapat memberikan peluang bagi pengembangan pada bidang perikanan di Kota Kendari, bahkan dapat menjadi peluang untuk masuknya investasi,” tutup Paringringi.
Advetorial/Pariwara
ADVETORIAL/PARIWARA
Hasil Analisa DPMPTSP, Ada 4 Strategi Pengembangan Komoditas Potensial Sulawesi Tenggara

KENDARI, Bursabisnis.id – Hasil analisis komoditas potensial yang dimiliki wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat didorong kebermanfaatannya, sehingga mampu memberikan peluang investasi serta nilai tambah bagi pendapatan daerah.
“Bahkan, lebih jauh mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan hidup masyarakat Sulawesi Tenggara,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si.
Menurut Parinringi yang juga saat ini sedang menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel), berdasarkan hasil analisis pemetaan spasial potensi wilayah Sulawesi Tenggara, teridentifikasi ragam peluang investasi, meliputi sektor unggulan dibidang pertambangan, pertanian, sektor jasa, sektor perikanan, sektor industri, sektor peternakan dan sektor pariwisata.
Dengan demikian, dalam rangka mendukung keterwujutan visi dan misi Provinsi Sulawesi Tenggara, maka melalui kegiatan pemetaan potensi ini dapat menjadi landasan spasial dalam pengambilan kebijakan, terkait dengan pengembangan komoditas potensial.

Komoditas Aspal Buton yang digunakan di Kalimantan Timur. -foto:aspabi.id
Menurut Parinringi yang pernah menjabat sebagai Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut), untuk mendukung realisasi kebermanfaatan dari potensi peluang investasi di Sultra, maka diperlukan strategi pengembangan komoditas potensial, yakni:
1. Kerjasama Kelembagaan Antar Daerah Kabupaten/Kota
Kerjasama kelembagaan pemangku kepentingan dan pelaku usaha secara efektif dan efisien, akan sangat mendukung dalam pengembangan komoditas unggulan yang terkoneksi dalam skala usaha agribisnis hulu-hilir.
Untuk mewujudkan kerjasama kelembagaan ini, diperlukan adanya cluster wilayah pengembangan potensi wilayah dalam wujud komoditas unggulan yang sejenis antar kabupaten dan sinergisasi pengembangan potensi antar daerah.
2. Penguatan Komitmen Dukungan Pendanaan Keberhasilan pencapaian target dan implementasi program di daerah, terkait pengembangan komoditas unggulan sangat ditentukan oleh dukungan pendanaan.
Di samping memperkuat komitmen dukungan pendanaan dari pemerintah (APBD dan APBN), juga diperlukan adanya dukungan pendanaan dari para pelaku usaha di bidang pengembangan komoditas unggulan.
3. Mendorong Keterlibatan Stakeholders
Strategi ini diarahkan untuk mendorong keterlibatan stakholders agar berperan secara aktif dalam setiap tahapan kegiatan pelaksanaan rencana aksi (renaksi) pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Keterlibatan stakeholders terkait, terutama dalam hal perumusan dan pengambilan keputusan untuk berbagai kegiatan pengembangan komoditas unggulan terpilih di setiap kabupaten/kota.
Adapun stakeholders terkait dalam pengembangan komoditas unggulan diantaranya para pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM, para pemuka adat/tokoh masyarakat, pihak kecamatan, dan komponen masyarakat lainnya, pemerintah daerah dan pemerintan pusat.
4. Peningkatan Dukungan Kebijakan dan Regulasi
Salah satu fokus strategi ini adalah adanya dukungan kebijakan dan yang memperkuat pelaksanaan kegiatan pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Contoh regulasi yang menjadi resultan percepatan pembangunan komoditas unggulan antara lain penetapan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai salah satu daerah penghasil bawang merah dan durian; penetapan pusat kawasan industri perikanan, pusat kawasan industri pertambangan, sentra pengembangan pertanian dan perkebunan.
“Dengan strategi-strategi tersebut, diharapkan akan mampu meningkatkan ketertarikan investor berinvestasi di wilayah Sulawesi Tenggara,” kata Parinringi mantan Wakil Bupati Konawe ini.
Advetorial/Pariwara
ADVETORIAL/PARIWARA
Empat Sektor Ekonomi Unggulan Sultra Berpotensi Unggul Untuk Investasi

KENDARI, Bursabisnis.id – Perkembangan setiap sektor ekonomi atau lapangan usaha di setiap provinsi di Indonesia dipastikan berbeda-beda. Meskipun ada juga daerah yang hampir sama keunggulan lapangan usahanya.
Hanya saja pada umumnya, sektor ekonomi atau lapangan usaha yang ada di setiap provinsi di Indonesia masih didominasi oleh sektor pertanian sebagai sektor primer.
” Sektor pertanian ini kemudian memberikan dampak pada peningkatan sektor ekonomi lainnya, seperti industri pengolahan, perdagangan besar, dan eceran,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi SE,M.Si.
Namun seiring dengan peningkatan investasi sektor pertambangan dan galian pada suatu wilayah, maka sektor ini terus mengalami peningkatan. Sedangkan sektor pertanian mengalami kontribusi pada perekonomian yang mengalami penurunan.
Ini terungkap dalam data laporan penelitian dan bantuan teknik survey pendahuluan kegiatan penyediaan peta potensi Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Kabupaten Bombana yang dilakukan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Halu Oleo (UHO) pada tahun 2023.
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), terutama sektor pertanian dan pertambangan.
“Karena itu, menarik untuk mengkaji sektor ekonomi unggulan Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Indonesia dengan menggunakan Static Location Quotient (SLQ) dan Dinamic Location Quotient (DLQ),” ujar Parinringi yang saat ini menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel).

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si
Dari hasil SLQ dan DLQ, sektor ekonomi yang tergolong unggulan dan masih berpotensi unggul di Provinsi Sulawesi Tenggara yakni;
1. Pertanian, kehutanan dan perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Konstruksi
4. Administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial
5. Jasa pendidikan.
” Hal ini berarti bahwa sektor ekonomi tersebut mempunyai PDRB yang tinggi didukung dengan pertumbuhan PDRB yang tinggi pula. Selain itu, sektor ekonomi tersebut menjadi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara meskipun diperlukan keterlibatan sektor lainnya,” jelas mantan Wakil Bupati Konawe ini.
Sektor ekonomi yang tergolong belum unggul tetapi berpotensi unggul yakni:
1. Industri pengolahan
2. Pengadaan listrik dan gas
3. Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
4. Transportasi dan pergudangan
5. Jasa keuangan dan asuransi.
Hal ini berarti PDB yang rendah, tetapi tingkat pertumbuhan PDRB yang tinggi.
Sektor ekonomi yang tergolong belum unggul dan sekaligus belum berpotensi unggul yakni;
1. Informasi dan komunikasi
2. Real estat
3. Jasa perusahaan
4. Jasa lainnya
.
Hal ini berarti bahwa nilai PDRB dan pertumbuhan PDRB yang rendah pula.
Advetorial/Pariwara
ADVETORIAL/PARIWARA
Nilai Investasi Sektor Industri Logam Dasar di Sultra Rp 7,330 Triliun, Berada di Posisi Pertama

KENDARI, Bursabisnis.id – Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama triwulan III 2021, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masing-masing mencapai 354,4 juta dollar AS dan Rp 1.779,0 Miliar.
Data tersebut merupakan hasil laporan penelitian dan bantuan teknik survey pendahuluan kegiatan penyediaan peta potensi Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Kabupaten Bombana yang dilakukan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Halu Oleo (UHO) pada tahun 2023.
Bila melihat grafik realisasi investasi berdasarkan capaian pada triwulan 1 dan triwulan 2 tahun 2022, menurut Kepala DPMP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si, cukup menjanjikan dan menunjukan prospek yang memuaskan.
“Kalau kita realisasi investasi tahun 2022 lalu, cukup menjanjikan. Karena itu tahun 2024, realisasi investasi terus digenjot,” kata Parinringi yang saat ini juga menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel).
Adapun secara lebih jelas capaian realisasi investasi pada triwulan 1 dan triwulan 2 tahun 2022 di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada bagian berikut.
Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2022
No. Model dan Spesifikasi Investasi Nilai (Rp) dan Jumlah Investasi
1. Penanaman Modal Asing (PMA) Rp. 7,518 Triliun
2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp. 577,471 Miliar
3. Jumlah Perusahaan PMA 47 Perusahaan
4. Jumlah Proyek PMA 374 Proyek
5. Jumlah Perusahaan PMDN 228 Perusahaan
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023
Realisasi Investasi Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2022
No. Kabupaten/Kota Nilai Investasi (Rp)
1. Kabupaten Konawe 7,290 Triliun
2. Kabupaten Konawe Utara 340,526 Miliar
3. Kabupaten Kolaka 177,429 Miliar
4. Kabupaten Bombana 129,104 Miliar
5. Kota Kendari 64,823 Miliar
6. Kabupaten Konawe Selatan 57,441 Miliar
7. Kabupaten Kolaka Utara 15,177 Miliar
8. Kabupaten Buton 13,360 Miliar
9. Kabupaten Konawe Kepulauan 5,417 Miliar
10. Kota Bau-Bau 1,396 Miliar
11. Kabupaten Buton Tengah 1,194 Miliar
12. Kabupaten Muna 182 Juta
13. Kabupaten Buton Selatan 100 Juta
14. Kabupaten Wakatobi 84 Juta
15. Kabupaten Kolaka Timur 70 Juta
16. Kabupaten Muna Barat 54 Juta
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023
Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Triwulan I Tahun 2022
No. Sektor Nilai Investasi (Rp)
1. Industri Logam Dasar, Barang Logam 7,330 Triliun
2. Pertambangan 269,057 Miliar
3. Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 237,675 Miliar
4. Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran 172,523 Miliar
5. Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan 22,702 Miliar
6. Industri Makanan 20,418 Miliar
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023
Sementara itu, capaian realisasi investasi pada triwulan 2 tahun 2022 di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada bagian berikut.
Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2022
No. Model dan Spesifikasi Investasi Nilai (Rp) dan Jumlah Investasi
1. Penanaman Modal Asing (PMA) 733,26 Milyar
2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 1,81 Triliun
3. Jumlah Perusahaan PMA 33 Perusahaan
4. Jumlah Proyek PMA 318 Proyek
5. Jumlah Perusahaan PMDN 146 Perusahaan
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si
Realisasi Investasi Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2022
No. Kabupaten/Kota Nilai Investasi (Rp)
1.Kabupaten Kolaka 654,06 Milyar
2.Kabupaten Konawe 568,15 Milyar
3.Kabupaten Bombana 550,02 Milyar
4.Kota Kendari 455,30 Milyar
5.Kabupaten Konawe Utara 196,43 Milyar
6.Kabupaten Konawe Selatan 82,83 Milyar
7.Kabupaten Konawe Kepulauan 16,52 Milyar
8.Kabupaten Buton 12,68 Milyar
9.Kabupaten Wakatobi 3,36 Milyar
10.Kota Bau-bau 2,26 Milyar
11.Kabupaten Muna 2,15 Milyar
12.Kabupaten Buton Selatan 0,92 Milyar
13.Kabupaten Kolaka Utara 0,78 Milyar
14.Kabupaten Buton Utara 0,13 Milyar
15.Kabupaten Muna Barat 0,09 Milyar
16.Kabupaten Buton Tengah –
17.Kabupaten Kolaka Timur –
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023
Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Triwulan II Tahun 2022
No. Sektor Nilai Investasi (Rp)
1.Industri Logam Dasar, Barang Logam,
Bukan Mesin dan Peralatannya 1.383,85 Milyar
2.Pertambangan 319,49 Milyar
3.Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran 317,16 Milyar
4.Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 273,54 Milyar
5.Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan 112,50 Milyar
6.Perdagangan dan Reparasi 52,50 Milyar
7.Industri Makanan 34,23 Milyar
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Smelter VDNI di Kabupaten Konawe. -foto:vdni.co.id-
“Kalau kita melihat akumulasi data capaian realisasi investasi Triwulan I dan II Tahun 2022, ini menggambarkan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki daya tarik yang kuat dan peluang yang baik sebagai tujuan investasi,” terang Parinringi mantan Wakil Bupati Konawe ini.
Hal ini terbukti sebagaimana perolehan nilai dan jumlah kegiatan proyek untuk investasi di Sulawesi Tenggara yang cukup besar pada Triwulan I yang meliputi Penanaman Modal Asing dengan nilai investasi Rp. 7,518 Triliun dan Kabupaten dan Kota di penjuru Sulawesi Tenggara.
Bahkan selain itu, berdasarkan posisi sektor dengan nilai investasi terbesar yaitu :
1. Sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam Rp. 7,330 Triliun
2. Sektor Pertambangan dengan nilai investasi Rp.269,057 Miliar
3. Sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dengan nilai investasi Rp. 237,675 Miliar
Sementara itu, dari aspek capaian realisasi investasi pada Triwulan II Tahun 2022 di atas juga dapat diketahui bahwa perolehan nilai dan jumlah kegiatan proyek untuk investasi di Sulawesi Tenggara terus berkembang dan meliputi Penanaman Modal Asing dengan nilai investasi 733,26 Milyar, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp. 1,81 Triliun dan juga aktivitas kegiatannya tersebar pada 15 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kemudian berdasarkan posisi sektor dengan nilai investasi terbesar, yaitu pada posisi pertama dan kedua masih tetap ditempati sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya dengan investasi (Rp 1.383,85 Milyar), Kedua Pertambangan dengan nilai investasi sebesar (Rp. 319,49 Milyar), dan pada posisi ketiga mengalami perubahan dengan triwuan peratama yaitu pada triwulan kedua ditempati sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran dengan total nilai investasi sebesar (Rp.317,16 Milyar).
Menurut Parinringi, hal terpenting dari hasil capaian realisasi investasi pada triwulan I dan II Tahun 2022 di Sulawesi Tenggara, tidak hanya didominasi oleh sektor tersier (Pertambangan, Pertanian, dan sebagainya), namun juga dari sektor sekunder juga memiliki peluang yang dapat dikembangkan untuk kegiatan investasi, seperti kegiatan industri manufaktur dan juga sektor potensial seperti pariwisata dan peternakan.
“Peluang investasi yang dapat dilakukan para investor, dapat disesuaikan dengan karakteristika lokasi dan aktivitas sosial masyarakat serta potensi wilayah setempat,” jelas Parinringi.
Advetorial/Pariwara
-
ENTERTAINMENT6 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa6 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR6 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur6 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus6 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE6 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Fokus1 month ago
Usai Harumkan Nama Wakatobi, Pelatih Atlit Peraih Medali Emas Jual Hp Untuk Ongkos Pulang
-
Entrepreneur6 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha