Connect with us

PERTANIAN

Petrokimia Gresik Sediakan Pupuk Subsidi 2.247 Ton

Published

on

KOLAKA, bursabisnis.id – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Petrokimia Gresik menyediakan pupuk subsidi sebanyak 2.247 ton, untuk memenuhi kebutuhan petani di Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Saat ini Petrokimia Gresik telah menyiapkan stok pupuk subsidi untuk para petani di Sultra, jumlahnya sebanyak 2. 247 ton,” kata Tri Kurniawan, Staf PT Petrokimi Gresik Perwakilan Daerah Penjualan Sultra II, Selasa 16 Juni 2020.

Stok pupuk itu tersebar di 5 gudang yang berada di Sultra, yakni di Kota Kendari 2 gudang, Kabupaten Kolaka 1 gudang , Bau-bau 1 gudang dan Kolaka Utara 1 gudang.

Ketersedian pupuk subsidi tersebut merupakan upaya PT. Petrokimia Gresik mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, dengan slogan Solusi Agroindustri dan Pertanian Berkelanjutan khususnya di Sultra di tengah menghadapi pandemi Covid-19.

“Stok pupuk subsidi yang kita siapkan untuk saat ini sampai satu bulan kedepan sebanyak 2. 247 ton. Selain pupuk subsidi PT. Petrokimia Gresik juga menyediakan pupuk Non Subsidi,” ujar Tri Kurniawan.

Untuk stok pupuk subsidi Kabupaten Kolaka sebanyak 982 ton yang terdiri dari Pupuk ZA, SP-36, Phonska dan Petroganik. Sedangkan untuk wilayah lainnya seperti Bau – bau , Kendari dan Kolaka Utara masih memiliki stok yang cukup untuk satu bulan ke depan.

” Khusus Kolaka stok kita ada sebanyak 982 ton yang terdiri dari pupuk ZA sebanyak 186 ton, SP-36 sebanyak 110 ton, Phonska sebanyak 640 ton dan Petroganik sebanyak 46 ton, sedangkan Non Subsidi kita juga siapkan NPK Ponska Plus, Petronitrat, SP-39. Ketersedian pupuk subsidi cukup untuk memenuhi kebutuhan petani satu bulan kedepan,” ungkap Wawan sapaan akrabnya.

Masih kata Tri Kurniawan, untuk wilayah Kolaka para petani bisa membeli pupuk tersebut di Distribur CV. Sandang Murah dan kios resmi yang tersebar di 12 kecamatan.

” Untuk kolaka distributor kita cuma satu, yakni CV. Sandang Murah sedangkan untuk kios resmi ada 18 kios yang tersebar di 12 kecamatan,” terangnya.

Wawan menambahkan, untuk Distributor CV. Sandang Murah wilayah pemasarannya mencakup wilayah Kolaka, Kolaka Timur dan Bombana. ” Sandang murah punya Kios Resmi di Kolaka Timur dan Bombana jadi total kios resmi sebanyak 26 kios yang berada di bawah naungan CV. Sandang Merah,” tambahnya

SPDP Wilayah Sultra II Tri Kurniawan juga berharap agar pupuk yang di sediakan PT. Petrokimia Gresik cukup untuk memenuhi kebutuhan petani sampai akhir tahun 2020 di masa pandemi Covid-19,”ucap Tri.

” Semoga pupuk yang kita siapkan cukup untuk memenuhi Kebutuhan Petani yang berada di Sulawesi Tenggara hingga akhir Tahun 2020,” tutup Tri Kurniawan.

Untuk diketahui PT. Pertokimia Gresik juga bersinergi dengan Kodim 1412 Kolaka, Polres Kolaka dan Pemda Kolaka guna menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Kolaka ditengah pandemi Covid-19,

Laporan: Deri

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PERTANIAN

Tanaman Sagu Milik Warga Terkena Gusur Normalisasi Sungai Tanpa Ganti Rugi

Published

on

By

Warga Desa Anggotoa melihat pohon sagu yang digusur pekerja proyek normalisasi sungai. -foto:ilfa-

KONAWE, Bursabisnis.id – Proyek normalisasi sungai yang melewati Desa Anggotoa, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sultra, menimbulkan dampak kerugian.

Salah satu pemilik tanaman sagu, Darwis T , kaget atas penggusuran tanaman sagu.

Ia mengaku tidak pernah disampaikan adanya normalisasi sungai yang melewati lahannya.

“Saya kaget, tiba-tiba disampaikan sama saudara saya bahwa pohon saguku sudah digusur akibat normalisasi. Sementara tidak pernah disampaikan, apalagi sosialisasi,” bebernya.

Ia menuntut, ganti rugi atas kejadian tersebut. Karena, sekitar 50 tanaman sagunya telah digusur tanpa ada pemberitahuan lebih awal.

“Kami minta pihak kontraktor yang mengerjakan proyek normalisasi sungai ini untuk bertanggungjawab. Kami menunggu sampai 3×24 jam. Jika tidak diindahkan maka kami akan menahan alat berat yang mengerjakan proyek tersebut,” tegasnya

Ia juga meminta kepada kepala desa Anggotoa untuk menghentikan proyek sementara waktu dan mengadakan pertemuan dengan pihak kontraktor serta semua warga yang telah digusur tanamannya.

Sementara itu, Kepala Desa Anggotoa Liasmon mengaku, dirinya sudah diberitahukan bahwa proyek normalisasi sungai ini akan masuk di sungai yang berada di Desa Anggotoa.

“Saya ini hanya sebatas mengetahui bahwa ada proyek yang akan berjalan,” ungkapnya saat ditemui

Ia mengaku, tidak mengetahui tentang ada dan tidaknya ganti rugi terkait penggusuran tersebut.

Penulis : Ilfa

Editor : Rustam

Continue Reading

PERTANIAN

Pemkab Mubar Siapkan Lahan 10 Hektar Untuk Budidaya Bawang Merah

Published

on

By

MUBAR – BURSABISNIS.ID – Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat (Mubar) Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal menyiapkan lahan pertanian seluas 10 hektare untuk dijadikan tempat budidaya bawang merah.

Pemerintah setempat menunjuk Kecamatan Lawa dan Kecamatan Wadaga dijadikan lahan budidaya salah satu komoditas penyuplai Inflasi tersebut.

“Bawang merah sebagai salah satu penyumbang inflasi daerah, maka budidaya bawang merah akan menjadi salah satu program prioritas di sektor pertanian,” ungkap Bahri, Penjabat Bupati Muna Barat. Rabu, 7 Juni 2023.

Untuk itu, pemerintah daerah nantinya akan bekerja sama dengan kelompok tani dan pemilik lahan dalam program budidaya bawang merah.

“Rencananya 5 hektare di Lawa dan 5 hektare di Wadaga,” tambah Bahri.

Budidaya bawang merah ini merupakan program baru bagi masyarakat lokal di Muna Barat, maka pemerintah daerah menggandeng Kabupaten Bima untuk dapat memberikan pelatihan bagi kelompok tani dengan target dapat menciptakan petani bawang merah profesional.

Untuk itu, sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam melaksanakan program tersebut, pihaknya telah melakukan demplot budidaya bawang merah di tiga kecamatan, yaitu di Tiworo Tengah, Tiworo Selatan, serta di Wadaga dengan luas lahan sekitar 5 hektare.

Demplot itu bertujuan untuk menguji coba tingkat kesuburan tanah, dengan menggunakan media tanam, jarak tanam yang tepat, dan veritas untuk dapat mengetahui spesifikasi lokal yang produktif.

Sementara itu, Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri menyambut baik atas usulan kerjasama antar daerah tersebut, selain menyuplai bawang merah, pihaknya akan mengirimkan para petani profesional ke Muna Barat.

“Ini dalam rangka alih teknologi, alih pengetahuan dalam mengelola lahan, sampai pada pasca panen,” ungkapnya.

Olehnya itu, pemerintah kabupaten Muna Barat dalam menyambut para petani dari Kabupaten Bima, pihaknya akan membangun rumah inap bagi para petani bawang tersebut hingga pasca panen.(**)

 

Laporan : Phoyo

Continue Reading

Ekonomi Mikro

Harga Komoditas Pangan Jelang Idul Adha 2023: Bawang Merah Anjlok, Cabai Meroket

Published

on

By

Kendari, Bursabisnis.id- Menjelang Idul Adha 2023, harga bawang merah di Pasar Tradisional Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) anjlok.

Harga bawang merah pasca lebaran Idul Fitri 2023 diketahui sempat merangkak naik, dari harga Rp25 ribu per kg naik menjadi Rp50 ribu.

Seiring waktu, komoditas pangan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur ini mengalami fluktuasi harga.

Salah satu  pedagang pasar tradisional Mandonga, Alimuddin mengatakan, bawang merah cenderung mengalami penurunan harga.

“Saat ini bawang merah dipatok Rp40 ribu per kilo dari harga sebelumnya yang berada di kisaran Rp45 ribu per kilo,” ujarnya.

Menurut Alimuddin, tak hanya bawang merah,  yang kini mengalami penurunan harga.

Harga cabai rawit kata dia, juga ikut merosot jelang Hari Raya Kurban ini.

Di hari sebelumnya, cabai kecil berada pada kisaran harga Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kg dan kini berbanderol Rp20 ribu per kg.

“Cabai kecil turun harga karena panen raya. Hari-hari biasanya malah naik,” ujarnya.

Sementara bahan dapur lainnya mengalami kenaikan harga, bahkan nyaris dua kali lipat.

Misalnya cabai besar yang semula berada di kisaran harga Rp30 ribu per kg kini naik menjadi Rp50 ribu per kg.

“Cabai besar melonjak harganya,” katanya.

Komoditas perkebunan seperti tomat juga mengalami kenaikan harga.

“Harga tomat yang sebelumnya berada di kisaran Rp10 per kilo kini ditaksir Rp15 ribu per kilo,” pungkasnya.

 

 

Penulis: Mery Oktavia

Editor: Alivia

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Tenggara Media Perkasa - Bursabisnis.ID Developer by Green Tech Studio.