TECHNO
Sejumlah Wilayah di Sultra Jadi Pilot Project PT XL Axiata
Bursabisnis.id-Sejumlah wilayah di Sultra saat ini ditetapkan sebagai Pilot Project PT XL Axiata Tbk. 4 Desa di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) misalnya, mulai dibangun Site (stasiun) Universal Service Obligation (USO).
“Empat Desa di Konkep yang menjadi lokasi pemetaan Site USO, yakni Desa Labeau, Desa Mawa, Desa Lebo dan Desa Wakadau. Sebelumnya sudah ada satu site, kemudian ditambah lagi empat site yang baru. 4 Desa itu menjadi bagian dari 40 lokasi pemetaan jaringan di Empat Provinsi yang menjadi Project kami saat ini. Jadi, total tower jaringan kami untuk Konkep saat ini ada lima di Site,” jelas RSM PT XL Axiata, Wahid Ramlan, dalam agenda Launching XL Axiata, di Kendari, Rabu (31/1/2018).
Jaringan XL Axiata ini, lanjut Wahid, akan menjadi satu-satunya provider dengan Site berbasis USO di Konkep, berdasarkan regulasi atau aturan yang ditetapkan Menkominfo.
“Hanya 1 provider berbasis USO disana, jadi fasilitas komunikasi masyarakat pelosok disana suda terpenuhi dengan adanya project ini,” kata Wahid.
Ditambahkannya, Kemenkominfo dan pihak XL Axiata telah melakukan launching program USO ini sejak 23 Januari 2018 lalu, yang dipusatkan di Desa Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Launching waktu itu diresmikan oleh Dirjen SDPPI, Ismail MT, dan dihadiri oleh Bupati Tabalong serta perangkat pimpinan daerah di Kalsel, kami uji teleconfrence dari Kalsel langsung ke Desa Labeau, dan hasilnya alhamdulillah sukses, ” tambahnya.
Selain Konkep, modernisasi jaringan juga akan diberlakukan di sejumlah lokasi di wilayah Sultra. Lokasi tersebut yakni Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Pulau Wakatobi dan Kabupaten Buton Utara.
“Pulau wakatobi, dan Buton Utara target project USO selanjutnya. Dalam waktu dekat ini, kami juga akan menambah sinyal 4G di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, dan Bombana, sekitar Februari hingga Maret. XL Axiata menyambut dan menyetujui penunjukan tersebut, karena lokasi-lokasi yang ditentukan sesuai dengan rencana perusahaan untuk membangun dan memperluas cakupan jaringan di masa sehingga akses layanan komunikasi lebih luas, mengakat hingga ke daerah-daerah baru yang relatif terpencil,” tutup Wahid.
Laporan: Isran
Editor: Nilam
TECHNO
Pemkot Baubau Luncurkan Kesetaraan Akses Internet Bagi Sekolah Terluar Palabusa
BAUBAU, Bursabisnis.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau dibawah kepemimpinan Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si terus melakukan terobosan dalam membangun Kota Baubau.
Salah satunya adalah akses internet cepat untuk sekolah terluar seperti di Palabusa Kecamatan Lea-Lea pada Sabtu, 14 September 2024.
”Syukur Alhamdulillah kita bisa bertemu sebagai tindak lanjut pertemuan di rujab. Kalau saya itu tidak mau menunggu lama. Hemat saya, tidak ada cara lain lagi kita untuk melakukan pembangunan untuk mensejajarkan diri dengan wilayah sekitar kalau kita tidak melakukan percepatan.Dan kalau kita meningkatkan percepatan kita mempertahankan power itu butuh komitmen bersama, kerja bersama. Jadi bekerja bersama yang saya maksud seperti itu, tidak mungkin SD mau berjuang untuk mendapatkan internet kalau Pemkot Baubau tidak memiliki kebijakan begitu sehingga itulah yang saya terobos,”ujarnya.
Orang nomor satu di Kota Baubau ini mengapresiasi Kerja sama Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Baubau dan BRI Cabang Kota Baubau yang telah memberikan fasilitas internet Starlink kepada SDN 1 Bataraguru yang ada di Kelurahan Palabusa. Dan ini merupakan salah satu cara kerja sama BRI dengan programnya untuk memperluas internet buat dunia pendidikan di Kota Baubau. Kerja sama ini akan menjadi pilot project di Kota Baubau dan sejarah mencatat itu.
”Mungkin akan ada tujuh titik lain lagi tahun depan. Anak-anak kita yang susah sekali mendapatkan internet, hari ini kita buktikan bisa dilakukan,” ungkapnya.
Fakta ini menurutnya mendobrak opini yang berkembang selama ini bahwa sekolah yang jauh dari pusat kota pasti tertinggal dan sulit mendapat akses internet.
Dr H Muh Rasman Manafi berharap SDN 1 Bataraguru bisa menjadi contoh dan membuktikan bahwa setelah masuk internet, siswa dapat lebih berprestasi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau memberikan penjelasan koneksi internet ini tidak hanya dinikmati oleh sekolah saja tapi juga dinikmati oleh masyarakat pada umumnya, masyarakat dapat menikmati internet pada pukul 15.00 – 21.00.
Penulis : Tam
TECHNO
Ground Breaking Baubau Techno Digital Village
BAUBAU, Bursabisnis.id – Perayaan 17 Agustus 2024 menjadi momentum spesial bagi Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si.
Pasalnya, di hari yang paling bersejarah bagi bangsa Indonesia, orang nomor satu di Kota Baubau ini meletakkan batu pertama (ground breaking) Baubau Techno Digital Village di Sulaa pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Groundbreaking yang disebut Baubau Teknologi Digital ini adalah konsep membangun memanfaatkan landing point fiber optic,serat optic yang masuk di Baubau. Dan itu harus dijadikan sebagai pusat teknologi digital yang tidak hanya Baubau saja, melainkan Sulawesi Tenggara bahkan di Pulau Sulawesi.
Dimana Baubau akan jadi pintu masuk sandarnya kabel laut yang dari seluruh dunia.
Dr H Rasman Manafi menekankan, harus ada manfaat bagi Kota Baubau sehingga tidak hanya sekedar masuk kemudian ada bangunan yang dimiliki oleh Exel Muralindo atau Satelindo atau lainnya yang hanya ada bangunan memantau kabelnya.
”Jangan hanya seperti itu karena nilai manfaatnya sangat strategis. Contoh kecil saja kalau listrik itu masuk di satu wilayah terus ada pembangkit listrik minimal manfaatnya setiap wilayah itu bisa terakhir listrik. Harusnya fiber optik yang masuk di Baubau sebagai pintunya sampai ke Bitung dan Maluku Utara, Baubau dapat manfaat. Bagaimana caranya kita bisa dapat manfaat kita harus punya konsep inilah bentuk konsep sederhananya,” kata Rasman Manafi.
Ditambahkan, dengan konsep pembangunan seperti ini maka Baubau tidak lagi berada di bayang-bayang wilayah di Ibukota Provinsi.
Dengan terbangunnya Kendari sebagai ibukota Provinsi selalu menempatkan pemikiran secara kewilayahan berada di bawah orde ibu kota provinsi. Dan itu memang paham yang digunakan dalam merencanakan wilayah sehingga bila yang memahami perencanaan itu pasti di ibukota Provinsi sehingga sarana prasarana pembangunannya itu selalu didahulukan.
Hanya saja, bila melihat Kota Balikpapan dengan Samarinda Kalimantan Timur, itu cara memandang pembangunan wilayah menempatkan orde 2 sejajar dengan orde 1 sesuai fungsinya dan cara pandang ini, 10 tahun terakhir membangun wilayah di Indonesia sudah dilakukan. Sesungguhnya, membangun wilayah yang bukan di ibukota Provinsi bisa sejajar dengan di ibukota Provinsi beberapa ratus tahun yang lalu di Amerika sudah menunjukkan itu. Demikian pula China dan Jerman sudah menunjukkan hal yang sama.
”Amerika membangun Washington itu untuk pusat pemerintahan iya tapi pusat bisnis bukan di Washington DC, itu ada di New York. Sama dengan China pusat bisnis sana itu adanya di Hong Kong pusat jasanya ada di Hong Kong bukan di ibu kota negaranya. Dan hari ini kita juga akan mengarah membangun Penajam Paser di IKN sebagai pusat pemerintahan tetapi pusat bisnis dan jasanya ada di Jakarta. Sulawesi Tenggara kalau mau melakukan percepatan pembangunan 5, 10, 20 bahkan 50 tahun kedepan sudah harus menempatkan Baubau sebagai pusat pembangunan sektor jasanya dan Kendari tetap menjadi pusat pelayanan pemerintahan,”tutupnya.
Sumber : PPID Utama Baubau
Penulis : Tam
TECHNO
Melalui MTCRC, Korea Selatan Dukung Indonesia Merumuskan Kebijakan Maritim
KOREA, Bursabisnis.id – Pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Korea Selatan menyelenggarakan Komite Bersama Korea-Indonesia di Bidang Sains dan Teknologi Kelautan pada Rabu, 12 Juni 2024 di Busan, Korea Selatan.
Agenda tahunan yang kembali terselenggara untuk yang ke-7 kalinya ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan setelah setelah terbentuknya Implementing Arrangement (IA) antara Kementerian Samudera dan Perikanan Republik Korea (KSP) serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Indonesia pada 9 Mei 2018 lalu.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Firman Hidayat menyampaikan sejak didirikannya Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) pada 2018, pusat riset ini telah membawa kemajuan yang signifikan untuk kerjasama teknologi kelautan di Indonesia.
“Melalui MTCRC, pemerintah Korea telah menunjukkan dukungan yang luar biasa kepada Indonesia dengan menyediakan data untuk merumuskan lebih lanjut Kebijakan Maritim Indonesia,” ujar Deputi Firman sebagaimana dilansir dari laman maritim.go.id.
Lebih lanjut Ia menambahkan, Indonesia saat ini sangat fokus untuk mengembangkan industri rumput laut, dan pada 22 Mei 2024 lalu baru saja meresmikan “International Tropical Seaweed Research Center” yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Melalui kerja sama ini, diharapkan dukungan kerja sama dari Pemerintah Korea untuk berbagi teknologi mengenai budidaya dan pengolahan rumput laut, serta pelaksanaan joint research di Indonesia,” tambah Deputi Firman.
Apresiasi terhadap komitmen dan kerja MTCRC juga disampaikan oleh Deputi Menteri Kebijakan Kelautan KSP, KIM Sung-bum dalam acara tersebut.
“Pencapaian ini mencakup berbagai bidang, termasuk penelitian bersama tentang lingkungan laut, satelit laut, serta proyek pengembangan kapasitas dan survey kelautan di Indonesia,” ujar Deputi KIM.
Ia juga berharap dukungan yang telah diberikan oleh Kemenko Marves untuk memperkuat kerja sama bilateral di sektor maritim dapat terus berlanjut. Demikian juga, Senada dengan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea akan menunjukkan dukungan yang sama untuk memenuhi tujuan ini, dan menyambut baik usulan kerja sama pengembangan rumput laut Indonesia.
Direktur Korea MTCRC, Park Hansan, dalam kesempatan ini melaporkan aktivitas MTCRC kepada seluruh anggota komite bersama yang dimulai dengan penyampaian status, aktivitas utama, aktivitas spesial, serta status anggaran MTCRC.
Selanjutnya, Park Hansan menyampaikan tinjauan rencana kegiatan MTCRC yang dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu platform kerjasama, penelitian bersama, peningkatan kapasitas, serta implementasi proyek Official Development Assistance (ODA).
Pada kesempatan ini, Park Hansan juga menyampaikan bahwa terdapat proyek baru yang sedang diimplementasikan, yaitu ODA KIOTEC (Korea-Indonesia Integrated Ocean and Technology Training Center) sebagai wujud nyata peningkatan kapasitas di bidang sains dan teknologi kelautan, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.
Lebih lanjut dalam Komite Bersama ini, kedua negara sepakat untuk mengembangkan dan memperluas peran MTCRC sebagai pusat fokus bagi kerja sama sebagai upaya menuju kerjasama bilateral yang lebih kokoh dan efektif dalam memajukan sektor maritim kedua negara.
Pertemuan ini dihadiri oleh anggota komite bersama dari berbagai institusi Korea, seperti Kim Sungbum (KSP), Kang Misuk (KSP), Kwon Jaeil (KIOST), Kim Wonkook (Pusan National University), Hur Sungpyo (Jeju National University), dan Park Hansan (MTCRC). Delegasi Indonesia terdiri dari M. Firman Hidayat (Kemenko Marves), Aniza Suspita (Kemenko Marves), Lelly Hasni Pertamawati (BAPPENAS), Radian Nurcahyo (Kemenko Marves) serta perwakilan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yaitu Ivonne M. Radjawane.
Sumber : maritim.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
PASAR5 years ago
PD Pasar Kota Kendari Segel Puluhan Lapak di Pasar Baruga