INDUSTRI
GIPI Sultra Dorong Sinergitas Pentahelix Dalam Pengembangan Pariwisata

KENDARI – Ketua DPD Ganungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Sultra, Ir. Hugua mengatakan, potensi pariwisata bumi anoa kelas dunia. Hanya saja, belum ada arah dan kebijakan pariwisata Sultra yang tegas, sehingga para pemilik dan pelaku industri pariwisata bekerja dengan pola dan kapasitas masing-masing.
Selain itu, lanjut Hugua, juga belum ada sinergitas antar pemangku kepentingan yang meliputi pengusaha, pemerintah, perguruan tinggi, media dan masyarakat yang dikenal dengan sinergitas pentahelix.
“Sudah saatnya membuat langkah pertama untuk 1000 langkah konkrit dapat terjadi, dari pada membuat 1000 rencana yang membuat langkah pertama kabur,” ujar Caleg DPR RI Dapil Sultra ini, saat ditemui usai pembukaan Rapat Kerja Daerah GIPI Sultra, di Hotel Zahra Kendari, Kamis 4 April 2019.
Lebih lanjut, Ketua PHRI Sultra ini mengungkapkan, bahwa hasil Rakerda ini berbentuk pola aksi, bukan dokumen laporan yang akan menjadi file.
“Pertemuan ini akan menjadi langka awal dari pada 1000 langkah dapat terjadi selanjutnya,” tegas Ketua Asosiasi Pemda Maritim 6 Negara CTI ini.
Untuk itu, Ketua DPD PDIP Sultra ini juga akan mengkomunikasikan hasil Rakerda tersebut dengan gunernur dan para bupati/walikota se-Sultra. Hal ini bermaksud untuk memantapkan dan menegaskan arah kebijakan pariwista Sultra, sehingga sinergi pentahelix dapat optimal, demikian juga penggunaan APBD propinsi dan kabupaten / kota saling sinergis dalam membangun Sultra, khususnya di sektor pariwisata.
“Potensi Pariwisata Sultra ini kelas dunia. Coba lihat Wakatobi, Labengki, Air Panas Wawolesea, Liang Kabori, surving Tumburano , Keraton Buton, Savana Bombana, Rawa Aopa, Gunung Ahua Watu, sungai terpendek dan masih banyak lagi potensi lain yang semuanya kelas dunia. Mestinya, sinergitas pentahelix mampu mendatangkan dolar untuk mendongkrak perekonomian masyarakat,” beber Hugua dengan nada berapi- api.
Sebagai informasi, Rakerda dibuka oleh Gubernur yang diwakili Asisten 3 dan dihadiri Ketua Umum GIPIx Drs. Didien Djunaidi, para GM dan pemilik hotel, restoran, travel agent, pemandu wisata, asosiasi pengusaha dan pihak lainnya.
Rakerda diawali dengan lokakarya yang menghadirkan pemateri diantaranya Kepala Perwakilan BI Sultra, BRI dan Bank Sultra serta Wali Kota Kendari yang diwakili oleh Sekda Kota.
Laporan: Ikas
INDUSTRI
Pemerintah Provinsi Sultra Target Dirikan 200 Dapur Program Makan Bergizi Gratis

KENDARI, Bursabisnis.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Anggota Komisi IX DPR RI, Ahmad Safei, serta Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sosialisasi Program MBG ini melibatkan pemerintah kabupaten/kota se-Sultra yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra di Kota Kendari pada Senin, 17 Maret 2025.
Gubernur Sultra Andi Sumangerukka (ASR), mengungkapkan bahwa Program MBG merupakan salah satu program unggulan pemerintah pusat dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Ke depan, Pemprov Sultra menargetkan pendirian 200 dapur MBG, dengan target 57 dapur pada tahun 2025 yang tersebar di 17 kabupaten/kota. Untuk mengakselerasi program tersebut, Pemprov Sultra akan mendirikan 25 dapur, sementara sisanya menjadi tanggung jawab bupati/wali kota yang akan dibagi berdasarkan prioritas,” ujarnya.
Lebih lanjut, program ini dirancang untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia, serta mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil dan menyusui, serta peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Melihat manfaat besar dari program ini, menurut Andi Sumangerukka, pemerintah daerah siap berperan aktif dalam implementasi MBG di Sultra.
Sebagai langkah awal, Pemprov Sultra telah menggelar uji coba MBG di beberapa sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Hasilnya menunjukkan respons positif, baik dari siswa maupun orang tua.
Meskipun secara luas diterima dengan baik, peluncuran program MBG oleh Presiden Prabowo Subianto juga menimbulkan berbagai pertanyaan dari masyarakat. Sebagai program berskala nasional yang baru, diperlukan pemahaman yang menyeluruh dari seluruh pihak terkait agar implementasinya berjalan sesuai sasaran.
Salah satu tantangan utama yang dibahas adalah mekanisme distribusi makanan bergizi ke wilayah kepulauan dan pesisir, terutama di daerah yang sulit diakses pada musim tertentu.
Dengan terlaksananya program MBG secara efektif, diharapkan peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat dapat berjalan optimal, sehingga menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa mendatang.
Sasaran program MBG terbagi menjadi dua kelompok utama: peserta didik dan non-peserta didik.
Peserta Didik:
1. Pendidikan Anak Usia Dini (TK/PAUD/RA)
2. Pendidikan Dasar (SD/MI)
3. Pendidikan Menengah (SMP/MTs, SMA/MA)
4. Pendidikan Kejuruan (SMK)
5. Pendidikan Keagamaan (Sekolah Keagamaan Lainnya)
6. Pendidikan Khusus (SLB)
7. Pendidikan Layanan Khusus
8. Pendidikan Pesantren (Santri)
Non-Peserta Didik:
1. Ibu Hamil
2. Ibu Menyusui
3. Anak Balita
Laporan : Man
Editor : Tam
INDUSTRI
Industri Padat Karya Dapat Atensi Menko Ekonomi

JAKARTA, Bursabisnis.id – Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara masif, Pemerintah terus berkomitmen untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sektor industri padat karya dinilai memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi dan mampu mencegah bertambahnya angka pengangguran. Untuk itu, Pemerintah terus memberikan atensi terhadap industri padat karya agar mampu terus bertumbuh dan menyerap tenaga kerja secara optimal.
Merespon hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Kantor Kemenko Perekonomian.
Pertemuan ini bertujuan untuk menggali masukan mengenai tantangan dan peluang dalam menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Pemerintah berkomitmen untuk melindungi hak-hak pekerja, sekaligus menjaga iklim investasi dan usaha yang kondusif di Indonesia,” ungkap Menko Airlangga dikutip dari laman kemenkeu.go.id pada Kamis, 1 Nopember 2024.
Selain membicarakan informasi seputar industri padat karya, diskusi itu juga membahas isu terkait pengupahan, termasuk mengenai penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan upaya mendorong struktur skala upah dan peningkatan produktivitas.
Selanjutnya, Pemerintah juga melakukan akselerasi penerapan kebijakan perlindungan industri dalam negeri melalui safeguards dan antidumping, untuk melindungi industri padat karya mulai dari proses hulu hingga hilir dari persaingan yang tidak sehat. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan lebih banyak peluang kerja akan tercipta dan kesejahteraan masyarakat dapat terjaga.
Sumber : kemenkeu.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
INDUSTRI
RI-Swiss Komitmen Cetak SDM Industri Berdaya Saing

JAKARTA, Bursabisnis.id – Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi sektor industri di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Melalui program-program pengembangan keterampilan yang berbasis vokasi, Pemerintah Indonesia dan Swiss aktif menjalin kerja sama untuk mencetak tenaga kerja industri yang siap kerja dan kompetitif.
“Tentunya kita membutuhkan SDM industri yang unggul, kompeten, dan yang bisa menjawab seluruh masalah dan tantangan ke depan. Ini yang perlu disiapkan untuk mewujdukan visi Indonesia Emas Tahun 2045,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, 11 Oktober 2024 sebagaimana dilansir bursabisnis.id dari laman kemenperin.go.id.
Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Pemerintah Indonesia dalam memproritaskan pengembangan SDM industri melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi, Swisscontact Indonesia dan Swiss Indonesia Chamber of Commerce (SwissCham) turut hadir pada kegiatan Industrial Educational Training and Expo (IDUTEX) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI di Jakarta pada 7-9 Oktober 2024.
“Kami mengapresiasi dukungan dan kerja sama dengan Pemerintah Swiss, semoga program ini dapat terus terlaksana dengan baik,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan.
Berkat kolaborasi antara BPSDMI dengan Pemerintah Swiss, sejumlah politeknik di lingkungan Kemenperin telah menerapkan konsep pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda.
“Dengan sistem tersebut, mahasiswa dapat mengikuti pemagangan terstruktur di perusahaan sebagai bagian dari pendidikan mereka, dengan dukungan dari pelatih tempat kerja yang tersertifikasi berdasarkan sistem Ausbilder-Eignungsverordnung yang digunakan di Swiss,” papar Masrokhan.
Komitmen Pemerintah Swiss untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya pengembangan keterampilan SDM, telah dimulai sejak tahun 1970-an. Ini ditandai dengan berdirinya politeknik pertama di Indonesia, Politeknik Mekanik Swiss atau yang kini dikenal sebagai Politeknik Manufaktur Bandung.
Saat ini, kerja sama kedua pihak direalisasikan melalui program Swiss Skills for Competitiveness (SS4C), yang diimplementasikan oleh Swisscontact Indonesia dengan dukungan hibah dari Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO).
“Program pengembangan keterampilan di lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi berperan penting dalam menghadirkan tenaga kerja yang kompetitif dan sesuai kebutuhan industri masa kini,” ungkap Deputy Program Manager SS4C, Kiky Hendarin saat mengisi sesi seminar bertema Career Development Center pada acara IDUTEX 2024 di Jakarta.
Menurutnya, Pemerintah Swiss melalui Swisscontact telah membangun kemitraan yang berkelanjutan di Indonesia selama 50 tahun lebih. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk membangun sumber daya manusia agar lebih kompetitif demi meraih visi Indonesia Emas 2045,” tutur Kiky.
Diakuinya, upaya meningkatkan keterampilan SDM tidak lepas dari peran sektor swasta sebagai penyedia lapangan kerja. Oleh karenanya, program SS4C, yang merupakan pengembangan program Skills for Competitiveness (S4C), telah diimplementasikan pada 2018-2023. “Ini wujud nyata kolaborasi dengan SwissCham Indonesia untuk menghubungkan politeknik di bawah naungan Kemenperin dengan perusahaan-perusahaan anggota SwissCham Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, melalui kerja sama tersebut, politeknik dan perusahaan dapat mengembangkan kurikulum pemagangan terstruktur, yang memungkinkan mahasiswa untuk magang di bawah bimbingan pelatih tempat kerja (PTK). Perusahaan juga diuntungkan dengan adanya pegawai yang telah terlatih sebagai PTK, karena mereka dapat memberikan pelatihan tak hanya pada peserta magang tetapi juga sesama pegawai perusahaan secara internal.
“Kolaborasi yang terjalin dengan Kemenperin, membawa dampak positif terhadap politeknik-politeknik binaannya. SwissCham Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat dan mengembangkan kemitraan dan kolaborasi antara politeknik dengan industri,” ujar Sarah Suhartono, Executive Director SwissCham Indonesia.
Sumber : kemenperin.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
-
ENTERTAINMENT6 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa6 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR6 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur6 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus6 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE6 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur6 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha