Connect with us

Life Style

Kecanduan Smartphone Pemicu Nomophobia, Gejala Apa Itu?

Published

on

JAKARTA, bursabisnis.id – Ponsel pintar atau smartphone telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Perangkat ini tak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi tapi juga jejaring sosial, hiburan, hingga kebutuhan layanan keuangan dan lain sebagainya.

Kendati memiliki segudang manfaat positif yang bisa memudahkan aktivitas harian, beberapa pihak berpendapat bahwa ketergantungan berlebihan pada perangkat seperti ponsel merupakan bentuk perilaku kecanduan, seperti dilansir dari laman bisnis.com.

Bahkan, ada istilah tersendiri yakni nomophobio yang menggambarkan kondisi tersebut di mana seseorang merasakan kekhawatiran dan ketakutan berlebih saat tidak memegang ponsel.

Dilansir dari Verywellmind, ini merupakan kekhawatiran yang berkembang di dunia di mana orang selalu terhubung dengan ponsel. Jadi, kehilangan ponsel, kehabisan baterai, atau berada di area tanpa jangkauan seluler bisa menyebabkan stres dan kecemasan.

Ketakutan tanpa perangkat seluler ini sering dianggap sebagai tanda penggunaan perangkat digital yang bermasalah, yang menurut beberapa ahli dapat berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraan mental.

Apa itu Nomophobia?
Mengutip laman Psychology Today, Nomophobia (nomofobia) merupakan singkatan dari “no-mo bile – pho ne pho bia”. Istilah ini pertama kali diciptakan dalam sebuah studi pada 2008 yang dilakukan oleh UK Pist Office dengan Yougov.

Ketika itu, UK Post Office menugaskan organisasi penelitian YouGov untuk melihat kecemasan yang dialami oleh pengguna ponsel. Studi yang melibatkan 2.100 itu menunjukkan 53 persen responden peserta mengalami nomofobia.

Lebih terperinci disebutkan bahwa mereka mengalami kondisi yang ditandai dengan perasaan cemas ketika orang kehilangan ponsel, kehabisan daya baterai, atau tidak memiliki jangkauan seluler.

Healthline melaporkan bahwa sebuah studi di India pada 2017 juga meneliti tentang hal ini. Temuannya adalah 17,9 persen mahasiswa kedokteran yang diteliti memiliki nomofobia ringan dan 22,1 persen memiliki nomofobia parah.

Gejala Nomophobia

Sebuah fobia merupakan jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan adanya ketakutan irasional dari suatu obyek atau situasi. Dalam hal ini, ketakutannya adalah tidak memiliki atau bisa mengakses ponsel.

Kendati nomophobia bukanlah diagnosis klinis, beberapa gejalanya yang umum telah diidentifikasi terkait dengan ketakutan ini, sebagai berikut :

– Ketidakmampuan untuk mematikan telepon seluler
– Terus-menerus memeriksa ponsel untuk pesan yang tidak terjawab, email, atau panggilan
– Mengisi daya baterai bahkan ketika ponsel hampir terisi penuh
– Membawa ponsel ke mana pun pergi, bahkan ke kamar mandi
– Berulang kali memeriksa untuk memastikan bahwa kalian memiliki akses ke ponsel
– Kekhawatiran tanpa koneksi yang dapat menghubungkan ke internet
– Stres karena terputus dari keberadaan atau identitas online seseorang
– Melewatkan aktivitas atau acara yang direncanakan untuk menghabiskan waktu di perangkat seluler.

Penyebab Nomophobia

Berdasarkan sejumlah penelitian yang dilakukan menyangkut kondisi ini, ada beberapa faktor yang dinilai menjadi penyebab seseorang menglami kekhawatiran berlebih tanpa smartphone.

1. Kegunaan untuk aktivitas sehari-hari.
Saat ini, ponsel memainkan peranan vital dalam banyak aktivitas kehidupan kita. Smartphone mampu melakukan banyak hal termasuk berkomunikasi, belajar, bekerja, mengelola keuangan, dan lain-lain.

Kondisi dengan akses ponsel yang sangat vital ini membuat banyak orang merasa takut bial kehilangan akses terhadap perangkat tersebut. Tanpa ponsel, orang bisa merasa terputus dan  terisolasi dari aspek penting kehidupan mereka.

2. Jumlah penggunaan setiap hari.
Sebuah studi dari peneliti Baylor University dan Universitat Internacional de Catalunya, yang diterbitkan di Journal of Behavioral Addictions menemukan bahwa mahasiswa menghabiskan waktu hingga 9 jam per hari di ponsel mereka.

Para peneliti menyatakan bahwa penggunaan ponsel yang konstan ini merupakan sebuah paradoks teknologi, di mana smartphone bisa membebaskan manusia tapi sekaligus juga menindas penggunanya.

3. Keakraban dengan teknologi
The National Institute on Drug Abuse for Teens menunjukkan bahwa kecemasan orang berpisah dengan ponsel terjadi lebih banyak pada kategori pengguna remaja dan dewasa muda.

Kelompok muda dinilai merupakan masyarkaat digital native, yang lahir dan dibesarkan di era teknologi digital. Oleh sebab itu, mereka memiliki pengalaman yang sangat dini terkait dengan perangkat teknologi termasuk ponsel dan internet.

Laporan : Leesya

Continue Reading

ENTERTAINMENT

Sarinah GMNI Kendari Gagas Ruang Refleksi Perjuangan Perempuan Lewat  Film Dokumenter

Published

on

By

Sesi foto bersama usai penayangan film dokumenter. -foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis. Id – Sarinah GMNI Kendari gagas ruang refleksi perjuangan perempuan lewat seminar dan film dokumenter. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kendari kembali mencatat sejarah.

Lewat semangat progresif dan revolusioner, GMNI sukses menggelar Seminar Keperempuanan sekaligus meluncurkan film dokumenter bertajuk “Kongres Perempuan I” di Aula FISIP Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari.

Dengan tema “Merdeka Tanpa Takut, Perempuan Mengukir Sejarah Baru”, kegiatan ini menjadi ruang penting untuk membangkitkan kesadaran kolektif terhadap perjuangan perempuan Indonesia, baik di masa lalu maupun kini.

GMNI Kendari berharap seminar dan launching film ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan wujud komitmen GMNI dalam memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan gender.

Kami ingin menciptakan ruang inspiratif di mana perempuan berani menyuarakan keberanian, menggugat ketimpangan, dan terus berkarya di segala lini. Sehingga patut di apresiasi inisiatif luar biasa dari kader Sarinah GMNI yang berhasil memproduksi film dokumenter tersebut.

Film ini bukan sekadar tontonan. Ia adalah perlawanan, bentuk keberanian menolak diam, dan langkah strategis yang relevan dengan realitas hari ini.

Perempuan hari ini tidak hanya butuh ruang, tapi juga keberanian untuk berdiri di garis depan. Melalui film Kongres Perempuan I, kita semua diajak merenungi kembali betapa panjang dan berdarahnya jalan menuju kesetaraan.

Dalam tayangan tersebut, bagaimana sosok-sosok Sarinah GMNI Kendari memainkan perannya dengan penuh penghayatan, fokus, profesionalisme serta menjunjung tinggi komitmen agar bagaimana karya yang dihasilkan bisa memantik api kesadaran kepada kaum perempuan.

Film ini menceritakan tentang Sejarah Kongres 1 Perempuan yang dimana hal itu adalah sebuah peristiwa monumental yang menandai tonggak sejarah pergerakan perempuan di tanah air, diselenggarakan pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta.

Kongres ini lahir dari kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam perjuangan nasional dan untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi kaum perempuan saat itu.

Dihadiri oleh perwakilan dari sekitar 30 organisasi perempuan dari Jawa dan Sumatera, serta dukungan dari beberapa organisasi laki-laki seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam, kongres ini bertujuan untuk menyatukan cita-cita, memajukan kaum perempuan Indonesia, dan menjalin hubungan baik antar berbagai perkumpulan wanita.

Pembahasan utama dalam kongres ini berpusat pada isu-isu krusial seperti pendidikan, perkawinan, serta perlindungan perempuan dan anak-anak. Para tokoh perempuan yang hadir, seperti Sdr. Ismudiyati, Sunaryati, Sdr. Sukaptinah, Nyi Hajar Dewantara, R.A. Soekonto, Siti Muji’ah, dan lainnya, menyampaikan pidato-pidato yang membahas berbagai aspek kehidupan perempuan, mulai dari hak dan kewajiban dalam rumah tangga hingga peran perempuan dalam pergerakan nasional.

Kongres ini berhasil merumuskan beberapa keputusan penting, antara lain pembentukan Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) sebagai wadah federasi untuk menyatukan berbagai organisasi perempuan, menerbitkan surat kabar yang dikelola oleh pengurus PPPI, serta mendirikan Studiefonds untuk membantu gadis-gadis yang kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan.

Selain itu, kongres ini juga menghasilkan beberapa mosi yang disampaikan kepada pemerintah Hindia Belanda dan Raad Agama. Mosi-mosi tersebut mencakup tuntutan untuk penambahan sekolah bagi anak perempuan, perbaikan aturan terkait taklik nikah (janji dan syarat-syarat perceraian) agar diwajibkan secara tertulis sesuai peraturan agama, serta diadakannya peraturan sokongan untuk janda dan anak yatim piatu pegawai negeri.

Keberhasilan Kongres Perempuan Pertama dalam menyatukan visi dan misi pergerakan perempuan serta menghasilkan keputusan-keputusan strategis ini menjadi landasan kuat bagi perjuangan hak-hak perempuan di kemudian hari.

Tanggal 22 Desember, yang merupakan hari pertama penyelenggaraan kongres ini, kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional di Indonesia, sebagai bentuk penghargaan atas peran dan perjuangan kaum perempuan dalam sejarah bangsa.

Film pendek ini bertujuan untuk menginspirasi dan memotivasi perempuan, serta seluruh elemen masyarakat, untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di berbagai bidang kehidupan.

Film ini diharapkan dapat menyoroti keteguhan, keberanian, dan visi para pelopor perempuan yang telah berjuang demi pendidikan, hak-hak perkawinan, dan perlindungan bagi perempuan dan anak-anak. Dengan demikian, film pendek ini tidak hanya berfungsi sebagai catatan sejarah, tetapi juga sebagai alat untuk membangkitkan semangat dan refleksi tentang peran perempuan dalam pembangunan bangsa, baik di masa lalu, kini, maupun di masa depan.

Sesi pemutaran film menjadi puncak acara yang disambut antusias oleh peserta. Film ini tidak hanya menyajikan catatan sejarah, tetapi juga menjadi medium refleksi dan motivasi untuk terus menyalakan semangat perjuangan di tengah tantangan zaman.

Kegiatan ini dihadiri ratusan mahasiswa, organisasi internal kampus, hingga perwakilan kelompok Cipayung. Atmosfer penuh semangat dan solidaritas mengukuhkan bahwa GMNI, khususnya Sarinah, telah mengambil peran penting dalam membentuk arah baru gerakan perempuan di Kendari.

GMNI Jaya. Marhaenis Menjawab Tantangan Zaman.

 

Laporan : Icha

Continue Reading

KOMUNITAS

GMNI Kendari Sukses Gelar Seminar Keperempuanan dan Launching Film

Published

on

By

Pengurus GMNI Kendari foto bersama. -foto:ist+

KENDARI, Bursabisnis. Id – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Kendari sukses gelar seminar tentang keperempuanan yang dirangkaikan dengan launching film bertakjuk tentang Kongres Perempuan 1.

Kegiatan ini digelar di aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) di Kendari pada  Minggu, 22 Juni 2025.

Kegiatan tersebut dihadiri para narasumber dari Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Kendari Hizal Joisman , kepala Satgas PPK UHO Dr. Bahdad dan Kabid Sarinah DPC GMNI Kendari Sarinah Rinda.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia, Sarinah Nina mengatakan acara seminar keperempuanan dan launching ini merupakan wujud nyata komitmen kita bersama dalam menerus utamakan peran dan posisi perempuan dalam pembangunan bangsa.

Tema tersebut dipilih dengan pertimbangan mendalam, mengingat pentingnya membangkitkan semangat keberanian dan kemandirian perempuan untuk terus berkarya dan mencetak sejarah baru dalam berbagai bidang kehidupan.

“Momentum ini semakin istimewa dengan diluncurkannya film dokumenter mengenai Kongres I Perempuan, sebuah tonggak sejarah yang menjadi landasan perjuangan perempuan Indonesia. Film ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya generasi muda, untuk memahami dan melanjutkan semangat perjuangan para pendahulu,” Bebernya.

Tak hanya itu, seminar tersebut diisi dengan narasumber yang hebat, yang membahas tentang perempuan berani bersuara membangun kesadaran dan mengatasi pelecehan seksual, perempuan dibidang politik, dan mewujudkan kampus aman tentang strategi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Sementara Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya dalam sambutannya sangat mengapresiasi terobosan, kreativitas dan inovasi yang di lakukan oleh anggota dan kader GMNI Kendari, khususnya Sarinah yang telah menginisiasi pembuatan film dokumenter tersebut.

Tentu, pelaksanaan kegiatan sebesar ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Namun, berkat kerja keras dan dedikasi luar biasa dari seluruh panitia, serta dukungan dari berbagai pihak, acara ini dapat terlaksana dengan sukses.

“Dalam mengimplementasikan tema “Merdeka Tanpa Takut, Perempuan Mengukir Sejarah Baru”, panitia telah merancang rangkaian acara yang komprehensif dan bisa membuka mata hati serta pikiran tentang kembali merenungkannya nilai-nilai luhur perjuangan perempuan,” jelasnya.

Tak hanya itu, ia membeberkan ini adalah upaya sarinah GMNI Kendari mendobrak kebekuan pergerakan perempuan selama ini dan kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis dan paling relevan dengan fenomena sekarang.

“Menjadikan peran, posisi dan tanggung jawab perempuan merasa lebih berharga bukan hanya atas dirinya sendiri, tapi bagi kebanyakan orang serta masyarakat di berbagai komponen,” ujarnya.

Kabid Sarinah DPC GMNI Kendari, Sarinah Rinda membeberkan dalam ulasan materinya saat sekarang adalah, sesuatu yang sangat urgen dan krusial tentang berbagai isu, wacana tentang perempuan baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan bahkan masalah perempuan yang mengalami pelecehan seksual dan kekerasan.

“Sehingga ruang ini menjadi kesempatan dan instrumen untuk pertukaran gagasan segar, ide cemerlang dan terobosan yang kongkret serta berdampak kepada perempuan serta masyarakat secara umum,” benernya.

Dalam ulasannya ia menjelaskan Kongres Perempuan menjadi salah satu tonggak sejarah dalam perjuangan perempuan Indonesia untuk mendapatkan hak-haknya. Sehingga melalui seminar dan launching film, para penonton diajak untuk merenungkan perjuangan panjang perempuan dalam sejarah Indonesia, serta pentingnya terus memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di era sekarang.

“Harapan kami organisasi perlu ada upaya serius untuk terus mendorong kualitas dan kapasitas semangat perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya, dan itu sangat dibutuhkan kedudukan perempuan yang lebih strategis, profesional, berintegritas yang betul-betul bisa menyuarakan masalah di atas.

Terakhir sesi launching film Kongres I Perempuan menjadi puncak acara, diikuti dengan diskusi interaktif untuk menggali makna dan relevansi sejarah tersebut bagi kondisi perempuan saat ini. Kami berharap, melalui seminar dan pemutaran film ini, semangat untuk “Merdeka Dari Rasa Takut dan Berani Mengukir Prestasi” dapat tertanam kuat dalam diri setiap peserta.

Kongres ini menjadi salah satu tonggak sejarah dalam perjuangan perempuan Indonesia untuk mendapatkan hak-haknya.

Melalui penayangan Film Dokumenter tersebut juga para penonton diajak untuk merenungkan perjuangan panjang perempuan dalam sejarah Indonesia, serta pentingnya terus memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di era sekarang.

Ini adalah kesempatan langka untuk menikmati film tersebut yang berkualitas dan mengangkat isu penting seputar pemberdayaan perempuan. Jangan lewatkan momen penting ini untuk merayakan perjuangan perempuan Indonesia.

Semoga apa yang menjadi terobosan anggota dan kader GMNI bisa terus membesarkan nama baik organisasi, menciptakan kader-kader yang punya semangat tinggi, totalitas, dan selalu menciptakan karya sehingga apa yang menjadi program-program ke depan bisa terus di kembangkan serta menciptakan kepemimpinan yang progres dan revolusioner dalam transformasi gagasan dan tindakan.

Kegiatan tersebut sangat banyak di hadiri oleh mahasiswa, lembaga internal kampus dan organisasi Cipayung untuk menyaksikan secara langsung seminar keperempuanan dan launching film yang di gagas dan di perankan secara langsung oleh Sarinah GMNI Kendari sebagai bentuk komitmen dan konsistensi membangkitkan nilai-nilai luhur perjuangan perempuan.

Merdeka, GMNI Jaya. Marhaen Menang. Marhaenis menjawab tantangan zaman.

Laporan : Icha

Editor : Tam

Continue Reading

KOMUNITAS

GMNI Cabang Kolaka Utara Siap Sukseskan Kongres XXII GMNI di Bandung

Published

on

By

Ketua GMNI Cabang Kolaka Utara, Khadijah.

KENDARI, Bursabisnis. Id  – Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dan ikut menyukseskan Kongres XXII GMNI yang akan diselenggarakan di Bandung tahun 2025.

Ini disampaikan dalam rangka suksesi regenerasi kepemimpinan organisasi secara nasional yang mengusung tema Kongres GMNI XXII yakni: “Bersatu, Lawan Penjajahan Gaya Baru” dibawah kepemimpinan Imanuel Cahyadi dan Sujahri Somar sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP GMNI.

Khadija Ketua DPC Kolaka Utara menyampaikan bahwa berkomitmen penuh dalam mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan Kongres GMNI XXII dan peralihan kepemimpinan Nasional organisasi.

“Kami DPC GMNI Kolaka Utara, sangat siap untuk menyukseskan dan mengirimkan delegasi dari DPC GMNI Kolaka Utara untuk mengikuti Kongres XXII GMNI di Bandung, ” kata Khadija.

Ia juga menambahkan bahwa Kongres GMNI adalah forum tertinggi diorganisasi, juga membahas berbagai persoalan strategis GMNI serta memilih kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang baru dengan merujuk pada penentu tercapainya cita-cita organisasi dan arah perjuangan kemasa depan organisasi.

“Sekali lagi, kami GMNI Kolaka Utara dibawah kepemimpinan Ketua Umum Imanuel Cahyadi siap sukseskan Kongres GMNI XXII di Bandung dan kita siap menghadapi cabang-cabang fiktif yang berupaya sabotase yang ingin mengagalkan Kongres GMNI XXII serta siap melawan segala bentuk intervensi para elit politik maupun partai politik yang menjadikan kongres GMNI 2025 ini sebagai tunggangan kepentingan parpol dan kepentingan pribadi” tegasnya.

Momentum ini pula merupakan waktu yang sangat krusial bagi GMNI sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan kaum marhaen untuk selalu memperkuat soliditas, solidaritas, dan gotong-royong yang akan melanjutkan perjuangan sesuai amanat pendiri bangsa “Bung Karno. ”

“Sebagaimana pesan Bung Karno: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”, maka tema Kongres GMNI XXII kali ini sangat tepat yakni Bersatu, Lawan Penjajahan Gaya Baru menjadi relevan di tengah tantangan saat ini,” ucap Khadijah.

Khadija juga menyerukan kepada seluruh anggota dan kader GMNI Se-Nusantara untuk tetap fokus pada agenda utama kongres GMNI XXII dan tidak mudah terpancing oleh berbagai upaya provokasi yang saat ini dimainkan oleh sekelompok oknum tertentu.

“kembali lagi kami menghimbau serta mengingatkan kepada seluruh kader GMNI Se-Indonesia untuk tidak terpancing oleh provokasi dari DPC, dan DPD fiktif yang menyebarkan narasi adu domba, delegitimasi forum, dan fitnah terhadap kader GMNI serta mencoba mengganggu jalannya kongres GMNI XXII, tegasnya.

Terakhir, DPC GMNI Kolaka Utara sangat berharap Kongres XXII GMNI yang akan digelar di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat ini dapat menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang membawa GMNI kearah yang lebih baik, serta melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang amanah dan mampu mengemban tugas organisasi dengan penuh rasa tanggung jawab.

“Kongres GMNI XXII diharapkan bias melahirkan keputusan-keputusan organisasi yang strategis yang nantinya bisa dilaksanakan dan diimplementasikan diseluruh cabang GMNI se Indonesia serta melahirkan kepemimpinan DPP yang loyal pengurus DPD dan DPC dan bisz mengawal hasil-hasil keputusan siding Kongres GMNI XXII, ” tutup Khadija.

Laporan : Tam

Continue Reading

Trending