Wisata
Meriam Peninggalan Kesultanan Buton Diamankan TNI, Pemkot Baubau Minta Dikembalikan

BAUBAU, Bursabisnis.id – Meriam peninggalan Kesultanan Buton diambil oleh TNI, dalam hal ini Kodim 1413 Buton. Informasi ini menjadi viral di media sosial sejak Selasa, 9 Juli 2024 kemarin dan mendapat penolakan dari berbagai kalangan di Kota Baubau dan sekitarnya.
Melihat masalah ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau. Melalui Pj Sekda Kota Baubau La Ode Fasikin, S.Pi, M.Si dalam keterangan persnya, meminta agar meriam yang sudah diambil tersebut agar dikembalikan ke tempatnya semula.
Menurut La Ode Fasikin, sesuai arahan Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi dan telaah dari Dinas Pendidikan Kota Baubau, dimana hasilnya bahwa tidak boleh dipindahkan barang-barang kalau masuk kategori cagar budaya.
”Untuk selanjutnya tinggal di komunikasikan dengan pihak Kodim 1413 Buton, kita komunikasi apa-apa yang dilakukan kemarin itu. Walaupun tujuannya bagus tetapi karena ada penolakan dan tata aturan yang harus kita ikuti, mereka juga siap untuk mengembalikan. Dan saya sudah berkomunikasi dengan pihak Kodim dan Kodim bersedia mengembalikan kalau memang dari cagar budaya,” ujarnya pada Rabu, 10 Juli 2024.
La Ode Fasikin menambahkan, sebelumnya memang ada surat yang masuk ke Pemkot Baubau terkait permintaan dari Kodim 1413 Buton. Dan surat tersebut pihaknya sudah mendisposisikan ke Asisten untuk dipelajari sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hanya saja, pihak Kodim 1413 Buton cepat bergerak sehingga terjadi banyak penolakan warga terutama dari budaya, otomatis langkah-langkah itu mungkin perlu dipikirkan atau di kembalikan, kalau warga memang menginginkan tidak boleh keluar dari situ.
Pihaknya sangat memahami pihak TNI mengambil langkah-langkah ingin mengamankan dan memelihara meriam tersebut.
Hanya saja, karena banyaknya penolakan dari masyarakat dan sudah ada telaah dari Dinas Pendidikan, jika tidak sesuai dengan ketentuan yang ada sehingga meriam itu mesti dikembalikan.
Penulis : Tam
KOMUNITAS
LP-KPK Komcab Wakatobi Resmi Dibentuk

WAKATOBI,Bursabisnis.id – Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-KPK) Komisi Cabang (Komcab) Kabupaten Wakatobi resmi terbentuk.
Pembentukan Pengurus LP-KPK Komcab Kabupaten Wakatobi berdasarkan Surat Keputusan Ketua Nasional (Komnas) LP-KPK No. 01.29/KC/15425/SK/LPKPK/IV/2025 tentang pengesahan dan pengukuhan susunan personalia Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-KPK) Komisi Cabang (Komcab) Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Surat Keputusan tersebut ditandatangani lansung oleh Ketua Nasional (Komnas) LP-KPK Amirul S. Piola dan Sekretarisnya Syamsir yang mengamanatkan La Ode Usman Baga sebagai Ketua LP-KPK Komcab Kabupaten Wakatobi melalui Korwil Sekaligus Ketua Dewan Penasehat LP-KPK Kabupaten Wakatobi Ahmad M.
Ketua LP-KPK Koncab Kabupaten Wakatobi mengungkapkan sesuai dengan surat tugas yang diamanatkan oleh pusat, Lembaga LP-KPK Kabupaten Wakatobi mempunyai tugas yaitu:
pengawasan atau kontroling terhadap penyelenggaraan negara, kebijakan pemerintah serta proses penegakan hukum (UU RI No 28 Tahun 1999)
Menghimpun data dan Informasi tentang adanya pengaduan masyarakat dan / atau temuan tentang dugaan Tipikor, Pungli, Gratifikasi dan Suap selanjutnya diadakan penelitian internal untuk pelaporan atau pengaduan resmi pada Komisi Pemberantasan Korupsi / Polri/Jaksa.
Mengawal setiap Program Pemerintah yang pro rakyat hingga tepat sasaran
Pengawasan penggunaan APBD pada seluruh SKPD, Perpajakan PAD, hingga LKPJ, dan
Pengawasan terhadap pihak swasta sebagai pelaksana undang-undang
” Dari tugas-tugas yang diamanatkan ini kami berharap kepada semua pihak untuk bisa menjalin sinergitas yang baik untuk kemajuan daerah kabupaten Wakatobi, dan juga kami menyampaikan agar semua pihak bisa bersinergi dengan baik untuk kepentingan pembangunan kabupaten Wakatobi, ” ujar ketua LP-KPK Komcab Kabupaten Wakatobi La Ode Usman Baga, Kamis 17 April 2025.
Ia juga mengatakan sebagai Lembaga Nasional tentu LP-KPK Kabupaten Wakatobi punya mekanisme dan kode etik yang harus dijunjung tinggi oleh semua anggota, senantiasa berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
Ia juga mengingatkan kepada seluruh pengurus agar dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan dan investigasi untuk menghimpun informasi tidak melakukan hal-hal yang melanggar ketentuan yang ditetapkan organisasi.
Laporan : Syaiful
Editor : Tam
Ketua LP-KPK Komcab Kabupaten Wakatobi La Ode Usman Baga, BA, SE dan ketua Dewan Penasehat H. Ahmad M., SH. -foto: syaiful-
KOMUNITAS
Jalin Keakraban Warga BTN Anawai, Keluarga Aipda Askar Gelar Lomba Domino

KENDARI, Bursabisnis.id – Dalam rangka menjalin tali silaturahim sesama warga di lingkungan RW 07 Kelurahan Anawai, Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari, keluarga besar Aipda Askar anggota Satlantas Polda Sultra bersama istri tercinta Andi Nita Rizki Amaliah, menggelar lomba kartu domino di kediaman pribadi yang terletak di kompleks BTN Permata Anawai.
“Masih dalam perayaan hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sekaligus dalam rangka menjalin tali silaturahim sesama warga kompleks, maka kami membuat acara lomba domino,” kata Aipda Askar pada Senin, 7 April 2025.
Lomba domino dilaksanakan di kompleks BTN Permata Anawai, diikuti puluhan peserta lomba. Mereka yang ikut lomba berasal dari lingkungan RT 01, lingkungan RT 02, lingkungan RT 03 dan lingkungan RT 04 dalam wilayah RW 07 Anawai.
“Inti lomba domino dan song, bukan karena hadiah. Tapi yang lebih utama, bagaimana warga kompleks hubungan silaturahimnya tetap terjalin dengan baik, tanpa ada perbedaan,” tambah Andi Nita Rizki Amaliah istri Aipda Askar.
Untuk diketahui bahwa Andi Nita Rizki Amaliah merupakan keponakan langsung dari Mayjen (Purn) Andi Sumangerukka (ASR) saat ini menjabat Gubernur Sultra.
Andi Nita yang akrab disapa Mama Al juga saudara kandung Andi Adi Aksara (AAA) Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Sultra.
Dari hasil lomba domino, keluar sebagai pemenang adalah :
Juara 1 : Rahmat
Juara 2 : Indra
Juara 3 : Andika
Juara 4 : Amir
Laporan : Tam
Wisata
Posepa’a Tradisi Turun Temurun Masyarakat Adat Liya, Bikin Tegang Penonton

WAKATOBI, Bursabisnis.id- Masyarakat adat Liya, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) punya tradisi unik yang sudah dilakukan turun temurun sejak zaman dahulu yaitu Posepa’a yang membuat tegang para penontonnya.
Posepa’a berasal dari kata Posepe’a yang diartikan pada zaman dulu sebagai lawan perang.
Tradisi Posepa’a adalah pagelaran latihan perang tanpa menggunakan senjata apapun atau kehabisan amunisi pada saat peperangan sedang berlangsung.
Posepa’a dilakukan dengan cara saling menyerang menggunakan kaki antara masyarakat Liya yang tinggal di dataran tinggi melawan masyarakat Liya yang tinggal di dataran rendah atau pesisir.
Tradisi ini dimainkan dengan cara berpegangan tangan, antara satu orang dengan satu orang lainya dari masyarakat dataran tinggi, melawan pasangan lainya dari masyarakat dataran rendah yang juga saling berpegangan tangan, atau disebut dalam bahasa lokalnya ‘Ndai’ (dua orang laki-laki yang saling berpegangan tangan).
Uniknya, pada saat pementasan tradisi Posepa’a ini semua orang dapat dikategorikan sebagai pemain, ketika antraksi berlangsung dan jika anda memasang kode dengan saling berpegangan tangan, disaat itulah setiap orang akan dikategorikan sebagai orang yang siap menyerang dan siap diserang.
Begitu pula sebaliknya proses posepa’a sedang berlangsung ketika anda melepas pegangan tangan, saat itu pula anda akan dianggap sebagai penonton atau hanya ingin menyaksikan tradisi Posepa’a itu.
Permainan Posepa’a membutuhkan strategi dan taktik, salah satunya dengan berpegangan tangan, sebab dalam posisi berpegangan tangan anda akan mendapatkan posisi berdiri yang kokoh dalam situasi kerumunan banyak orang dan ruang yang sempit karena saling berdempetan.
Dahulu Posepa’a ini digelar sejak awal Ramadhan, tujuannya untuk melatih emosional dan ketenangan jiwa disaat kondisi fisik dalam keadaan haus dan lapar yang dimaknai sebagai latihan perang disaat kondisi sedang kehabisan makanan dan minuman yang harus dihadapi dengan ketenangan dan pengontrolan emosi melawan musuh.
” Karena momen yang tepat untuk melatih fisik disaat bulan puasa itu, disaat kondisi fisik lemah mereka menggunakan itu sebagai waktu latihan, inilah salah satu latihan yang berat. kalau dia berlatih di momen lain belum tentu pada kondisi kelaparan kehausan dia akan bisa, tetapi karna mereka diuji dimomentum Kondisi fisik yang kemah maka mereka sudah terbiasa, melatih fisik termasuk hubunganya dengan puasa adalah melatih diri, ” kata tokoh masyarakat setempat Wong Agung pada Rabu, 2 April 2025.
Jika dalam permainan Posepa’a pemain tidak jelih dan tidak mengontrol diri maka akan berakibat fatal, sebab jika tidak bisa membaca situasi anda akan mendapat serangan tendengan yang kuat pada area tubuh yang sensitif dan bisa membuat anda menjadi pingsan di arena.
Selain itu, Posepa’a juga ada kondisi yang tidak terbaca yang disebut ‘Sobhoti’ yaitu serangan lawan secara tiba-tiba dari luar lawan yang dihadapi, ini dimaknai sebagai latihan Kondisi perang adanya serangan lawan yang tidak nampak atau serangan dari musuh yang bersembunyi.
Oleh sebab itu, pasangan anda yang disebut ‘Ndai’ itulah yang akan mengingatkan anda, sebab ‘Ndai’ bukan hanya membuat anda berdiri kokoh, dan leluasa bergerak, tetapi selain untuk saling melindungi juga berfungsi sebagai orang yang mengingatkan anda untuk melihat situasi lawan disaat anda menggebu-gebu.
Ada dua jenis tendangan yang sering digunakan oleh pemain Posepa’a yang dikategorikan sebagai tendangan mematikan dan jika itu tepat mengenai sasaran biasanya membuat lawan pingsan yaitu ‘hekafi’ dan ‘bhagaigu’
‘Hekafi’ adalah posisi menyerang dengan kuda-kuda berdiri bagian tubuh depan menghadap musuh, sedangkan ‘Bhagaigu’ adalah posisi kuda-kuda dengan menghadapkan bagian belakang pada musuh, Kedua posisi ini mempunyai sasaran tendangan yang sama pada anggota tubuh lawan.
Perbedaanya, jika pemain melancarkan serangan dengan ‘Hekafi’ maka bagian tubuh lawan akan dikenai dengan ujung kaki pemain, sedang jika pemain melancarkan serangan dengan ‘Bhagaigu’ maka lawan akan dikenai dengan bagian tumit pemain.
Oleh sebab itu Posepa’a dianggap selain mengandung seni tradisi yang unik,juga dimaknai jika kita saling berpegangan tangan maka kita bisa menjadi kuat dalam menghadapi kondisi apapun.
Tradisi ini digelar di Lapangan Benteng Keraton Liya di depan masjid sebagai tempat berdirinya masyarakat yang tinggal di dataran rendah atau pesisir dan depan Baruga, sebagai tempat berdirinya masyarakat yang tinggal di dataran tinggi yang berada di Desa Liya Togo Kecamatan Wangi-wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.
Laporan : Syaiful
Editor : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa6 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus6 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE6 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur6 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha