Connect with us

KEUANGAN

Pekan Ini, Nilai Tukar Ditutup Rp 14.067 Per Dolar AS

Published

on

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pekan ini menguat

JAKARTA – Pergerakan rupiah terhadap dolar AS diprediksikan akan
cenderung menguat pada Kamis, 11 Juli 2019. Nilai tukar rupiah berakhir menguat 65 poin atau 0,46 persen di level Rp14.067 per dolar AS, saat indeks melemah 0,236 poin atau 0,24 persen ke posisi 96,868.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan memberikan katalis positif bagi penguatan indeks.

Sebelumnya, adapun data retail sales per Mei mengalami kenaikan dari 6,7% menjadi 7,7% diharapkan akan memberikan katalis positif bagi indeks maupun rupiah.

Sedangkan dari global, para pelaku pasar mengapresiasi adanya agenda pertemuan bilateral mendatang antara AS dengan Tiongkok dalam rangka negosiasi perdagangan diantara kedua negara tersebut.

Sementara itu, sentimen dari Gubernur The Fed Jerome Powell yang diproyeksikan memberikan dovish statement akan memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi bagi para pelaku pasar. Di sisi lain,
penguatan harga komoditas dunia juga turut memberikan katalis positif baik indeks maupun rupiah.

Secara teknikal, menurutnya terlihat pola bearish pin bar pada USDIDR Daily chart yang mengindikasikan adanya potensi penguatan bagi rupiah terhadap dolar AS.

“Khusus untuk range USDIDR maksimum hari Kamis adalah: 14.090 – 14.170,” demikian menurut riset hariannya.

Berikut pergerakan rupiah sepanjang hari ini

16:13 WIB
Pukul 15.55 WIB: Kurs Rupiah Ditutup Menguat 65 Poin
Nilai tukar rupiah berakhir menguat 65 poin atau 0,46 persen di level
Rp14.067 per dolar AS, saat indeks melemah 0,236 poin atau 0,24 persen
ke posisi 96,868.

15:44 WIB
Pukul 11.25 WIB: Kurs Rupiah Masih Menguat 67 Poin
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau masih menguat 67 poin atau
0,47 persen ke level Rp14.065 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun
0,215 poin atau 0,22 persen ke posisi 96,889 pukul 15.19 WIB.

11:46 WIB
Pukul 11.25 WIB: Rupiah Menguat 67 Poin
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 67 poin atau 0,47 persen ke
level Rp14.065 per dolar AS setelah bergerak pada kisaran Rp14.060 –
Rp14.108 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,221 poin atau 0,23
persen ke level 96,883 pada pukul 11.23 WIB.

10:12 WIB
Pukul 09.56 WIB: Rupiah Menguat 59 Poin
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 59 poin atau 0,42 persen ke
level Rp14.073 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,163 poin atau 0,17
persen ke level 96,941 pada pukul 08.47 WIB.

09:15 WIB
Pukul 08.56 WIB: Rupiah Menguat 37 Poin
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 37 poin atau 0,26 persen ke
level Rp14.095 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,112 poin atau 0,12
persen ke level 96,992 pada pukul 08.49 WIB.

08:20 WIB
Rupiah Bergerak Menguat Pagi Ini
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di
zona hijau dengan penguatan 30 poin atau 0,21 persen ke level Rp14.102
per dolar AS pada pukul 08.08 WIB.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah dibuka rebound dengan penguatan 0,19
persen atau 27 poin di posisi Rp14.105 per dolar AS. Adapun pada akhir
perdagangan Rabu (10/7), nilai tukar rupiah ditutup melemah 2 poin
atau 0,01 persen ke level Rp14.132 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini sejalan dengan indeks dolar AS, yang melacak
pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, yang terpantau
melemah 0,09 persen atau 0,09 poin ke level 97,014 pada pukul 07.58
WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah 0,043 poin atau 0,04 persen
ke level 97,061. Adapun pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (10/7),
indeks dolar AS ditutup melemah 0,39 persen atau 0,385 poin di posisi
97,104.

(market.bisnis.com)

Continue Reading

KEUANGAN

Tingkatkan Pemahaman Masyarakat, OJK Sulawesi Tenggara Lakukan Literasi dan Edukasi Keuangan di Tiga Kabupaten

Published

on

By

KENDARI, bursabisnis.id – Mengawali tahun 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara melaksanakan kegiatan literasi dan edukasi keuangan pada tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kegiatan edukasi ini menyasar masyarakat desa termasuk yang berada pada daerah terluar, tertinggal, dan terluar (3T) yang dinilai sulit dalam mengakses informasi dan inklusi keuangan.

Daerah yang menjadi sasaran edukasi tersebut adalah 6 desa di Kabupaten Muna, 6 desa di Kabupaten Konawe Kepulauan dan 5 desa di Kabupaten Konawe Selatan.

Edukasi tersebut merupakan upaya dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tugas dan fungsi OJK, pengenalan produk jasa keuangan dan Waspada Aktiftas Keuangan Ilegal (PASTI).

Pelaksanaaan kegiatan ini menyasar masyarakat desa baik yang telah memiliki produk jasa keuangan (terinklusi) maupun yang belum tersentuh inklusi keuangan.

Peserta edukasi yang terdiri masyarakat masing masing desa dengan kisaran peserta setiap desa antara 50-100 orang. Dalam kegiatan ini masyarakat menerima materi, baik dari OJK Sultra maupun dari Industri Jasa Keuangan (IJK) yang ikut berpartisipasi yaitu PT BPD Sultra, PD BPR Bahteramas Raha, PD BPR Bahteramas Konawe, dan PD BPR Bahteramas Konawe Selatan.

Kepala Bagian PEPK dan LMSt OJK Sultra, Shintia Wijayanti Putri Purnamasari menyampaikan, kegiatan literasi dan edukasi tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan konsumen, yaitu preventif atau pencegahan.

Sehingga, kata Shintia, masyarakat dapat mengetahui dan memahami manfaat serta resiko suatu produk jasa keuangan sebelum menggunakannya.

“Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk membantu masyarakat mengetahui perbedaan antara produk jasa keuangan yang resmi atau legal dan yang bodong atau illegal,” kata Shintia.

Lebih lanjut, Ia juga menyampaikan, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.

“Hal ini menunjukkan adanya gap antara persentase inklusi yang lebih tinggi di banding literasi. Artinya, sebagian masyarakat yang telah menggunakan produk jasa keuangan belum memahami terkait manfaat dan risiko dari produk yang digunakan,” jelas Shintia.

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari para kepala desa yang ikut mendukung kelancaran kegiatan.

Kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat bagi para masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai petani, utamanya yang selama ini sulit mendapatkan akses informasi.

Dengan adanya kegiatan ini, OJK berharap masyarakat Sulawesi Tenggara dapat lebih meningkatkan pemahamannya terkait OJK dan produk jasa keuangan, serta 2L (Legal dan Logis) dalam menentukan produk jasa keuangan yang akan digunakan. Serta dapat berdampak pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

 

 

 


Laporan : Mirkas

Continue Reading

KEUANGAN

Kolaborasi Kemenkeu Satu Jaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Published

on

By

Menkeu Sri Mulyani Indrawati. -foto:menkeu.go.id-

JAKARTA, Bursabisnis.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam Kemenkeu Satu sebagai benteng utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Dalam acara Dialog Kemenkeu Satu yang berlangsung di Bangka Belitung.

Menkeu mengajak seluruh jajaran Kemenkeu untuk terus bekerja sama dalam menjalankan tugas sebagai bendahara negara yang bertanggung jawab kepada bangsa dan negara.

“Sebagai bendahara negara, Kementerian Keuangan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan,” ujar Menkeu sebagaimana dilansir bursabisnis.id dilaman menkeu.go.id pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Menkeu menegaskan bahwa jajaran Kemenkeu harus meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya, karena ekonomi terus berubah dan tantangan itu silih berganti, Menkeu juga menekankan bahwa harapan dan aspirasi rakyat juga terus berubah. Oleh karena itu, Menkeu menekankan perlunya meningkatkan kapasitas diri para jajaran di tengah harapan publik yang terus bertambah.

Menkeu menyoroti langkah-langkah Kemenkeu, seperti inisiatif Regional Chief Economist (RCE), yang memungkinkan jajaran Kemenkeu di daerah untuk membaca dan memahami kebutuhan ekonomi lokal serta mendukung keberlanjutan pembangunan. Menkeu menekankan bahwa APBN dirancang untuk memastikan kesejahteraan merata ke seluruh pelosok Indonesia.

Lebih lanjut, Menkeu mengingatkan pentingnya integritas dan kompetensi dalam menjalankan tugas, seraya menyoroti korupsi sebagai suatu ancaman terbesar. Menurut Menkeu, setiap pegawai Kemenkeu perlu menjaga integritas dan meningkatkan kompetensi agar dapat menjalankan tugas dengan baik dan benar.

Di tengah era teknologi digital, Menkeu menekankan pentingnya adaptasi dan pembelajaran yang berkesinambungan, dan kesiapan menghadapi berbagai tantangan yang akan muncul ke depannya.

“Kita enggak pernah bisa milih kapan akan datang shock dalam bentuk apa, dan dimana. Bisa dalam bentuk climate change, menimbulkan banjir, bisa menimbulkan kekeringan, bisa menimbulkan bencana alam dan yang lain-lain. Anything could happen, dan Anda tidak boleh gentar kalau mikirin kemungkinan tantangan,” tegasnya.

Mengakhiri arahannya, Menkeu mengingatkan seluruh pegawai Kemenkeu untuk selalu menjadikan pekerjaan mereka sebagai bentuk kontribusi bagi bangsa.

“Gunakan kesempatan ini untuk kalian bisa membagi dan memberi lebih banyak lagi. Jangan berpikir saya dapat apa, tapi saya bisa memberi apa lagi, karena itulah yang akan menjadi kekuatan luar biasa bagi Indonesia untuk terus maju ke depan,” pungkasnya.

 

Sumber : kemenkeu.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

KEUANGAN

Hasil Asesmen, Perekonomian dan Keuangan Indonesia Kondisinya Sehat

Published

on

By

Kondisi keuangan Indonesia masih dalam keadaan sehat dan kuat. -foto:ist-

JAKARTA, Bursabisnis.id – Indonesia selaku negara anggota the Group of Twenty (G20), Financial Stability Board (FSB), dan dikategorikan IMF memiliki sektor keuangan yang berdampak sistemik atau systemically important financial sector (SIFS), baru saja menyelesaikan Financial Sector Assessment Program (FSAP).

Asesmen ini merupakan kali ketiga, setelah pelaksanaan sebelumnya dilakukan pada 2010 dan 2017.
Demikian dikatakan Deni Surjantoro, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan yang dirilis melalui laman bi.go.id.

Secara umum hasil asesmen menunjukkan perekonomian dan sektor keuangan Indonesia berada dalam kondisi yang sehat dengan pertumbuhan yang kuat, stabil, dan cukup resilien dalam menghadapi gejolak eksternal. Area asesmen mencakup aspek stabilitas sistem keuangan dengan fokus pada kerentanan (analisis risiko sistemik), kerangka pengaturan dan pengawasan sektor keuangan, manajemen krisis dan jaring pengaman sistem keuangan, serta aspek pengembangan sektor keuangan.

Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyambut baik hasil asesmen FSAP Indonesia 2024 dan mengapresiasi IMF dan World Bank atas asesmen menyeluruh yang telah dilakukan.

Hasil asesmen menunjukkan komitmen otoritas sektor keuangan Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan, melanjutkan agenda reformasi sektor keuangan, mendorong pendalaman pasar, dan mengembangkan infrastruktur sektor keuangan.

Asesor menilai positif penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) sebagai faktor penting dalam meningkatkan resiliensi, memperkuat jaring pengaman sistem keuangan dan kerangka penanganan krisis, serta mendorong pengembangan sektor keuangan Indonesia.

Komitmen disiplin fiskal, kinerja makroekonomi yang baik, serta kerangka pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan, pasar modal, dan asuransi telah mendukung pengembangan dan penguatan sektor keuangan secara signifikan. Asesor juga menekankan perlunya terus meningkatkan penguatan kerangka pengaturan dan pengawasan dengan pendekatan berimbang dalam bidang keuangan digital dan fintech serta keuangan berkelanjutan. Selain itu, Indonesia perlu juga terus memonitor dan memitigasi risiko yang berasal dari berbagai sumber, baik ketidakpastian global, domestik maupun perubahan iklim.

Capaian Indonesia ini merupakan hasil sinergi dan kontribusi Kementerian Keuangan, BI, OJK, LPS, dan otoritas terkait, serta pelaku usaha di sektor jasa keuangan. Rekomendasi yang dihasilkan dari asesmen FSAP diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas otoritas di sektor keuangan dalam rangka pengaturan, pengawasan, pengembangan, dan penguatan sektor keuangan domestik. Hasil asesmen FSAP Indonesia 2023/2024 tersebut juga diharapkan akan mendukung implementasi reformasi struktural yang telah dicanangkan dalam UU P2SK sehingga dapat semakin memperkuat ketahanan sektor keuangan Indonesia, menjaga kepercayaan masyarakat, mendorong investasi dan arus modal, serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Hasil asesmen FSAP Indonesia 2023/2024 terangkum dalam laporan Financial System Stability Assessment (FSSA) dari IMF yang terbit 8 Agustus 2024, serta laporan Financial Sector Assessment (FSA) dari World Bank yang akan segera terbit.

Sumber :bi.go.id
Penulis : Tam

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID