Connect with us

ADVETORIAL/PARIWARA

Tahun 2024, Lima Upaya DPMPTSP Percepat Peningkatan Investasi di Sultra

Published

on

Rakorda Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Sektor Mineral dan Batu Bara yang dilaksanakan Kementerian Investasi di Kendari. -foto:rustam-

KENDARI, Bursabisnis.id – Sudah banyak upaya yang telah dilakukan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), untuk mempercepat peningkatan investasi di wilayah Sultra.

Hal ini dipaparkan Sekretaris DPMPTSP Provinsi Sultra, H Joni Fajar,S.So.,M.AB dalam Rapat Koordinasi Daerah Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Sektor Mineral dan Batu Bara yang dilaksanakan oleh Kementerian  Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di salah satu hotel di Kota Kendari pada Jumat, 28 Juni 2024 pekan lalu.

Di hadapan para Tim Ahli Kementerian Investasi/BKPM yang dihadiri DPMPTSP seSultra, pelaku usaha seperti PT VDNI, PT OSS, PT Wijaya Karya Bitumen, Asosiasi Pengembang Aspal Buton Indonesia (ASPABI), BI Perwakilan Sultra, Kadin Sultra, BPD HIPMI Sultra, Joni Fajar menjelaskan upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini.

“Kami telah membentuk Satgas percepatan investasi,” kata Joni.

Kemudian upaya lain, penerapan penyelesaian perizinan atau pemenuhan standar (Indicative Investment Certificate) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang telah beroperasi.

Juga ada upaya penerapan data sharing untuk perizinan.

Melakukan kegiatan pembinaan pada pelaku usaha di 17 kabupaten/kota di Provinsi Sultra.

“Melakukan kegiatan pengawasan pada pelaku usaha di 17 kabupaten/kota di Sultra,” terang Joni Fajar.

Dibalik upaya DPMPTSP Sultra mempercepat peningkatan investasi, di wilayah Sultra  ada 3 tantangan investasi yang terungkap dalam Rakorda kali ini.

Ke 3 tantangan tersebut adalah :

1. Penciptaan lapangan kerja.

Investasi mendorong penciptaan lapangan pekerjaan. Tentunya investor harus melakukan penyesuaian terhadap kondisi baru saat ini, sentimen dan situasi geopolitik dunia.

Kemudian penyesuaian terhadap kebijakan perdagangan internasional di masing-masing negara penghasil importir nikel maupun negara-negara pengguna atau calon pengguna kendaraan listrik.

Foto bersama seusai pembukaan Rakorda Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Sektor Mineral dan Batu Bara di Kota Kendari. -foto:rustam-

 

2. Rendahnya Nilai Ekspor

Sebagai dampak hilirisasi nikel ternyata belum berdampak banyak terhadap perekonomian daerah. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara yang berada di kisaran 5-6 persen.

Sedangkan daerah penghasi lain, seperti Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Maluku Utara (Malut) jauh di atas angka tersebut. Pertumbuh ekonomi Provinsi Sulteng berada di angka 11 persen, sementara Maluku Utara bahkan di angka 24 persen sepanjang 2023.

3. Penerimaan Pajak Rendah

Belum optimalnya penerimaan pajak di kawasan pertambangan terutama bidang industri. Akibatnya, nilai tambah sektor pertambangan tidak begitu terasa, meski ekspor terus melejit.

Hal ini dapat terjadi pada hilirisasi tahap awal dan dapat menjadi stagnan apabila hilirisasi tidak ditingkatkan ke tahap selanjutnya,  serta upaya peningkatan sektor di luar pertambangan karena struktur yang timpang, berbahaya
bagi ekonomi daerah. Saat sektor pertambangan mandek, maka sektor- sektor lain akan ikut tertahan terhadap dampak buruknya. Padahal, sektor pertanian dan kelautan adalah dua sektor utama yang menopang perekonomian daerah selama ini.

Untuk tahun 2024, upaya DPMPTSP Provinsi Sultra untuk melakukan peningkatan investasi yaitu :

1. Melakukan evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2010 dan pembuatan SOP Pemberian insentif pada pelaku usaha di sultra.

2. Pembuatan SOP Penerimaan Misi Penanaman Modal Asing/Kerjasama dari Negara Lain

Penerimaan misi penanaman modal adalah kegiatan menerima kunjungan individual atau sekelompok orang dari luar negeri yang merupakan penanam modal potensial untuk memperoleh informasi yang komprehensif,  mengenai potensi dan peluang serta iklim penanaman modal di Indonesia.

3. Ketiga penguatan aturan kebijakan terkait percepatan investasi di provinsi sulawesi tenggara

4. Pembuatan Peta Investasi Provinsi Sulawesi Penggara

5. Melaksanakan Kegiatan Sultra Investment Summit 2024

Kegiatan ini bertujuan mempromosikan semua potensi yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara dan juga memberikan kemudahan-kemudahan bagi investor yang akan masuk di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kebijakan atau regulasi perizinan berusaha yang sudah diterapkan di Provinsi Sultra, yaitu :

1. Perda Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pemberian Insentif Kemudahan Penanaman Modal Provinsi Sulawesi

Tenggara.

2. Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 238 Tahun 2022 Tentang Pembentukan Tim Percepatan

Pelaksanaan Berusaha di Sulawesi Tenggara.

3. Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 661 Tahun 2022 Tentang Pembentukan Satgas Percepatan

Investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Peraturan Gubernur  Sulawesi Tenggara

Nomor 68 tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Nomor 55 Tahun 2021 Tentang Pendelegasian        Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Non Perizinan Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Tenggara.

5. Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 745 Tahun 2022 Tentang Penetapan Standar  Operasional

Prosedur Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko dan Non Perizinan pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

6. Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 261 Tahun 2023 Tentang Standar Operasional Prosedur Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

 

Advetorial/Pariwara

 

 

 

 

 

 

 

Continue Reading

ADVETORIAL/PARIWARA

Hasil Analisa DPMPTSP,  Ada 4  Strategi Pengembangan  Komoditas Potensial Sulawesi Tenggara

Published

on

By

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si.-foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis.id – Hasil analisis komoditas potensial yang dimiliki wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat didorong kebermanfaatannya, sehingga mampu memberikan peluang investasi serta nilai tambah bagi pendapatan daerah.

“Bahkan, lebih jauh mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan hidup masyarakat Sulawesi Tenggara,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si.

Menurut Parinringi yang juga saat ini sedang menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel), berdasarkan hasil analisis pemetaan spasial potensi wilayah Sulawesi Tenggara, teridentifikasi ragam peluang investasi, meliputi sektor unggulan dibidang pertambangan, pertanian, sektor jasa, sektor perikanan, sektor industri, sektor peternakan dan sektor pariwisata.

Dengan demikian, dalam rangka mendukung keterwujutan visi dan misi Provinsi Sulawesi Tenggara, maka melalui kegiatan pemetaan potensi ini dapat menjadi landasan spasial dalam pengambilan kebijakan, terkait dengan pengembangan komoditas potensial.

Komoditas Aspal Buton yang digunakan di Kalimantan Timur. -foto:aspabi.id

Menurut Parinringi yang pernah menjabat sebagai Pj Bupati Kolaka Utara (Kolut), untuk mendukung realisasi kebermanfaatan dari potensi peluang investasi di Sultra, maka diperlukan strategi pengembangan komoditas potensial, yakni:

 

1. Kerjasama Kelembagaan Antar Daerah Kabupaten/Kota

Kerjasama kelembagaan pemangku kepentingan dan pelaku usaha secara efektif dan efisien, akan sangat mendukung dalam pengembangan komoditas unggulan yang terkoneksi dalam skala usaha agribisnis hulu-hilir.

Untuk mewujudkan kerjasama kelembagaan ini, diperlukan adanya cluster wilayah pengembangan potensi wilayah dalam wujud komoditas unggulan yang sejenis antar kabupaten dan sinergisasi pengembangan potensi antar daerah.

2. Penguatan Komitmen Dukungan Pendanaan Keberhasilan pencapaian target dan implementasi program di daerah, terkait pengembangan komoditas unggulan sangat ditentukan oleh dukungan pendanaan.

Di samping memperkuat komitmen dukungan pendanaan dari pemerintah (APBD dan APBN), juga diperlukan adanya dukungan pendanaan dari para pelaku usaha di bidang pengembangan komoditas unggulan.

3. Mendorong Keterlibatan Stakeholders

Strategi ini diarahkan untuk mendorong keterlibatan stakholders agar berperan secara aktif dalam setiap tahapan kegiatan pelaksanaan rencana aksi (renaksi) pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Keterlibatan stakeholders terkait, terutama dalam hal perumusan dan pengambilan keputusan untuk berbagai kegiatan pengembangan komoditas unggulan terpilih di setiap kabupaten/kota.

Adapun stakeholders terkait dalam pengembangan komoditas unggulan diantaranya para pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM, para pemuka adat/tokoh masyarakat, pihak kecamatan, dan komponen masyarakat lainnya, pemerintah daerah dan pemerintan pusat.

4. Peningkatan Dukungan Kebijakan dan Regulasi

Salah satu fokus strategi ini adalah adanya dukungan kebijakan dan yang memperkuat pelaksanaan kegiatan pengembangan komoditas unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Contoh regulasi yang menjadi resultan percepatan pembangunan komoditas unggulan antara lain penetapan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai salah satu daerah penghasil bawang merah dan durian; penetapan pusat kawasan industri perikanan, pusat kawasan industri pertambangan, sentra pengembangan pertanian dan perkebunan.

“Dengan strategi-strategi tersebut, diharapkan akan mampu meningkatkan ketertarikan investor berinvestasi di wilayah Sulawesi Tenggara,” kata Parinringi mantan Wakil Bupati Konawe ini.

Advetorial/Pariwara

Continue Reading

ADVETORIAL/PARIWARA

Empat Sektor Ekonomi Unggulan Sultra Berpotensi Unggul Untuk Investasi

Published

on

By

Sektor ekonomi Sulawesi Tenggara yang menjadi unggulan. -foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis.id – Perkembangan setiap sektor ekonomi atau lapangan usaha di setiap provinsi di Indonesia dipastikan berbeda-beda. Meskipun ada juga daerah yang hampir sama keunggulan lapangan usahanya.

Hanya saja pada umumnya, sektor ekonomi atau lapangan usaha yang ada di setiap provinsi di Indonesia masih didominasi oleh sektor pertanian sebagai sektor primer.

” Sektor pertanian ini kemudian memberikan dampak pada peningkatan sektor ekonomi lainnya, seperti industri pengolahan, perdagangan besar, dan eceran,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi SE,M.Si.

Namun seiring dengan peningkatan investasi sektor pertambangan dan galian pada suatu wilayah, maka sektor ini terus mengalami peningkatan. Sedangkan sektor pertanian mengalami kontribusi pada perekonomian yang mengalami penurunan.

Ini terungkap dalam data laporan penelitian dan bantuan teknik survey pendahuluan kegiatan penyediaan peta potensi Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Kabupaten Bombana yang dilakukan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Halu Oleo (UHO) pada tahun 2023.

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), terutama sektor pertanian dan pertambangan.

“Karena itu, menarik untuk mengkaji sektor ekonomi unggulan Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap Indonesia dengan menggunakan Static Location Quotient (SLQ) dan Dinamic Location Quotient (DLQ),” ujar Parinringi yang saat ini menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel).

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si

Dari hasil SLQ dan DLQ, sektor ekonomi yang tergolong unggulan dan masih berpotensi unggul di Provinsi Sulawesi Tenggara yakni;

1. Pertanian, kehutanan dan perikanan

2. Pertambangan dan penggalian

3. Konstruksi

4. Administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial

5. Jasa pendidikan.

” Hal ini berarti bahwa sektor ekonomi tersebut mempunyai PDRB yang tinggi didukung dengan pertumbuhan PDRB yang tinggi pula. Selain itu, sektor ekonomi tersebut menjadi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara meskipun diperlukan keterlibatan sektor lainnya,” jelas mantan Wakil Bupati Konawe ini.

Sektor ekonomi yang tergolong belum unggul tetapi berpotensi unggul yakni:

1. Industri pengolahan

2. Pengadaan listrik dan gas

3. Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

4. Transportasi dan pergudangan

5. Jasa keuangan dan asuransi.

Hal ini berarti PDB yang rendah, tetapi tingkat pertumbuhan PDRB yang tinggi.

Sektor ekonomi yang tergolong belum unggul dan sekaligus belum berpotensi unggul yakni;

1. Informasi dan komunikasi

2. Real estat

3. Jasa perusahaan

4. Jasa lainnya
.

Hal ini berarti bahwa nilai PDRB dan pertumbuhan PDRB yang rendah pula.

Advetorial/Pariwara

Continue Reading

ADVETORIAL/PARIWARA

Nilai Investasi Sektor Industri Logam Dasar di Sultra Rp 7,330 Triliun, Berada di Posisi Pertama

Published

on

By

Smelter PT Ceria Nugraha Indotama di Kabupaten Kolaka. -foto: cerindocorp.com-

KENDARI, Bursabisnis.id – Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama triwulan III 2021, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masing-masing mencapai 354,4 juta dollar AS dan Rp 1.779,0 Miliar.

Data tersebut merupakan hasil laporan penelitian dan bantuan teknik survey pendahuluan kegiatan penyediaan peta potensi Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Kabupaten Bombana yang dilakukan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sultra bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Halu Oleo (UHO) pada tahun 2023.

Bila melihat grafik realisasi investasi berdasarkan capaian pada triwulan 1 dan triwulan 2 tahun 2022, menurut Kepala DPMP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si, cukup menjanjikan dan menunjukan prospek yang memuaskan.

“Kalau kita realisasi investasi tahun 2022 lalu, cukup menjanjikan. Karena itu tahun 2024, realisasi investasi terus digenjot,” kata Parinringi yang saat ini juga menjabat sebagai Pj Bupati Buton Selatan (Busel).

Adapun secara lebih jelas capaian realisasi investasi pada triwulan 1 dan triwulan 2 tahun 2022 di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada bagian berikut.

Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2022

No. Model dan Spesifikasi Investasi                                           Nilai (Rp) dan Jumlah Investasi
1. Penanaman Modal Asing (PMA)                                             Rp. 7,518 Triliun
2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)                          Rp. 577,471 Miliar
3. Jumlah Perusahaan PMA                                                                47 Perusahaan
4. Jumlah Proyek PMA                                                                       374 Proyek
5. Jumlah Perusahaan PMDN                                                           228 Perusahaan
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Realisasi Investasi Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2022

No. Kabupaten/Kota                                     Nilai Investasi (Rp)
1. Kabupaten Konawe                                    7,290 Triliun
2. Kabupaten Konawe Utara                        340,526 Miliar
3. Kabupaten Kolaka                                     177,429 Miliar
4. Kabupaten Bombana                                129,104 Miliar
5. Kota Kendari                                                64,823 Miliar
6. Kabupaten Konawe Selatan                      57,441 Miliar
7. Kabupaten Kolaka Utara                           15,177 Miliar
8. Kabupaten Buton                                        13,360 Miliar
9. Kabupaten Konawe Kepulauan                  5,417 Miliar
10. Kota Bau-Bau                                               1,396 Miliar
11. Kabupaten Buton Tengah                          1,194 Miliar
12. Kabupaten Muna                                           182 Juta
13. Kabupaten Buton Selatan                            100 Juta
14. Kabupaten Wakatobi                                      84 Juta
15. Kabupaten Kolaka Timur                                70 Juta
16. Kabupaten Muna Barat                                   54 Juta
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Triwulan I Tahun 2022

No. Sektor                                                                           Nilai Investasi (Rp)
1. Industri Logam Dasar, Barang Logam                      7,330 Triliun
2. Pertambangan                                                               269,057 Miliar
3. Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi             237,675 Miliar
4. Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran    172,523 Miliar
5. Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan    22,702 Miliar
6. Industri Makanan                                                           20,418 Miliar
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Sementara itu, capaian realisasi investasi pada triwulan 2 tahun 2022 di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada bagian berikut.

Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2022

No. Model dan Spesifikasi Investasi                                     Nilai (Rp) dan Jumlah Investasi
1. Penanaman Modal Asing (PMA)                                         733,26 Milyar
2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)                       1,81 Triliun
3. Jumlah Perusahaan PMA                                                      33 Perusahaan
4. Jumlah Proyek PMA                                                              318 Proyek
5. Jumlah Perusahaan PMDN                                                  146 Perusahaan
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Kepala DPMPTSP Provinsi Sultra, Parinringi SE,M.Si

 

Realisasi Investasi Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2022

No. Kabupaten/Kota                                                     Nilai Investasi (Rp)

1.Kabupaten Kolaka                                                      654,06 Milyar
2.Kabupaten Konawe                                                  568,15 Milyar
3.Kabupaten Bombana                                                550,02 Milyar
4.Kota Kendari                                                             455,30 Milyar
5.Kabupaten Konawe Utara                                       196,43 Milyar
6.Kabupaten Konawe Selatan                                      82,83 Milyar
7.Kabupaten Konawe Kepulauan                                16,52 Milyar
8.Kabupaten Buton                                                        12,68 Milyar
9.Kabupaten Wakatobi                                                   3,36 Milyar
10.Kota Bau-bau                                                               2,26 Milyar
11.Kabupaten Muna                                                         2,15 Milyar
12.Kabupaten Buton Selatan                                         0,92 Milyar
13.Kabupaten Kolaka Utara                                          0,78 Milyar
14.Kabupaten Buton Utara                                            0,13 Milyar
15.Kabupaten Muna Barat                                            0,09 Milyar
16.Kabupaten Buton Tengah                                            –
17.Kabupaten Kolaka Timur                                              –
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Triwulan II Tahun 2022

No. Sektor                                                                                   Nilai Investasi (Rp)
1.Industri Logam Dasar, Barang Logam,
Bukan Mesin dan Peralatannya                                              1.383,85 Milyar
2.Pertambangan                                                                         319,49 Milyar
3.Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran              317,16 Milyar
4.Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi                       273,54 Milyar
5.Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan             112,50 Milyar
6.Perdagangan dan Reparasi                                                     52,50 Milyar
7.Industri Makanan                                                                     34,23 Milyar
Sumber: DPMPTS Provinsi Sualawesi Tenggara Tahun 2023

Smelter VDNI di Kabupaten Konawe. -foto:vdni.co.id-

“Kalau kita melihat akumulasi data capaian realisasi investasi Triwulan I dan II Tahun 2022, ini menggambarkan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki daya tarik yang kuat dan peluang yang baik sebagai tujuan investasi,” terang Parinringi mantan Wakil Bupati Konawe ini.

Hal ini terbukti sebagaimana perolehan nilai dan jumlah kegiatan proyek untuk investasi di Sulawesi Tenggara yang cukup besar pada Triwulan I yang meliputi Penanaman Modal Asing dengan nilai investasi Rp. 7,518 Triliun dan Kabupaten dan Kota di penjuru Sulawesi Tenggara.

Bahkan selain itu, berdasarkan posisi sektor dengan nilai investasi terbesar yaitu :

1. Sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam Rp. 7,330 Triliun
2. Sektor Pertambangan dengan nilai investasi Rp.269,057 Miliar
3. Sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dengan nilai investasi Rp. 237,675 Miliar

Sementara itu, dari aspek capaian realisasi investasi pada Triwulan II Tahun 2022 di atas juga dapat diketahui bahwa perolehan nilai dan jumlah kegiatan proyek untuk investasi di Sulawesi Tenggara terus berkembang dan meliputi Penanaman Modal Asing dengan nilai investasi 733,26 Milyar, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp. 1,81 Triliun dan juga aktivitas kegiatannya tersebar pada 15 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kemudian berdasarkan posisi sektor dengan nilai investasi terbesar, yaitu pada posisi pertama dan kedua masih tetap ditempati sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya dengan investasi (Rp 1.383,85 Milyar), Kedua Pertambangan dengan nilai investasi sebesar (Rp. 319,49 Milyar), dan pada posisi ketiga mengalami perubahan dengan triwuan peratama yaitu pada triwulan kedua ditempati sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran dengan total nilai investasi sebesar (Rp.317,16 Milyar).

Menurut Parinringi, hal terpenting dari hasil capaian realisasi investasi pada triwulan I dan II Tahun 2022 di Sulawesi Tenggara, tidak hanya didominasi oleh sektor tersier (Pertambangan, Pertanian, dan sebagainya), namun juga dari sektor sekunder juga memiliki peluang yang dapat dikembangkan untuk kegiatan investasi, seperti kegiatan industri manufaktur dan juga sektor potensial seperti pariwisata dan peternakan.

“Peluang investasi yang dapat dilakukan para investor, dapat disesuaikan dengan karakteristika lokasi dan aktivitas sosial masyarakat serta potensi wilayah setempat,” jelas Parinringi.

Advetorial/Pariwara

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID