FASHION
Usung Tema Budaya Tolaki, CWF 2021 Siap Digelar Akhir Pekan ini

KENDARI, bursabisnis.id – Dalam rangka membangkitkan industri pernikahan yang terpuruk akibat pandemi Covid-19, Hotel Claro Kendari bakal kembali menggelar pemeran pernikahan.
Pameran pernikahan tersebut bertajuk Claro Wedding Festival (CWF) 2021, yang akan mulai dilaksanakan pada 25 hingga 28 Februari 2021 mendatang, di Lobby Area Claro Kendari.
DOSM Claro Kendari, Ayu Eliyani Samad mengatakan, pameran ini merupakan acara rutin yang dilakukan setiap tahunnya, dan pada tahun ini pihaknya melakukan Rebranding wedding expo menjadi CWF.
“Pelaksanaan pagelaran CWF 2021 ini, pihaknya bekerjasama dengan ArtPro The Organizer,” ujar Ayu, saat menggelar press conference di Sky Lounge, Senin (22/2/2021).

Materi promosi CWF 2021. Foto: Ist.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia CWF 2021, Taslim mengungkapkan, bahwa pameran industri pernikahan tahun ini mengangkat budaya daerah Suku Tolaki, dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat Provinsi Sultra, khususnya Kota Kendari.
“Tema kali ini sengaja kami angkat budaya Suku Tolaki, karena kami melihat masih ada beberapa pernikahan mulai dari persiapan, proses, dan produksi dari pernikahan itu sendiri khususnya adat Tolaki yang tidak
sesuai dengan pakem budaya atau istiadat Tolaki, hal ini kami anggap penting untuk di luruskan dengan tujuan untuk tetap menjaga kelestarian budaya dari daerah suku Tolaki” ungkap Taslim.
Dia juga menyebutkan, bahwa CWF 2021 ini akan diikuti oleh 17 vendor. Awalnya, kata Taslim, pihaknya hanya menargetkan 14 vendor untuk mengikuti festival pernikahan tersebut, namun yang mendaftar ternyata melebihi target.
Menurutnya, pembatasan jumlah vendor tersebut mengingat masih dalam situasi pandemi Covid-19.
“Para vendor pernikahan ini siap membantu dan menyiapkan kebutuhan calon pengantin yang ingin melaksanakan acara pernikahan. Mulai dari gaun pengantin, make up, dekorasi, hingga kebutuhan lainnya. Dengan berbagai penawaran paket dan promo yang tentunya sayang untuk di lewatkan,” jelas Taslim.
Tak hanya itu, dalam rangkaian CWF ini, juga akan ada beberapa talkshow yang sangat
bermanfaat bagi calon pengantin, seperti bagaimana dan apa saja yang harus disiapkan dalam menggelar pernikahan di era new normal, yang akan dibawakan oleh tim Satgas Penanganan Covid-19.
“Jadi, pelaksanaan CWF ini juga akan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Begitu pula jumlah pengunjung setiap harinya akan dibatasi. Untuk mengakomodir yang tidak bisa datang lansung di tempat kegiatan, maka pelaksanaan festival ini kami siarkan secara live melalui berbagai platform media sosial,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Aspedi Sultra, Anwar menjelaskan, 2020 merupakan tahun
yang sangat berat bagi semua pengusaha yang bergerak di industri pernikahan. Olehnya itu, dengan adanya CWF ini diharapkan bisa bersama-sama kembali membangkitkan industri pernikahan.
“Tentu kita berharap, industri pernikahan bisa kembali bangkit dengan adanya CWF ini. Sebab, perlu diketahui, industri pernikahan merupakan sektor yang paling merasakan dampak covid,” jelasnya.
Liputan : Ikas
FASHION
Gunakan Busana Tenun Khas Tolaki, Ketua Dekranasda Kota Kendari Tampil Memukau di Fashion Show HUT Sultra

KOLAKA, Bursabisnis.id — Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kendari, Shintya Putri Anawula Sudirman tampil memukau dalam fashion show peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Provinsi Sulawesi Tenggara yang digelar di Kabupaten Kolaka pada Kamis, 24 April 2025.
Ia mencuri perhatian publik dengan balutan busana elegan yang memadukan desain modern dan kain tenun khas Suku Tolaki.
Busana yang dikenakan bukan sekadar karya fashion, tetapi juga representasi dari kekayaan budaya lokal. Mengusung motif Pinetobo, motif berbentuk segitiga runcing menyerupai piramida.
Kain tenun ini menyimbolkan nilai-nilai kesatria, ketegaran, dan ketaatan terhadap pemimpin. Lebih dari itu, motif ini juga menjadi cerminan visi menuju persatuan dan kesatuan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kain tenun khas Tolaki bisa tampil elegan dalam balutan desain modern tanpa kehilangan makna filosofis dan nilai budayanya,” ujar Shintya Putri Anawula Sudirman.
Kehadiran Ketua Dekranasda di atas panggung tak hanya memancarkan pesona pribadi, namun juga membawa misi besar, mengangkat citra tenun Tolaki agar lebih dikenal, dicintai, dan digunakan masyarakat luas, khususnya generasi muda Kota Kendari.
Fashion show ini menjadi momen strategis untuk memperkenalkan potensi kriya lokal kepada khalayak lebih luas, sekaligus menguatkan peran Dekranasda sebagai garda depan pelestarian budaya dan penggerak ekonomi kreatif berbasis warisan lokal.
“Kami percaya, promosi budaya melalui fashion adalah cara yang efektif untuk menjangkau publik modern, tanpa meninggalkan akar tradisi,” tambahnya.
Dengan penampilan yang menggabungkan kearifan lokal dan sentuhan modern, Ketua Dekranasda Kota Kendari telah menegaskan bahwa kain tenun bukan hanya warisan, tetapi juga masa depan budaya dan mode Indonesia.
Laporan : Man
Editor : Tam
FASHION
Aleesya El Humayrah Raih Prestasi Membanggakan di Top Model Runway Sultra 2024

KENDARI, Bursabisnis.id – Aleesya El Humayrah yang saat ini masih tercatat sebagai siswi SMP Negeri 9 Kendari, memperlihatkan raut wajah gembira, saat panitia menyebut nomor 39 dinyatakan sebagai pemenang Best Pose 3 diajang Runway Modelling Competition Casual Trendy Mix N Match (Ready To Wear) untuk kategori remaja pada event Top Model Runway Sultra 2024.
Nomor 39 adalah nomor urut yang dikenakan Aleesya saat berkompetisi di catwalk Waterpark Citraland Kendari pada Minggu, 3 November 2024 malam.
Event regional Sulawesi Tenggara (Sultra) ini digelar ARE ACADEMY and ENTERTAINMENT.
Ada 80 peserta Top Model Runway Sultra 2024 ikut berkompetisi dalam ajang bergengsi ini. Mereka terdiri dari anak-anak, remaja dan dewasa yang berasal dari berbagai kabupaten di Sultra, seperti dari Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Bombana. Kemudian Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna dan Kabupaten Kolaka serta Kolaka Utara.
“Alhamdulillah bisa meraih piala Best Pose 3. Terima kasih atas dukungan kedua orang tua dan saudara semua,” kata Aleesya El Humayrah yang juga saat ini mendapat amanah sebagai ketua Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) SMP Negeri 9 Kendari.
Perjuangan Aleesya meraih prestasi Best Pose 3, tentu bukanlah hal yang mudah. Sebelum perform di grand final Top Model Runway Sultra 2024, Aleesya harus mengikuti serangkaian workshop yang digelar Are Academy selama 3 hari.
Mulai dari Workshop yang dilaksanakan di Poll Same Boutique Kendari. Kemudian dilanjutkan di Aula Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, lalu di pelataran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Kendari yang beralamat di Jalan Balai Kota.
Dalam workshop tersebut, seluruh peserta Top Model Runway Sultra 2024, memperoleh ilmu pengetahuan tentang teknik catwalk, casting, presenting dan acting.Di ajang ini juga diadakan casting -presenter untuk MEK tv dan pemilihan brand ambassador Jims Honey Bags.
Event ini menjadi perhatian publik, sebab event skala regional Sultra ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sultra H. Belli Tombili SE,M.Si.
“Even Top Model Runway Sultra 2024 tentu sangat menarik dalam rangka mendukung perkembangan dunia pariwisata, khususnya untuk dunia fashion di Sultra,” ujar Belli Tombili saat membuka event Top Model Runway Sultra 2024.
Belli Tombili juga mengakui reputasi ARE ACADEMY and ENTERTAINMENT yang telah banyak melahirkan bakat- bakat modelling yang bisa berkompetisi sampai tingkat nasional.
Hadir dalam event Top Model Runway Sultra 2024 diantaranya Amir Malik Ketua Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) Provinsi Sultra, owner Anto’s Salon, owner Natasha, owner Clasic Salon dan pimpinan MEKtv serta lainnya.
Sementara itu, Ir Rahman Ashar Founder ARE ACADEMY and ENTERTAINMENT menyampaikan terima kasih atas semua dukungan pihak. “Terima kasih semua dukungannya sehingga event ini bisa terselenggara,” ujarnya.
Penulis : Icha
Editor : Tam
FASHION
Pelaku IKM Batik Didorong Bidik Pasar Fesyen Gen Z

JAKARTA, Bursabisnis.id – Kementerian Perindustrian gencar meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pelaku industri fesyen, khususnya para perajin batik, di tengah maraknya produk fesyen impor dan batik printing yang dijual dengan harga murah.
Kemenperin juga mendampingi Industri batik dalam negeri untuk terus beradaptasi untuk dapat menguasai pasar dalam negeri maupun mancanegara, khususnya pada segmen pasar anak muda seperti generasi millenial dan generasi Z dengan karakteristik dan kebutuhan yang beragam.
“Oleh karena itu,kami terus menggaungkan pentingnya pengenalan teknik fesyen yang berkelanjutan, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan pewarna alam untuk industri batik,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita sebagaimana dilansir dari laman kemenperin.go.id pada Kamis, 18 Juli 2024.
Menurut Dirjen IKMA,pelaku IKM batik harus semakin adaptif tanpa mengesampingkan pakem sejarah pembuatannya dan dampak yang ditimbulkan. “Saat ini memang merupakan era untuk lebih memaksimalkan penggunaan pewarna alam yang dapat memberikan nilai tambah pada batik, sekaligus untuk menekan kerusakan lingkungan,” ungkapnya.
Ditjen IKMA tak henti mendorong para pelaku IKM fesyen, termasuk IKM batik untuk mulai beralih ke konsep fesyen yang inklusif dan berkelanjutan (sustainable fashion). Konsep ini, lanjut Reni, mengedepankan nilai-nilai dari seluruh aspek atau pihak yang terlibat dalam industri tersebut, baik aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Dengan mengedepankan konsep berkelanjutan tersebut, industri batik dapat lebih bertahan dan melawan arus tren industri fesyen yang serba cepat dan menyumbang banyak limbah,” imbuhnya. Selain itu, memberikan nilai tambah dan citra produk seiring dengan meningkatnya green lifestyle dan green consumerism.
Dirjen IKMA juga menyampaikan bahwa perkembangan gaya hidup sehat dan tren penggunaan produk yang ramah lingkungan semakin digandrungi oleh para generasi muda, khususnya generasi millenial dan generasi Z. “Berbagai gaya hidup sehat, aktivitas olahraga, dan meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan telah menjadi budaya generasi muda yang juga harus diperhatikan oleh para pelaku industri,” tuturnya.
Dalam konteks industri batik, konsep tersebut bisa diaplikasikan di berbagai rantai pasok, misalnya di sektor produksi (hulu) yaitu dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Sementara di sektor hilir, yaitu dengan memanfaatkan limbah sisa produksi fesyen.
“Kami terus mengenalkan industri batik yang ramah lingkungan kepada IKM batik binaan Ditjen IKMA, sehingga dapat menekan jumlah limbah padat dan cair dari industri pakaian dan tekstil,” ujar Dirjen IKMA.
Sumber : kemenperin.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
-
ENTERTAINMENT6 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa6 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR6 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur6 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus6 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE6 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur6 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha