INDUSTRI
ASPABI Menggugah Komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah Gunakan Aspal Buton, Termasuk di IKN
KENDARI, Bursabisnis.id – Komitmen pemerintah pusat akan menggunakan aspal Buton untuk pembangunan jalan di Ibu Kota Negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), hingga sekarang ini masih dipertanyakan.
Meski belum ada surat resmi yang dapat dilihat publik, terkait tidak digunakannya aspal Buton, namun faktanya hingga akhir Juni 2024, belum ada aspal Buton yang dipakai untuk mengaspal di jalan-jalan utama IKN.
Padahal publik mengetahui bahwa pada tanggal 17 Agustus 2024, Presiden Joko Widodo akan melakukan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke 79 di IKN.
Di mana pada puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI itu akan dihadiri pejabat negara Indonesia dan juga tamu undangan dari luar negara. Sehingga ini menjadi momentum bagi Presiden Joko Widodo untuk memperkenalkan produk aspal Buton kepada luar negeri, dengan memperlihatkan jalan yang akan dilalui kepada para tamu undangan.
“Ya bagaimana menjawabnya. Kami tidak melihat atau belum melihat bukti legalitas atau surat menyurat tentang penggantian aspal Buton. Namun faktanya bahwa hingga sekarang belum ada aspal Buton yang dipakai di IKN ,” kata Ketua Asosiasi Pengembang Aspal Buton Indonesia (ASPABI), Ir Dwi Putranto,MA kepada wartawan saat menghadiri Rapat Koordinasi Daerah Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Sektor Mineral dan Batu Bara yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Kendari pada Jumat, 28 Juni 2024.
Rakorda ini dilaksanakan oleh Kementerian Investasi/BKPM dengan menghadirkan para ahli, guna mendengarkan permasalahan, menganalisis aspek finansial, legal teknis dan mengindentifikasi faktor-faktor yang dapat mempercepat dan memperlambat realisasi investasi dalam peta jalan Hilirisasi Investasi Strategis (HIS) pada aspek finansial, legal dan teknis.
Hadir juga DPMPTSP Provinsi Sultra, DPMPTSP Kabupaten/Kota seSultra, para investor aspal Buton, HIPMI Sultra, Kadin Sultra, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Provinsi Sultra.
Padahal sebelumnya, kata Dwi Putranto, pemerintah sudah menyatakan komitmennya untuk menggunakan aspal Buton di ruas jalan sisi barat dan timur Istana Negara di IKN.
“Kebayang dong, kalau ruas jalan utama IKN menggunakan aspal Buton. Saat presiden berjalan bersama para tamu undangan, lalu memperkenalkan bahwa jalan ini menggunakan aspal Buton,” bebernya.
Pentingnya jalan utama sisi barat dan sisi timur Istana Negara di IKN diaspal menggunakan aspal Buton, menurut Dwi Putranto, karena ini menjadi etalase Indonesia.
Dwi Putranto juga mengungkapkan bahwa sebagai bentuk komitmen akan menggunakan aspal Buton, ini dibuktikan dengan kunjungan rombongan IKN melihat langsung stok aspal Buton di pabrik.
“Dari hasil kunjungan itu, bahwa stok aspal Buton untuk jalan di IKN cukup tersedia dan memenuhi syarat. Spek aspal Buton masuk,” ujar Dwi Putranto.
Untuk menguji bahwa aspal Buton itu memenuhi spek yang dipersyaratkan di IKN, aspal Buton sudah pernah diuji di laboratorium sebanyak 6 kali. Bahkan sudah ada Standar Nasional Industri (SNI).
Setelah jalan sisi barat dan sisi timur Istana Negara di IKN diganti dengan aspal lain, bukan aspal Buton, para produsen aspal Buton dijanjikan lagi bahwa jalan-jalan lingkungan lainnya akan menggunakan aspal Buton.
Untuk menagih janji dan komitmen pemerintah pusat bahwa akan menggunakan aspal Buton, anggota ASPABI telah mengirim 1 tongkang aspal Buton murni dari Pelabuhan Nambo di Lawele, Kabupaten Buton menuju Balikpapan, Provinsi Kaltim.
Aspal Buton murni itu diperkirakan mencapai 3000 ton. “Diperkirakan minggu ke dua Juli 2024, aspal Buton murni dari Lawele sudah tiba di Balikpapan. Sehingga tidak ada alasan lagi bahwa pasokan aspal Buton lama tiba,” tegas Dwi Putranto.
Dwi Putranto juga menggugah semua pihak terkait dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) atas penggunaan barang, jasa atau gabungannya dalam proyek yang menggunakan dana APBN dan APBD.
Bila melihat aspal Buton menjadi bagian produk industri dalam negeri yang penting diberdayakan, maka perlu diketahui bahwa aspal Buton TKDN-nya mencapai 82,39 persen.
Kendati aspal Buton sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1924 hingga tahun 2024 atau sudah 100 tahun yang lalu, namun aspal Buton yang belum bisa menjadi tuan di negeri sendiri.
Aspal Buton belum mampu bersaing dengan gempuran aspal impor yang sudah mendarah daging di kalangan pemenang tender proyek pemerintah.
Padahal Presiden Joko Widodo sudah berkali-kali menegaskan agar aspal Buton digunakan untuk mengaspal jalan-jalan yang ada di Indonesia.
Tak cukup dengan statemen, pemerintah kemudian menerbitkan piranti-piranti hukum yang berhubungan dengan pentingnya hilirisasi industri dalam negeri. Dengan harapan bahwa industri dalam negeri diberdayakan.
Seperti yang dipaparkan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Provinsi Sultra, Dr.Ir.H. Pahri Yamsul, M.Si.
Pemerintah sudah menerbitkan payung hukum, berkaitan dengan TKDN dalam hal ini pemanfataan aspal Buton.
Seperti :
1. Permendagri Nomor 27 Tahun 2021, tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022,
2. Permen PUPR Nomor 18 Tahun 2018, tentang Penggunaan Aspal Buton Untuk Pembangunan dan Preservasi Jalan
3. Permen PUPR Nomor .5 Tahun 2021, tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan DAK Infrastruktur
PUPR TA.2021
4. Perda Prov. Sultra Nomor 2 Tahun 2016, tentang Pemanfaatan Aspal Buton Untuk Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten/Kota
6. SK Gubernur Sultra Nomor 412 Tahun 2020, tentang Penggunaan Asbuton Untuk Pembangunan dan Pemeliharan Jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Sultra.
Pahri Yamsul yang banyak berhubungan pengerjaan proyek jalan, berharap kepada produsen aspal Buton agar senantiasa menjaga kualitas produknya.
Advetorial/Pariwara
INDUSTRI
Industri Padat Karya Dapat Atensi Menko Ekonomi
JAKARTA, Bursabisnis.id – Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara masif, Pemerintah terus berkomitmen untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sektor industri padat karya dinilai memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi dan mampu mencegah bertambahnya angka pengangguran. Untuk itu, Pemerintah terus memberikan atensi terhadap industri padat karya agar mampu terus bertumbuh dan menyerap tenaga kerja secara optimal.
Merespon hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Kantor Kemenko Perekonomian.
Pertemuan ini bertujuan untuk menggali masukan mengenai tantangan dan peluang dalam menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Pemerintah berkomitmen untuk melindungi hak-hak pekerja, sekaligus menjaga iklim investasi dan usaha yang kondusif di Indonesia,” ungkap Menko Airlangga dikutip dari laman kemenkeu.go.id pada Kamis, 1 Nopember 2024.
Selain membicarakan informasi seputar industri padat karya, diskusi itu juga membahas isu terkait pengupahan, termasuk mengenai penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan upaya mendorong struktur skala upah dan peningkatan produktivitas.
Selanjutnya, Pemerintah juga melakukan akselerasi penerapan kebijakan perlindungan industri dalam negeri melalui safeguards dan antidumping, untuk melindungi industri padat karya mulai dari proses hulu hingga hilir dari persaingan yang tidak sehat. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan lebih banyak peluang kerja akan tercipta dan kesejahteraan masyarakat dapat terjaga.
Sumber : kemenkeu.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
INDUSTRI
RI-Swiss Komitmen Cetak SDM Industri Berdaya Saing
JAKARTA, Bursabisnis.id – Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi sektor industri di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Melalui program-program pengembangan keterampilan yang berbasis vokasi, Pemerintah Indonesia dan Swiss aktif menjalin kerja sama untuk mencetak tenaga kerja industri yang siap kerja dan kompetitif.
“Tentunya kita membutuhkan SDM industri yang unggul, kompeten, dan yang bisa menjawab seluruh masalah dan tantangan ke depan. Ini yang perlu disiapkan untuk mewujdukan visi Indonesia Emas Tahun 2045,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, 11 Oktober 2024 sebagaimana dilansir bursabisnis.id dari laman kemenperin.go.id.
Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Pemerintah Indonesia dalam memproritaskan pengembangan SDM industri melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi, Swisscontact Indonesia dan Swiss Indonesia Chamber of Commerce (SwissCham) turut hadir pada kegiatan Industrial Educational Training and Expo (IDUTEX) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI di Jakarta pada 7-9 Oktober 2024.
“Kami mengapresiasi dukungan dan kerja sama dengan Pemerintah Swiss, semoga program ini dapat terus terlaksana dengan baik,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan.
Berkat kolaborasi antara BPSDMI dengan Pemerintah Swiss, sejumlah politeknik di lingkungan Kemenperin telah menerapkan konsep pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda.
“Dengan sistem tersebut, mahasiswa dapat mengikuti pemagangan terstruktur di perusahaan sebagai bagian dari pendidikan mereka, dengan dukungan dari pelatih tempat kerja yang tersertifikasi berdasarkan sistem Ausbilder-Eignungsverordnung yang digunakan di Swiss,” papar Masrokhan.
Komitmen Pemerintah Swiss untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya pengembangan keterampilan SDM, telah dimulai sejak tahun 1970-an. Ini ditandai dengan berdirinya politeknik pertama di Indonesia, Politeknik Mekanik Swiss atau yang kini dikenal sebagai Politeknik Manufaktur Bandung.
Saat ini, kerja sama kedua pihak direalisasikan melalui program Swiss Skills for Competitiveness (SS4C), yang diimplementasikan oleh Swisscontact Indonesia dengan dukungan hibah dari Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO).
“Program pengembangan keterampilan di lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi berperan penting dalam menghadirkan tenaga kerja yang kompetitif dan sesuai kebutuhan industri masa kini,” ungkap Deputy Program Manager SS4C, Kiky Hendarin saat mengisi sesi seminar bertema Career Development Center pada acara IDUTEX 2024 di Jakarta.
Menurutnya, Pemerintah Swiss melalui Swisscontact telah membangun kemitraan yang berkelanjutan di Indonesia selama 50 tahun lebih. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk membangun sumber daya manusia agar lebih kompetitif demi meraih visi Indonesia Emas 2045,” tutur Kiky.
Diakuinya, upaya meningkatkan keterampilan SDM tidak lepas dari peran sektor swasta sebagai penyedia lapangan kerja. Oleh karenanya, program SS4C, yang merupakan pengembangan program Skills for Competitiveness (S4C), telah diimplementasikan pada 2018-2023. “Ini wujud nyata kolaborasi dengan SwissCham Indonesia untuk menghubungkan politeknik di bawah naungan Kemenperin dengan perusahaan-perusahaan anggota SwissCham Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, melalui kerja sama tersebut, politeknik dan perusahaan dapat mengembangkan kurikulum pemagangan terstruktur, yang memungkinkan mahasiswa untuk magang di bawah bimbingan pelatih tempat kerja (PTK). Perusahaan juga diuntungkan dengan adanya pegawai yang telah terlatih sebagai PTK, karena mereka dapat memberikan pelatihan tak hanya pada peserta magang tetapi juga sesama pegawai perusahaan secara internal.
“Kolaborasi yang terjalin dengan Kemenperin, membawa dampak positif terhadap politeknik-politeknik binaannya. SwissCham Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat dan mengembangkan kemitraan dan kolaborasi antara politeknik dengan industri,” ujar Sarah Suhartono, Executive Director SwissCham Indonesia.
Sumber : kemenperin.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
INDUSTRI
Kementerian Perindustrian Komitmen Dukung Ekspansi Industri Cokelat Artisan
JAKARTA, Bursabisnis.id – Bertepatan dengan Peringatan Hari Kakao Nasional, Kementerian Perindustrian kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan produksi dan daya saing produk turunan kakao, terutama produk cokelat artisan.
Jumlah industri cokelat artisan mengalami peningkatan, dari 31 perusahaan menjadi 39 perusahaan pada tahun 2023.
“Dalam lima tahun ke depan, diharapkan industri ini terus dapat berkembang hingga 120 industri,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika pada acara Peringatan ke-23 Hari Kakao Indonesia di Jakarta sebagaimana dilansir dari laman kemenperin.go.id pada Kamis, 26 September 2024.
Putu juga menyampaikan, potensi nilai tambah biji kakao jika diolah menjadi produk artisan bisa menghasilkan enam hingga sepuluh kali nilai tambah. Bahkan, apabila diolah menjadi produk farmasi seperti suppositoria, nilai tambah dapat mencapai 36 kali.
Untuk mendukung pengembangan industri pengolahan kakao nasional yang mandiri, Kemenperin telah melakukan program pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) berkolaborasi dengan Cocoa Mars Academy di Tarengge, Sulawesi Selatan. Program pelatihan ini telah menghasilkan lebih dari 200 SDM terlatih dari seluruh Indonesia yang mampu melaksanakan Good Agricultural Practices (GAP) kakao, mulai dari membuat pembibitan/nursery terstandar, perawatan tanaman, sampai penanganan pascapanen. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan kakao mencapai 1-1,5 ton/hektare/tahun.
“Kami juga membuka kesempatan untuk talenta-talenta di perkakaoan Indonesia untuk on the job training di perusahaan atau pusat pengembangan kakao,” tutur Dirjen Industri Agro.
Selanjutnya Putu menyampaikan bahwa Pemerintah melalui program restrukturisasi menawarkan insentif investasi sebesar 35% untuk penggantian biaya mesin peralatan. Program ini dapat dimanfaatkan seluruh insan pengolahan kakao dalam meningkatkan kapasitas dan efisiensi.
EUDR Jadi Kesempatan Industri Cokelat Artisan
Untuk dapat menembus pasar ekspor, industri kakao dalam negeri perlu memenuhi European Union Deforestation Regulation (EUDR), yang menetapkan persyaratan uji tuntas bagi perusahaan yang menempatkan atau mengekspor komoditas tertentu yang terkait dengan deforestasi di pasar Uni Eropa. Persyaratan tersebut berdampak pada tujuh komoditas termasuk kakao dan menjadi tantangan tersendiri bagi petani kakao. Selanjutnya, Kemenperin akan mendorong industri untuk membantu sertifikasi bagi petani dampingan dan memperluas kemitraan.
Untuk mendukung para pelaku usaha dalam memenuhi ketentuan EUDR, Kemenperin telah menjalankan beberapa upaya, antara lain sosialisasi kepada pelaku usaha terkait EUDR dan mendorong diversifikasi negara tujuan ekspor kakao olahan ke negara konsumen selain negara Uni Eropa, seperti India, Amerika Serikat, Tiongkok, Malaysia, Australia, Filipina, dan Kanada.
Sementara itu, beberapa produk cokelat artisan sendiri telah memiliki sertifikat seperti fairtrade, sustainability, hingga organik. Sehingga diharapkan industri cokelat artisan lebih siap dalam menghadapi EUDR. “Dengan adanya EUDR, kita memperoleh kesempatan yang baik untuk menata proses bisnis industri kakao dan diharapkan cokelat artisan bisa menjadi tulang punggung industri kakao di Indonesia,” tutup Putu.
Sumber : kemenperin.go.id
Penulis : Icha
Editor : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur5 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha