Connect with us

Ekonomi Makro

HRD PT IMIP OTT Dua Calo Karyawan

Published

on

suasana verifikasi berkas calon karyawan di PT. IMIP.

MOROWALI, BursaBisnis.id – Tindakan tegas Manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), untuk memberantas praktek percaloan dalam penerimaan karyawan di kawasan industrinya kembali membuahkan hasil. Dua orang yang diduga kuat terlibat dan menjadi calo dalam penerimaan karyawan berhasil diungkap, dalam sebuah operasi tangkap tangan yang dilakukan tim khusus bentukan Departemen Human Resourch Development (HRD) PT IMIP.

Menurut Koordinator Tim Khusus HRD PT IMIP, Samrin Hasan, kedua pelaku masing-masing berinisial IL dan AS. Dari hasil pemeriksaan, pelaku IL adalah mantan karyawan salah satu perusahaan yang menjadi tenant di kawasan industry PT IMIP. Sementara pelaku AS tercatat sebagai karyawan Ferronickel di salah satu perusahaan tenant.

“Kedua pelaku kami dapati di tempat terpisah,” ujar Samrin, Rabu 4 Oktober 2017.

Pelaku IL, kata dia, terungkap perbuatannya saat sedang beraksi di kantor PT IMIP. Saat itu, pelaku mengantar dua orang calon karyawan. Saat tim HRD memanggil kedua calon karyawan untuk diverifikasi berkasnya, IL memaksa untuk ikut masuk ke ruangan. Namun ditahan dan disuruh keluar.

“Kami akhirnya curiga. Lalu kedua calon karyawan itu kami tanyai. Salah satu calon karyawan mengaku bahwa telah menyerahkan uang sebanyak Rp. 2 juta kepada pelaku AS,” kata Samrin.

 

Satu calon karyawan lainnya mengaku, bahwa dirinya baru saja dihubungi untuk menyetor berkas dan uang tanda jadi, kepada pelaku AS di rumah kostnya di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.

Atas keterangan itu, tim khusus HRD PT IMIP lalu membuat rencana untuk menangkap basah pelaku AS.

Tim HRD PT IMIP lalu mendapatkan informasi, bahwa pelaku AS menelpon si calon karyawan dan meminta datang ke rumah kostnya, untuk membwa berkas lamaran kerja dan uang sebanyak Rp 2 juta.

Berdasarkan informasi itu, tiga orang tim Departemen HRD dipimpin Samrin yang juga warga Desa Labota, melakukan pengintaian di sekitar rumah pelaku. Saat si calon karyawan menyerahkan uang, Samrin dan dua rekannya tiba-tiba masuk.

“Pelaku AS terlihat kaget. Kami sendiri tidak melakukan tindakan apa-apa kecuali hanya meminta data pelaku selaku karyawan. Selain itu, kami juga mendokumentasikan berkas dan uang sebanyak Rp. 2 juta rupiah,” kata Samrin.

Dari keterangan pelaku AS, terungkap bahwa kedua pelaku merupakan satu komplotan. Namun anehnya, pelaku AS mengaku tak pernah bertemu muka langsung dengan pelaku IL. Komunikasi keduanya lebih banyak menggunakan fasilitas chatting di facebook.

“Pelaku AS mengaku berkenalan dengan pelaku IL melalui facebook. Dalam obrolan di facebook itu, pelaku IL mengaku bahwa dirinya adalah staf HRD PT IMIP di bagian finance. Atas keterangan itu, pelaku AS percaya dan mengajak IL untuk bekerjasama menjadi calo,” jelas Samrin.

Dia juga menambahkan, saat ini pihaknya sedang memproses pelaku AS. Dalam waktu dekat, AS akan dipanggil untuk dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu. Sementara untuk pelaku IL, pihak HRD PT IMIP tak bisa memproses karena yang bersangkutan berstatus mantan karyawan.

Manajer Departemen HRD PT IMIP, Achmanto Mendatu mengungkapkan, pihaknya sangat tegas bersikap dalam upaya pemberantasan praktek percaloan penerimaan karyawan.

“Tim yang kami bentuk terus bekerja menelisik orang-orang yang diduga kuat melakukan praktek percaloan” ungkap pria yang akrab disapa Datu ini.

Salah satu upaya yang dilakukan, lanjut Datu, pihaknya mewawancarai secara random atau acak para karyawan dan calon karyawan yang diduga terlibat atau menjadi korban percaloan.  Selain itu, para calon karyawan baik yang baru memasukkan berkas atau verifikasi, tak henti-hentinya dibriefing pihak HRD PT IMIP untuk tidak tergoda atau terlibat praktek percaloan.

“Tugas tim khusus yang kami bentuk ini bukan untuk menangkap, tapi lebih pada upaya pencegahan terjadinya praktek percaloan. Kami sangat berharap tak ada lagi calon karyawan atau karyawan yang menjadi korban, atau terlibat sebagai calo karena sanksi yang diberikan sangat tegas dan keras,” kata Datu.

Juru Bicara dan Koordinator Media Relation PT IMIP, Dedy Kurniawan menyebutkan, total jumlah pelaku praktek percaloan karyawan yang sudah berhasil diungkap, dalam sebulan terakhir ini sebanyak lima orang. Bulan September lalu, tiga orang karyawan yang bekerja di kawasan industri PT IMIP diberhentikan, karena terbukti menjadi calo dalam proses penerimaan karyawan. Saat dimintai keterangan, dua diantara pelaku mengakui perbuatannya, sementara satu pelaku lainnya melarikan diri saat ketahuan sedang melakukan praktek percaloan.

“Pimpinan kami sudah tegas menyatakan, bahwa tak ada ampun bagi karyawan yang terlibat dalam praktek percaloan. Jangan coba-coba berbuat curang. Sanksinya adalah pemberhentian,” tegasnya. (Red)

Continue Reading

SEKURITAS

Investor Asing Keluar dari Pasar Keuangan Domestik

Published

on

By

Infografis saham. -foto:cnbcindonesia.com

JAKARTA, Bursabisnis.id- Arus dana asing tercatat keluar dari pasar keuangan domestik pada pekan lalu. Aksi outflow tersebut relatif dalam kategori wajar karena jumlah hari Perdagangan yang sangat singkat dan tidak ada sentimen besar yang terjadi.

Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 30 Januari 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp0,82 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,43 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan beli neto Rp5 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Berdasarkan berita yang dilansir dari laman CNBCIndonesia.com, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 Januari 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp1,72 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp12,93 triliun di SRBI.

Pekan lalu hari perdagangan hanya terjadi selama dua hari dan BI hanya mencatat pada hari Kamis sehingga tidak cukup baik sentimen yang ada. Alhasil aliran dana asing pun relatif stabil dan tidak banyak berubah.

Hal ini juga tercermin dari imbal hasil SBN dan UST tenor 10 tahun yang sepanjang pekan kemarin tidak banyak mengalami pergerakan.

Imbal hasil SBN pada 30 dan 31 Januari 2025 masing-masing berada di angka 6,965% dan 6,984%.

Sementara imbal hasil UST berada di angka 4,512% dan 4,567%.

Namun yang patut diwaspadai adalah di pekan ini khususnya setelah Presiden AS, Donald Trump yang pada Sabtu (01/02/2025) lalu telah menandatangani perintah yang mengenakan tarif sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas produk China.

Trump telah lama mempromosikan tarif sebagai cara untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan mitra dagang AS. Dia pun menegaskan kebijakan ini dilakukan demi melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing, dan mendapatkan pendapatan.

Di Ruang Oval pada wawancara pada Jumat, Trump mengatakan keputusannya untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China adalah “murni ekonomi”. Namun, para ekonom khawatir hal ini dapat ‘menyalakan’ kembali inflasi pada saat tampaknya tekanan harga mulai mereda.

Hal ini sontak membuat indeks dolar AS (DXY) melambung tinggi. Pada hari ini (03/02/2025) pukul 08:10 WIB, DXY telah melesat 1,24% ke angka 109.71. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 13 Januari 2025.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka arus dana asing akan mengalir deras masuk ke pasar keuangan AS dan meninggalkan negara berkembang termasuk Indonesia.

Lebih lanjut, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun dapat terpuruk lebih dalam dibandingkan kondisi saat ini.

Sumber : CNBCIndonesia.com

Continue Reading

Ekonomi Makro

Sukseskan SNLIK 2025, OJK dan BPS Sulawesi Tenggara Lakukan Witnessing

Published

on

By

KENDARI, bursabisnis.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) kembali berkolaborasi dalam melakukan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025.

Kerja sama ini merupakan kali kedua setelah pelaksanaan SNLIK yang dilaksanakan tahun 2023. Survei yang dilaksanakan di seluruh Provinsi di Indonesia, dan akan berlangsung pada 22 Januari 2025 sampai dengan 11 Februari 2025.

Provinsi Sulawesi Tenggara juga menjadi salah satu daerah pelaksanaan SNLIK 2025. Dalam rangka mendukung hal tersebut, pada tanggal 23 – 24 Januari 2025 telah dilaksanakan kegiatan witnessing oleh OJK Sultra bersama dengan BPS Provinsi Sulawesi Tenggara.

Witnessing merupakan kegiatan menyaksikan atau memastikan sebuah proses pengambilan data yang bertujuan untuk menjaga kualitas data. Selain itu, juga untuk memastikan bahwa ketepatan respon dari responden dapat terjaga dengan baik, sehingga dapat memperoleh data yang valid.

Sebelum pelaksanaan witnessing di Provinsi Sulawesi Tenggara, terlebih dahulu OJK Sultra dan BPS telah melaksanakan Rapat Koordinasi Daerah SNLIK 2025 di Kantor BPS Sulawesi Tenggara, pada 17 Januari 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala OJK Sulawesi Tenggara, Bismi Maulana Nugraha dan Plt. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Surianti Toar.

Kepala OJK Sulawesi Tenggara, Bismi Maulana Nugraha mengatakan, SNLIK merupakan program nasional yang dilaksanakan secara berkala untuk mengukur pemahaman, sikap, dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap produk dan layanan keuangan.

Selain itu, lanjut Bismi, survei ini juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana akses masyarakat terhadap berbagai layanan keuangan formal, serta seberapa besar penerimaan dan pemanfaatan layanan tersebut.

“Hal ini sejalan dengan Perpers No. 114/2020 dan UU.59/2024, dengan ambisi dapat mencapai target indeks literasi dan inklusi keuangan masing masing sebesar 50% Literasi dan 90% Inklusi,” kata Bismi.

Dalam survei ini, OJK dan BPS juga akan lebih fokus pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat literasi keuangan rendah, termasuk di daerah-daerah terpencil.

Witnessing yang dilakukan diantaranya pada 2 desa di Kabupaten Konawe Selatan, yaitu Desa Alebo, Kecamatan Konda dan Desa Mokupa Jaya, Kecamatan Lalembuu.

Diharapkan, data yang dihasilkan dari SNLIK tahun 2025 dapat digunakan oleh OJK sebagai dasar dalam penyusunan dan penyempurnaan strategi kebijakan, dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang merata di seluruh Indonesia.

 

 

 


Laporan : Mirkas

Continue Reading

KEUANGAN

Tingkatkan Pemahaman Masyarakat, OJK Sulawesi Tenggara Lakukan Literasi dan Edukasi Keuangan di Tiga Kabupaten

Published

on

By

KENDARI, bursabisnis.id – Mengawali tahun 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara melaksanakan kegiatan literasi dan edukasi keuangan pada tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kegiatan edukasi ini menyasar masyarakat desa termasuk yang berada pada daerah terluar, tertinggal, dan terluar (3T) yang dinilai sulit dalam mengakses informasi dan inklusi keuangan.

Daerah yang menjadi sasaran edukasi tersebut adalah 6 desa di Kabupaten Muna, 6 desa di Kabupaten Konawe Kepulauan dan 5 desa di Kabupaten Konawe Selatan.

Edukasi tersebut merupakan upaya dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tugas dan fungsi OJK, pengenalan produk jasa keuangan dan Waspada Aktiftas Keuangan Ilegal (PASTI).

Pelaksanaaan kegiatan ini menyasar masyarakat desa baik yang telah memiliki produk jasa keuangan (terinklusi) maupun yang belum tersentuh inklusi keuangan.

Peserta edukasi yang terdiri masyarakat masing masing desa dengan kisaran peserta setiap desa antara 50-100 orang. Dalam kegiatan ini masyarakat menerima materi, baik dari OJK Sultra maupun dari Industri Jasa Keuangan (IJK) yang ikut berpartisipasi yaitu PT BPD Sultra, PD BPR Bahteramas Raha, PD BPR Bahteramas Konawe, dan PD BPR Bahteramas Konawe Selatan.

Kepala Bagian PEPK dan LMSt OJK Sultra, Shintia Wijayanti Putri Purnamasari menyampaikan, kegiatan literasi dan edukasi tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan konsumen, yaitu preventif atau pencegahan.

Sehingga, kata Shintia, masyarakat dapat mengetahui dan memahami manfaat serta resiko suatu produk jasa keuangan sebelum menggunakannya.

“Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk membantu masyarakat mengetahui perbedaan antara produk jasa keuangan yang resmi atau legal dan yang bodong atau illegal,” kata Shintia.

Lebih lanjut, Ia juga menyampaikan, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.

“Hal ini menunjukkan adanya gap antara persentase inklusi yang lebih tinggi di banding literasi. Artinya, sebagian masyarakat yang telah menggunakan produk jasa keuangan belum memahami terkait manfaat dan risiko dari produk yang digunakan,” jelas Shintia.

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari para kepala desa yang ikut mendukung kelancaran kegiatan.

Kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat bagi para masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai petani, utamanya yang selama ini sulit mendapatkan akses informasi.

Dengan adanya kegiatan ini, OJK berharap masyarakat Sulawesi Tenggara dapat lebih meningkatkan pemahamannya terkait OJK dan produk jasa keuangan, serta 2L (Legal dan Logis) dalam menentukan produk jasa keuangan yang akan digunakan. Serta dapat berdampak pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

 

 

 


Laporan : Mirkas

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID