BAHARI
Pantai Kampa, Objek Wisata Bahari Nan Indah di Konkep

KONKEP, BursaBisnis.id – Kabupaten Konawe Kepulan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kaya akan potensi pariwisata. Mulai dari wisata alam, bahari hingga budaya. Pantai Kampa merupakan salah satu objek wisata yang menawarkan panorama laut nan indah dan memukau.
Selain view laut yang membentang luas dan terhubung langsung dengan laut banda, kawasan ini juga menyimpan hal yang menakjubkan dan sesuatu yang aneh.
Bagaimana tidak, meski dalam jadwal waktu Indonesia, Pulau Wawonii masuk dalam kategori Waktu Indonesia Tengah (Wita), namun jam pada handphone pintar yang dimiliki akan mundur satu jam dari waktu normal, dari jam yang ditunjukan pada jam tangan alias arloji.
Penasaran dengan keanehan tersebut, para pewarta yang tergabung dalam Jurnalis Jalan Jalan (J3) Sultra kemudian membuktikannya, dengan mengunjungi langsung kawasan wisata yang terletak di Desa Wawobili, Kecamatan Wawonii Barat.
Alhasil, keanehan tersebut benar-benar terjadi saat memasuki Pantai Kampa. Pada arloji milik salah seorang anggota J3 menunjukan pukul 13.35 Wita. Sedangkan jam pada ponsel pintar masih pukul 12.37.
“Informasi yang kami terima, bahwa waktu akan mundur sejam bila kita memasuki tempat wisata ini. Begitu kami tiba dari Kendari dan langsung menuju ke tempat wisata ini, hal ini betul-betul terjadi dan tentu menimbulkan tanya, kok bisa terjadi yah,” ujar Ono, salah satu anggota J3, Sabtu (26/8/2017).
Sementara itu, Kepala Desa Wawobili, Abd. Rahman menguatkan fakta terkait perubahan waktu tersebut. Pria berperawakan besar ini mengatakan, bahwa dirinya mengetahui terjadinya perbedaan waktu itu berdasarkan informasi dari orang-orang yang kerap berkunjung di objek wisata bahari ini.
“Saya juga baru tahu kalau waktu di luar sini ternyata berbeda dengan di Pantai Kampa. Setelah mendengar informasi itu, saya pun langsung membuktikannya, dan memang benar-benar terjadi seperti info yang beredar selama ini,” beber Kades Wawobili tersebut.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada penelitian ilmiah soal terjadinya perbedaan waktu di daerah tersebut, sehingga masih menimbulkan sejumlah tanya dan spekulasi di kalangan masyarkat dan wisatawan.
“Sampai saat ini kita belum ada penelitian, untuk mengetahui seperti apa penyebab sehingga bisa terjadi perbedaan waktu itu,” kata Abd. Rahman.
Anehnya lagi, perubahan waktu tersebut ternyata tak hanya terjadi di pantai itu. Bahkan, berdasarkan pembuktian yang telah dilakukan Bripka Usman Ishak, anggota Reskrim Polsek Wawonii, Konkep tidak hanya terbagi dua waktu yang berbeda. Justru terbagi tiga waktu yang berbeda yaitu Waktu Indonesia Timur, Indonesia Tengah dan Indonesia Barat.
“Sudah kita buktikan, memang kenyataannya waktu yang ada di Konkep ini terdiri dari tiga bagian yakni Barat, Timur sama Tengah. Kondisi ini bukan lagi hanya cerita, karena saya sendiri selaku anggota kepolisian disini sudah membuktikannya, dan tidak bisa kita pungkiri memang kenyataannya seperti itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Usman menerangkan, perbedaan waktu itu bisa dibuktikan dengan menyusuri pulau Wawonii dari Barat, Utara hingga Tenggara.
“Dari Wawonii Barat ke Wawonii Utara waktunya sudah berbeda satu jam. Lalu terus kita melangkah lagi ke Wawonii Timur Laut, maka waktunya pun juga sudah berbeda satu jam lagi, kemudian dari Timur Laut ke Wawonii Tenggara juga kembali terjadi itu perbedaan lagi,” terangnya. (TNC/Red)

BAHARI
Kemenparekraf Gelar Forum Pengelolaan Destinasi Wisata Bahari di Manado

MANADO, Bursabisnis.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar forum pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis pariwisata berkelanjutan yang hadir sebagai ruang sharing knowledge dengan para pemangku yang terlibat serta mengidentifikasi potensi pariwisata biru di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Direktur Pengembangan Destinasi II, Kemenparekraf/Baparekraf, Bambang Cahyo Murdoko, dalam sambutannya mengatakan dalam menjaga ekosistem bahari dan menggerakkan model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism perlu dilakukan sinergi dan kolaborasi multi stakeholder.
“Masyarakat sebagai aktor penggerak ekonomi dan penggerak pariwisata berbasis masyarakat, maka perlu dan harus diberikan peningkatan kapasitas dalam mengelola dan mengembangkan desa wisata bahari serta edukasi mengenai aspek konservasi alam bawah laut khususnya bagi masyarakat di pesisir,” ujar Bambang.
Plh. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara, Doli R. Korengkeng, mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini dalam upaya mendukung pariwisata Kota Manado sebagai penyangga Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Likupang.
“Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam hal pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif dari over tourism di Kota Manado,” kata Doli.
Salah satu narasumber pada forum ini, Sonny Tasidjawa dari Wildlife Conservation Society menyebutkan, pelestarian lingkungan dan kearifan lokal dapat dijadikan sebagai wisata edukasi konservasi dan budaya. Tidak lupa, pemberdayaan masyarakat lokal adalah elemen kunci untuk pengembangan wisata alam yang inklusif dan berkelanjutan.
“Melalui langkah-langkah pelestarian lingkungan yang proaktif, wisata bahari dapat berkembang tanpa mengorbankan kelestarian alam dan lingkungan,” kata Sonny.
Irwan Thamrin dari wisatasekolah.com berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai penguatan jejaring tata kelola destinasi bahari berbasis pariwisata berkelanjutan dan identifikasi potensi pariwisata biru di Kota Manado.
“Solusi dalam menjawab tantangan pengembangan pariwisata bahari, yakni implementasi standar pariwisata berkelanjutan, penerapan batas pengunjung, pemantauan daya dukung ekosistem, dan pelibatan komunitas lokal dalam upaya perlindungan serta pemanfaatan sumber daya alam,” kata Irwan.
Forum pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis pariwisata berkelanjutan dihadiri oleh pengelola Desa Wisata Malalayang Dua, pengelola Desa Wisata Tongkaina, pengelola Malalayang Beach Walk, Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (IPFI) Sulawesi Utara, Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Sulawesi Utara, PUTRI Sulawesi Utara, pelaku UMKM, Dinas Pariwisata Kota Manado, pemerhati pariwisata, dan media lokal.
Hadir pula, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Hubungan Antarlembaga, Sani Achmad Irsan.
Sumber : kemenparekraf.go.id
Penulis : Tam
BAHARI
YouTuber Denmark Bantu Bangun Jembatan, Kadis Sosial Wakatobi Malah Nyinyir

WAKATOBI, Bursabisnis.id- Tindakan kemanusiaan Kristian Hansen YouTubers asal Denmark yang membantu masyarakat Wakatobi tepatnya di Desa Sama Bahari suku Bajo sampela rupanya tak sejalan dengan beberapa orang di pemerintahan Wakatobi.
Selain Kades Sama Bahari, rupanya Kepala Dinas Sosial Kabupaten Wakatobi, La Yijo juga ikut-ikutan nyinyir dengan tindakan kemanusiaan Bule Denmark itu.
La Yijo itu mengomentari salah satu berita media online yang berjudul “YouTubers Denmark Bangun Jembatan di Kampung Bajo di Wakatobi, Kades Malah Geram” seolah tidak senang dengan Postingan yang viral di Instagram itu.
” Inimi juga kalau orang membantu lalu diberitakan sebesar-besarnya, dimana pahalanya…? atau jangan sampai bantuan ini sengaja diviralkan oleh yang bersangkutan atau pihak lain utk mendapatkan keuntungan lebih banyak (kebutuhan youtuber)…? kalau memang demikian adanya “Nauzubillah minzalik”. Pemberi bantuan yang tidak perlu ditiru, ” komentar La Yijo menanggapi berita yang dikirim di group WhatsApp MEDIA WAKATOBI pada Senin 1 Juli 2024.
Saat dimintai klarifikasi mengenai Komentar sindiran itu, La Yijo justru mengatakan senang, hanya menurutnya tidak perlu dibesar-besarkan.
“Sangat senang, tapi tidak perlu terlalu dibesar-besarkan, jangan sampai nilai pahalanya malah tidak ada. Agama kita mengajarkan seperti itu, ” balas La Yijo saat di mintai klarifikasi di WhatsApp pribadinya.
Padahal, YouTubers Kristian Hansen tidak membesar-besarkan bantuan tersebut hanya membagikan pengalamannya di Akun Instagram pribadinya saja, lagi pula Hansen membuka donasi perbaikan jembatan di desa sama bahari itu secara transparan dan untuk kepentingan umum.
Saat La Yijo ditanya apa maksud perkataanya ‘dibesar-besarkan’ itu, ia tidak lagi memberikan tanggapan.
Sangat memprihatinkan tindakan kemanusiaan itu malah menjadi ejekan bagi segelintir orang ditubuh pemerintah, mestinya ada kesadaran pemerintah setempat untuk pembangunan secara merata di wilayah Kabupaten Wakatobi.
Penulis : Syaiful
Editor : Tam
BAHARI
Youtuber Denmark Bangun Jembatan di Kampung Bajo di Wakatobi, Kades Malah Geram

WAKATOBI, Bursabisnis.id – Janji politik Bupati Wakatobi, Haliana Rp 1 Milyar perdesa sampai saat ini tidak direalisasikan. Padahal sebentar lagi masa jabatannya akan berakhir.
Melihat kondisi salah satu desa di Wakatobi memperihatinkan, seorang Youtuber asal negara Denmark Kristian Hansen memberikan perhatian khusus.
Desa yang menjadi persinggahan Kristian Hansen tersebut adalah Desa Sama Bahari yang menjadi pemukiman masyarakat suku Bajo Sampela yang terletak di Pulau Kaledupa, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi.
Dari unggahan Kristian Hansen pada akun Instagram pribadinya @thekristianhansen mengungkapkan “Ketika saya pertama kali tiba di desa Bajo Sampela, saya langsung menyadari bahwa jembatan yang melintasi desa terapung ini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.” beberapa waktu lalu.
Unggulan Hansen tersebut akhirnya mendapat perhatian Netizens se-Nusantara.
Bupati Wakatobi Haliana akhirnya di kritik habis-habisan, karena dianggap tidak mampu membangun sebuah jembatan kayu di Desa Sama Bahari di pulau Kaledupa itu.
Tak sampai disitu YouTubers asal Dermank itu pun membuka donasi bantuan galang dana pada aku Instagramnya untuk memperbaiki jembatan kayu yang di laluinya, setelah mendapat donasi Hansen bersama warga Bajo sampela memperbaiki jembatan dan beberapa rumah warga secara gotong-royong.
Sayangnya setelah menjadi viral, Kades Desa Sama Bahari malah geram, Ia mengaku kecewa, sebab saat melakukan penggalangan dana hingga memperbaiki jalan yang rusak tanpa sepengetahuan pihak pemerintah desa.
“Siapapun yang bersedekah, sebagai manusia kita harus menerima. Di sisi lain apa yang dilakukan youtuber ini sangat mengecewakan, karena tanpa sepengetahuan kami dari pemerintah desa,” ujar Kades Sama Bahari, Gamis saat dikonfirmasi wartawan pada Minggu 30 Juni 2024.
Ejeknya, jembatan yang perbaiki Hansen di desanya itu tidak diganti secara keseluruhan, yang diganti hanyalah papan dan bukan jembatan umum yang dilalui oleh banyak masyarakat, namun hanya jembatan penghubung ke home stay tempat menginapnya.
Namun dari ejekan Kades Sama Bahari tersebut, YouTubers asal Dermank Hansen mendapat banyak pujian dan dukungan para netizen nusantara akibat dari keprihatinan terhadap kondisi pembangunan di Desa Sama Bahari suku Bajo Sampela.
Lucunya, janji Bupati Wakatobi untuk memberikan Rp 1 Milyar Perdesa tidak terealisasi, pemerintah daerah tiba-tiba ingin perhatian dengan pembangunan jembatan di Desa Aama Bahari yang dihuni masyarakat suku Bajo sampela itu setelah Bupati Wakatobi mendapat kritikan pedas para Netizen dari unggahan Hansen tersebut.
Selain desa sama bahari masih ada beberapa desa di Kabupaten Wakatobi yang butuh segera perhatian pemerintah daerah tanpa menunggu viral dari YouTubers manapun, sebab menunggu realisasi janji 1 Milyar Perdesa itu sepertinya tidak akan terwujud.
Penulis : Syaiful
Editor : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa6 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus6 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE6 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
Entrepreneur6 years ago
Mengenal Sosok Pengusaha Syarifuddin Daeng Punna yang Pantang Menyerah Berusaha