Connect with us

BUDAYA

Sambut HSN, Raja Dan Sultan Nusantara Silatuhrami Ke Ponpes Nurul Ibad

Published

on

JAKARTA, Bursabisnis.id – Dalam rangka Menyambut peringatan Hari Santri Nasional ( HSN ) 2019, Raja Dan Sultan Nusantara bersilaturamih dengan Para Panitia Pelaksana HSN 2019 di Pondok Pesantren Nurul Ibad Jakarta Timur, Rabu (9/10/2019).

Kedatangan Raja dan Sultan kepondok Pesantren Nurul Ibad sebagai bentuk dukungan para raja dan sultan agara HSN 2019 ini bisa berjalan dengan sukses.

Sekjen Dewan Adat Nasional.DYM.Nuzujludin Sah, Sultan Kesultanan Ternate Ke XXXXIX .dalam kata sambutanya mengajak seluruh masyarakat untuk menyukseskan HSN 2019 tersebut, dan memberikan perhatian baik secara tenaga,pikiran dan materi.

Selain mengajak masyarakat ikut berpartisipasi menyukseskan HSN 2019 DYM.Nuzujludin Sah, juga berpesan kepada para santri agar para santri tidak mudah diadu domba dengan beritazberita hoax. “Saya berharap kepada adik – adik santri agar menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika, jangan mau dipengaruhi berita berita hoax yang memecah belah bangsa , dari Sabang sampai Merauke ,dan berbagai macam agama , kita adalah satu , satu bangsa , satu tanah air, satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Untuk itu saya sangat berharap kepada adik-adik santri agar dapat menciptakan keamanan di negara kita tercinta ini,” harapnya.

Di tempat yang sama, KH. Ibnu Mulkan As Syakirin, S.Sos.I Selaku pimpinan pondok Pesantren mengatakan bahwa acara ini terlaksana karena adanya dukungan, support baik dari pemerintah, swasta dan teman-teman media. Ditanya soal rencana HSN yang digelar di TMII, ibnu mengatakan acara ini bisa dikatakan Nasional atau Sejabotabek tergantung cara pandang masing- masing. “Kalau dikatakan nasional iya , karna beliau akan menghadirkan para hafidz dari tiap tiap propinsi untuk menghatamkan alquran serentak di setiap anjungan,” ucapnya.

Muhkam selaku Sekjen HSN 2019 juga berharap acara ini sudah dipersiapkan matang-matang baik dari tempat dan lain sebagainya, karena memang melibatkan EO besar yang sudah terbiasa menangani event besar seperti ini. Sekitar 10.000 santri akan hadir. 400 both bazar juga tersedia, bagi yang ingin mengisi both silahkan menghubungi panitia.

Tampak hadir dalam rombangan para raja dan sultan adalah DYM Nuzujludin Sah,Sultan Kesultanan Ternate ke XXXXIX yang juga menjabat Sekjen Dewan adat nasional. DYM. Putri Dewi Surya Rahmah Ayu binti Sultan Zaenal Rizalsyah Mustapura Sultan Inayatsyah Firmansyah, Sultanah Kesultanan Inderapura Kota Indera Pura Kabupaten Pesisir Selayan, Propinsi Sumatera Barat, DYM HJ,ABDUL SALAM, Raja Wawonii dan Ratu Kerajaan Turikale Sulawesi Selatan.

Acara tersebut ditutup dengan Doa Anak Bangsa Para Santri Ponpes Nurul Ibad.

Sumber : Rilis Panitia HSN

Continue Reading

BUDAYA

Lembaga Adat Kesultanan Buton Sepakati Bentuk Pengurus dan Jadwal Pemilihan Sultan

Published

on

By

BAUBAU, Bursabisnis.id – Pembentukan pengurus dan jadwal pemilihan Sultan Buton telah disepakati, setelah melalui rapat Siolimbona sebagaimana kesepakatan antara Bonto Ogena Matanaeo dan Bonto Ogena Sukanaeo di kediaman Bonto Ogena Sukanaeo Drs H Abdul Wahid pada Senin,19 Agustus 2024 malam.

Dalam keterangan persnya usai rapat pembentukan pengurus dan jadwal pemilihan, Bonto Ogena Sukanaeo Drs H Abdul Wahid yang didampingi Bontona Melai Takdir Muharam Rauf, S.Pd dan juru tulisi Buston Asaf mengatakan, dalam pertemuan Siolimbona di kediamannya di Baadia telah disepakati yang pertama yakni pengurus dari perangkat Lembaga Adat Kesultanan Buton mulai dari tingkatan Pangka, Siolimbona, Bonto Inunca, Bonto I Syara maupun Lakina atau Bobato selesai dan telah dipaso (diputuskan) pada Senin malam.

Kemudian, telah disepakati pula jadwal atau tahapan-tahapan tentang pemilihan Sultan, dimana mulai dilaksanakan dari proses Tiliki (Mengamati) calon Sultan selama 3 hari pada tanggal 21, 22 dan 23 Agustus 2024.

Selanjutnya laporan tentang hasil Tiliki dilaporkan kepada Bontona Baluwu dan Peropa untuk dipertimbangkan/disaring berdaasarkan kriteria dilaksanakan tanggal 24 Agustus 2024.

Kemudian dilaporkan pada Bontoogena yang dinamakan Buataka Katange tanggal 26 Agustus 2024.

Selanjutnya pelaksanaan proses Kambojai pada 27 Agustus 2024 dan proses Falli sebuah mekanisme menentukan calon Sultan dengan cara membuka Alquran yang dilaksanakan pada 29 Agustus 2024.

Sedangkan untuk Sokaeyana Pau yakni prosesi pengumuman hasil pemilihan Sultan oleh Siolimbona akan dilaksanakan pada tanggal 13 September.

Dilanjutkan dengan prosesi Bulilingiana Pau yakni pelantikan Sultan yang dijadwalkan tanggal 20 September 2024. Rangkaian atau proses tersebut akan diakhiri dengan Leongi dilaksanakan tanggal 24 September 2024.

“Jadwal ini telah disepakati secara bersama oleh Siolimbona dan sebelum melaksanakan pertemuan pada Senin malam. Hari ini telah disampaikan kepada Bonto Ogena Matanaeo. Karena itu, apa yang telah dilaksanakan ini sudah dipaso dan tidak akan berubah,”ujar Bonto Ogena Sukanaeo Drs H Abdul Wahid.

Ditambahkan, sebelumnya Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si telah memanggil pengurus Lembaga Adat Kesultanan Buton hasil islah untuk menanyakan apa saja yang sudah dilaksanakan Lembaga Adat Kesultanan Buton pasca islah.

Karena itu pihaknya sebagai Siolombona telah melaporkan kepada Pj Wali Kota Baubau jika Siolimbana telah melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pemilihan Sultan Buton dan kegiatan itu dilaksanakan dalam bentuk rapat-rapat dan hasilnya pada Senin malam (19/8/2024) ini sudah disepakati pembentukan pengurus dan jadwal pemilihan Sultan Buton.

Namun masih ada perangkat-perangkat utama dalam Lembaga Adat Kesultanan Buton seperti beberapa Bobato yang memang akan disempurnakan kemudian karena penentuannnya memakai standar penyaringan.

Penulis : Tam

Continue Reading

BUDAYA

Tampil Memukau di Istana Negara, Tim Penari Kolosal Dapat Bonus dari Ketua Kadin Sultra

Published

on

By

Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang bersama tim penari asal Sultra. -foto:ist-

JAKARTA, Bursabisnis.id – Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) Anton Timbang mengapresiasi Tim dan Official Penari Kolosal asal Sultra yang tampil pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-79 di Istana Negara, Jakarta pada Sabtu,17 Agustus 2024.

Apresiasi diberikan dalam bentuk dana tunai kepada seluruh penari, pelatih, pendamping dan rombongan sekitar 60 orang.

Anton Timbang mengaku bangga, tim penari kolosal asal Sulawesi Tenggara berhasil menghibur peserta upacara peringatan hari kemerdekaan RI di Istana Negara.

“Atas keberhasilan anak-anak kita maka tidak ada salahnya jika kita berikan apresiasi. Mereka berhasil mengharumkan nama daerah ditingkat nasional,” ungkap Anton Timbang.

Anton Timbang berharap, Tim Penari Kolosal Sultra terus berlatih dan mengasah bakat menari nya sehingga bisa terus mewakili daerah pada Event-even nasional sekaligus bisa tumbuh menjadi generasi yang kreatif dan inovatif.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Sultra, H. Belli Tombili bersyukur Tim Penari Kolosal asal Sultra berhasil tampil memukau saat menghibur peserta upacara di Istana Negara. “Alhamdulillah anak-anak tampil sangat baik dalam peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Istana Negara,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang atas dukungan yang diberikan. Menurutnya, dukungan yang diberikan bisa menjadi penyemangat bagi tim penari Sultra untuk lebih giat berlatih dan berkreasi dalam mengembangkan seni tari.

“Kami bersyukur Pak Anton Timbang selalu mensupport kegiatan kepariwisataan dan budaya di Sulawesi Tenggara. Sebelumnya juga beliau memberikan apresiasi berupa tambahan uang saku bagi penari Lumense tahun 2022,” kata H. Belli.

“Tahun ini kembali diberikan (uang saku kepada penari Lulo Alu. Kami menyampaikan terima kasih dan berharap bisa selalu bersama dalam upaya promosi seni dan budaya daerah,” pungkasnya.

Sekedar informasi, tim penari asal Sultra tampil di Istana Negara Jakarta. Mereka tampil pada sesi hiburan penurunan bendera dengan membawakan Tari Lulo Alu.

Penulis : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

BUDAYA

Kisah Legenda Putri Mandalika Dilihat dari Sisi Budaya dan Tradisi Suku Sasak

Published

on

By

Keramaian warga dalam Festival Bau Nyale di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. -foto:kemenparekraf.go.id-

MANDALIKA, Bursabisnis.id – Sebagai satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki banyak pesona yang sukses menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.

Satu di antaranya adalah terpilihnya kawasan Mandalika sebagai salah satu destinasi sport tourism kelas dunia, dan menjadi tuan rumah event balap internasional, MotoGP 2024 pada 27-29 September 2024.

Terpilihnya Mandalika sebagai tuan rumah balap internasional tersebut untuk ketiga kalinya tidak dapat dipisahkan dari adanya Mandalika International Street Circuit yang turut ditunjang dengan keindahan alam yang ada di sekelilingnya.

Baik itu kehadiran pantai berpasir putih yang indah, seperti Pantai Mandalika dan Pantai Kuta, Bukit Merese yang menjadi spot terbaik menikmati sunset di Mandalika, serta melihat kearifan lokal Suku Sasak di Desa Wisata Sade.

Meski begitu, popularitas Mandalika tidak melulu karena event balap kelas dunia dan keindahan alamnya saja.

Kalau diselami lebih mendalam, daya tarik Mandalika juga bisa dilihat dari sisi budaya dan tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun, seperti legenda Bau Nyale yang konon menjadi cikal bakal lahirnya kawasan Mandalika.

Legenda Putri Mandalika

Ternyata, nama “Mandalika” bukan sembarang nama. Berdasarkan legenda yang dipercaya masyarakat lokal, nama Mandalika diambil dari legenda Suku Sasak tentang Putri Mandalika, yang menarik dijadikan storynomic tourism. Lantas, apa kaitan antara Putri Mandalika dengan nama “Mandalika” yang kini menjadi kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas?

Menurut masyarakat lokal, ada sepasang raja dan ratu dari sebuah kerajaan melahirkan seorang putri berparas cantik bernama Putri Mandalika. Saking cantiknya, banyak pria dari kerajaan lain yang tertarik ingin mempersuntingnya. Karena bingung, Putri Mandalika bertapa mencari petunjuk, dan akhirnya mengundang seluruh pangeran untuk berkumpul pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak di Pantai Seger untuk memberi tahu keputusan yang diambilnya.

Kala itu, Putri Mandalika mengatakan jika ia menerima semua pinangan para pangeran. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah perselisihan. Di tengah para pangeran yang kebingungan, secara mengejutkan Putri Mandalika yang berdiri di atas sebuah batu menjatuhkan dirinya ke arah laut. Tentunya hal ini membuat para pangeran bingung dan berusaha menyelamatkan sang putri. Namun, Putri Mandalika tidak bisa ditemukan karena telah hanyut terbawa ombak.

Uniknya, saat pencarian tersebut, secara tiba-tiba muncul banyak binatang kecil yang menyerupai cacing warna-warni, atau dikenal dengan sebutan “nyale”. Berawal dari sinilah akhirnya warga lokal mempercayai nyale merupakan jelmaan Putri Mandalika yang berupaya menjaga kedamaian dan keharmonisan di kawasan tersebut.

Makna Legenda Bau Nyale di Mandalika

Pilihan “ekstrem” yang dipilih Putri Mandalika menjadi sebuah kenangan mendalam bagi masyarakat Suku Sasak. Untuk mengenang sang putri, masyarakat Suku Sasak rutin mengadakan Upacara Bau Nyale. Tradisi ini dimulai dengan sangkep atau pertemuan para tokoh untuk menentukan hari baik: tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak, yang dipercaya menjadi waktu keluarnya nyale. Bahkan, tradisi ini sudah menjadi festival tahunan yang dikenal dengan “Festival Bau Nyale”.

Festival Budaya Bau Nyale dilakukan masyarakat lokal dengan berkumpul di Pantai Seger pada sore hari, dan dilanjutkan dengan mengadakan peresean (berkemah) hingga tengah malam. Proses menangkap nyale atau cacing laut dilakukan pada dini hari hingga terbit fajar. Nantinya, nyale-nyale yang berhasil ditangkap akan dimasak dan disantap langsung oleh masyarakat lokal. Menurut kepercayaan, cara ini dilakukan sebagai bentuk cinta kasih kepada Putri Mandalika.

Dalam Festival Bau Nyale juga diisi dengan berbagai kesenian tradisional, seperti betandak (berbalas pantun), bejambik (pemberian cinderamata kepada kekasih), dan dilanjutkan dengan belancaran (pesiar dengan perahu). Tak hanya dengan menggelar Festival Bau Nyale, untuk menghormati pengorbanan sang putri, di kawasan Mandalika juga dibangun patung yang menggambarkan Putri Mandalika, Sob!

Sumber : kemenparekraf.go.id
Penulis : Tam

 

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Bisnis Media Sentosa - Bursabisnis.ID