Connect with us

opini

UMKM dan Masa Depan Ekonomi Kita

Published

on

Peran strategis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memajukan perekonomian bangsa sudah tidak diragukan lagi. Eksistensi UMKM sangat penting karena persebarannya yang cukup luas dan menguasai sekitar 99 persen aktivitas bisnis di negeri ini.

Sektor UMKM telah menyerap sekitar 89,2 persen total tenaga kerja nasional dan menyumbang 60,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Itu artinya, UMKM juga berperan penting dalam menyelamatkan masyarakat dari pengangguran dan kemiskinan. Bahkan, di saat perekonomian kita dihantam krisis UMKM justru tampil sebagai penyelamat.

Namun, penyebaran virus Covid-19 yang begitu cepat nyaris menghentikan roda perekonomian negara-negara di dunia termasuk Indonesia. UMKM pun menjadi salah satu sektor yang mengalami tekanan hebat dan terkapar akibat pandemi Covid-19. Saat ini banyak UMKM mengalami penurunan penjualan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, sulit mengakses permodalan, dan produksi menurun.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) 2021, sebanyak 87,5 persen UMKM di Indonesia terdampak pandemi Covid-19. Sementara itu, sebanyak 93,2 persen UMKM terdampak pada sisi penjualan yang menurun.

Digitalisasi

Pandemi Covid-19 berdampak ke seluruh sektor kehidupan terutama sektor ekonomi. Pemerintah juga sudah bertindak cepat memutus rantai penyebaran virus mematikan ini. Hingga detik ini, pemerintah terus berkomitmen untuk menangani pelbagai krisis akibat pandemi.
Anggaran penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp 744,77 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk program vaksinasi, bantuan sosial untuk masyarakat miskin, mendukung UMKM dan dunia usaha.

Di tengah wabah pandemi UMKM juga membutuhkan dukungan yang lebih komprehensif seperti mendorong digitalisasi UMKM. Sebab, UMKM yang mampu beradptasi dan mengadopsi teknologi digital terbukti tetap beroperasi meskipun di tengah pemberlakuan PSBB atau PPKM.

Studi McKinsey menyatakan bahwa jika Indonesia mampu mendorong sebanyak 168.000 UMKM untuk scale-up dari skala mikro dan kecil ke skala medium dengan adopsi teknologi digital, maka akan berpotensi memperoleh tambahan pertumbuhan PDB USD140 miliar dan 26 juta lapangan pekerjaan di 2030.

Oleh karena itu, sebagai penggerak ekonomi Indonesia UMKM perlu memanfaatkan teknologi digital agar dapat meningkatkan daya saing dan membantu pemulihan ekonomi di era kenormalan baru pasca pandemi.

Paling tidak, ada beberapa langkah yang mesti dilakukan agar digitalisasi UMKM benar-benar membuahkan hasil. Pertama, meningkatkan pelatihan dan literasi dalam pemanfaatan teknologi digital khusus bagi masyarakat dan pelaku usaha yang selama ini belum mampu menggunakan layanan internet.

Menurut Eddy Santriya (2020), kondisi UMKM yang sudah digital dan terkoneksi dengan platform baru sekitar 13 persen. Dari 63 juta usaha mikro baru sekitar 8 juta pelaku UMKM yang terhubung dengan platform digital. Sementara sisanya masih menggunakan penjualan konvensional.

Kedua, perluasan dan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan internet. Langkah ini juga sangat mendesak agar seluruh UMKM dapat masuk dan memanfaatkan internet secara maksimal.

Ketiga, sinergi antara pemerintah, media dan pihak-pihak terkait. Sinergitas ini penting agar program pelaksanaan transformasi digital berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan. Jika seluruh UMKM mampu memanfaatkan teknologi digital maka produktivitas akan meningkat dan pemasaran produk UMKM juga menjadi lebih luas.

Jika tawaran di atas dapat diimplementasikan dengan baik, saya yakin perekonomian Indonesia akan segera bangkit setelah terpuruk akibat pandemi. Karena itu, pemerintah perlu terus mendukung keberlangsungan UMKM dan dunia usaha. Dukungan terhadap pengembangan sektor UMKM akan berimplikasi terhadap kemajuan dan pemulihan perekonomi di masa mendatang.

 

 


Oleh: Jaffray Bittikaka
Penulis adalah Wakil Ketua Umum Kadin Sulawesi Tenggara dan Founder Jendela Bangsa

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

opini

Bahaya di Balik Goda Minuman

Published

on

By

Ilustrasi. Minuman yang mengandung pemanis. -foto: mediakeuangan.kemenkeu.go.id-

Manusia sudah mengenal si manis gula sejak ribuan tahun lalu. Namun, konsumsi gula berlebih mulai terjadi sejak beberapa dekade terakhir. Rasa manis memang bisa menjadi adiksi bagi manusia. Gula sebagai sumber utama rasa manis dapat memicu pelepasan dopamin di otak. Dopamin ini menghasilkan perasaan senang dan bahagia, yang membuat manusia ingin kembali mengonsumsi. Saat ini banyak sekali varian makanan dan minuman manis, antara lain berbentuk minuman berpemanis dalam kemasan.

Di Indonesia, data Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyatakan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan di Indonesia naik 15 kali lipat dalam 20 tahun terakhir (1996-2014). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dirilis Kementerian Kesehatan pada 2018 juga menyebutkan sebanyak 61,27 persen masyarakat Indonesia berusia tiga tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari. Data ini memperlihatkan tingginya konsumsi masyarakat Indonesia terhadap gula.

Fakta lain menunjukkan saat ini ketersediaan minuman berpemanis dalam kemasan terus meningkat. Masyarakat dengan sangat mudah membeli dan mengonsumsi, terutama anak-anak dan remaja yang sering menjadi target iklan produk minuman berpemanis dalam kemasan. Bahkan, mereka bisa membeli sendiri di toko terdekat rumah dan mengonsumsi dengan bebas tanpa adanya pengawasan yang cukup dari orang tua.

Harga yang murah, pemasaran yang agresif, serta varian produk yang beragam, menjadi beberapa pemicu kenaikan tajam konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan, baik itu berupa minuman ringan, jus buah, minuman energi, teh atau kopi siap minum, maupun susu. Kadar gula di dalam setiap kemasan standar pun biasanya sangat tinggi, hingga mencapai 10 sendok teh. Padahal, ada implikasi serius dari konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan ini bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Ada bahaya mengintai di balik minuman berpemanis dalam kemasan, khususnya bagi masa depan anak-anak Indonesia.

Gula berlebih berdampak ke semua organ

Minuman berpemanis dalam kemasan dengan kadar gula yang sangat tinggi memberi dampak buruk bagi kesehatan. Hal tersebut ditekankan oleh Dokter Spesialis Anak dari Mayapada Kuningan Hospital dan Klinik KiDi Pejaten dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp,A atau yang biasa dikenal dengan nama dr. Denta. Ia menjelaskan, pada dasarnya tubuh manusia tidak dirancang untuk memetabolisme atau mengolah gula-gula yang berlebih.

“Gula itu bermacam-macam. Karbohidrat dalam nasi itu juga ada gulanya. Cuma kalau kita bicara dalam konteks minuman berpemanis dalam kemasan, yang kita bicarakan adalah gula tambahan atau sering disebut dengan sukrosa. Nah, tubuh manusia tidak dirancang untuk mengolah sukrosa tersebut. Kalau karbohidrat, kita bisa mengolahnya dengan baik. Kalau sukrosa, ketika dia berlebihan, itu bisa membebani tubuh kita,” jelas dr. Denta.

Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut menjelaskan ketika manusia mengonsumsi gula berlebih, maka livernya akan terbebani. Gula tambahan tidak bisa langsung diubah menjadi energi. Sebagian besar gula tambahan dimetabolisme oleh hati dan berujung disimpan sebagai lemak. Lama-kelamaan, lemak itu akan menumpuk di liver manusia, lalu melebar ke berbagai organ tubuh manusia lainnya.

“Lemak di perut meningkat, lemak di pembuluh darah juga meningkat, akhirnya nanti akan terjadi gangguan metabolisme. Efeknya macam-macam, mulai dari berat badan berlebih, obesitas, resisten insulin, diabetes, gagal jantung, gagal ginjal, sampai kanker, stroke, gangguan cemas, bahkan demensia, itu bisa disebabkan oleh konsumsi gula berlebih,” tegas dr. Denta.

Saat ini prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia juga meningkat. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, satu dari tiga (35 persen) orang dewasa di atas 18 tahun, satu dari lima (20 persen) anak-anak berusia 5-12 tahun, dan satu dari tujuh (15 persen) remaja berusia 13-18 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Kejadian tersebut turut meningkatkan risiko penyakit tidak menular di tengah masyarakat, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Tak hanya itu, kelebihan berat badan dan obesitas juga mengakibatkan dampak psikologis dan sosial, seperti stigma berat badan, pengucilan dari masyarakat, depresi, kepercayaan diri yang rendah, dan kurangnya pencapaian akademik. Di sisi lain, anak-anak dan orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas juga dapat lebih rentan terkena penyakit menular.

Lebih lanjut, dr. Denta menjelaskan tidak ada satu organ pun di dalam tubuh manusia yang bisa bebas dari komplikasi akibat konsumsi gula berlebih. Sebagai contoh, ia menyebut bagaimana kulit manusia berpotensi mengalami jerawat, gampang kering, serta gampang luka akibat konsumsi gula berlebih. Kemudian, ia menerangkan bagaimana mata berpotensi mengalami kebutaan akibat pembuluh darah di sekitarnya gampang pecah pada penderita diabetes.

“Ginjal juga begitu. Kebanyakan gula, tidak bisa diolah, merusak ginjal, terus gagal ginjal. Semuanya. Hati, jantung, pembuluh darah, otak, sistem pencernaan, semua sistem dalam tubuh kita itu tidak ada yang bebas dari komplikasi konsumsi gula berlebih,” dr. Denta menerangkan.

Ia menyadari saat ini dunia industri memahami dengan baik bagaimana minuman berpemanis dapat menimbulkan adiksi, khususnya pada anak-anak. Menurut dr. Denta, semakin muda usia seseorang terpapar minuman berpemanis, semakin mudah dia kecanduan.

“Makanya, kalau minuman berpemanis dalam kemasan buat anak-anak kebanyakan warnanya bagus, kemasannya lucu, warna-warni segala macam. Akhirnya membuat anak jadi lebih mudah untuk minta ke orang tuanya dan diberikan ke orang tuanya, dan sekali diberikan dia langsung kecanduan dan lebih susah untuk lepas dari kecanduan gulanya,” ujar dr. Denta prihatin.

Solusi pembatasan konsumsi

Edukasi tentang bahaya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan sudah sering dilakukan oleh kalangan medis dan pemerintah. Namun, dr. Denta mengatakan edukasi tersebut menjadi lebih menantang karena sudah banyak masyarakat yang mengalami masalah adiksi gula. “

“Begitu seseorang menjadi adiksi, sudah kecanduan, kita lebih susah mau memberikan pemahaman ke mereka. Mau sepintar apapun latar belakang pendidikan mereka, kalau sudah kecanduan gula, mau kita bilang bagaimana pun mereka akan sulit. Kenapa? Kalau orang kecanduan itu kan otaknya sudah kena. Mereka sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Ini sama juga terjadi dengan adiksi-adiksi yang lain, seperti rokok, tembakau, alkohol, dan lain sebagainya,” tutur dr. Denta.

Dokter spesialis anak yang juga aktif memberikan edukasi kesehatan melalui media sosial tersebut menilai edukasi saja tidak cukup untuk menurunkan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan di Indonesia. Menurutnya, akses terhadap minuman berpemanis dalam kemasan di Indonesia sangat gampang dan konsumsi masyarakat juga sangat tinggi.

“Jadi kesulitannya ada di situ. Kesulitannya adalah lingkungan kita atau ekosistem di Indonesia itu masih sangat mendukung konsumsi berlebih dari minuman berpemanis dalam kemasan atau atau produk-produk gula berlebih lainnya,” ungkapnya.

Menurut dr. Denta, solusi yang bisa dilakukan saat ini adalah pemerintah harus berani untuk membatasi akses terhadap minuman berpemanis dalam kemasan. Pembatasan ini sudah dilakukan oleh banyak negara lain di dunia. Tidak hanya oleh negara maju, tetapi juga negara-negara berkembang, sama halnya seperti Indonesia.

“Saya rasa kebijakan cukai bisa membatasi konsumsi terhadap minuman berpemanis dalam kemasan. Kebijakan itu bisa jadi salah satu pilihan utama,” dr. Denta berpendapat.

Sejumlah negara di dunia telah berhasil menurunkan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan di negaranya melalui kebijakan cukai. Pemerintah Meksiko memperkenalkan cukai sebesar satu peso per liter (10 persen) untuk semua minuman berpemanis pada Januari 2014. Akibatnya, pada tahun 2014 penjualan berpemanis turun rata-rata 6-8 persen. Kebijakan ini berdampak paling besar pada rumah tangga dengan status sosial ekonomi rendah, berada di perkotaan, dan rumah tangga dengan anak-anak.

Negara tetangga Filipina juga telah memperkenalkan cukai minuman berpemanis pada Januari 2018. Mereka menaikkan harga minuman berpemanis sebesar 14 persen, salah satunya untuk mengurangi tingkat obesitas pada masyarakat. Sementara itu, Inggris mengenakan retribusi pada industri minuman ringan pada April 2018. Kebijakan tersebut diumumkan pada tahun 2016. Salah satu tujuan kebijakan itu yakni mengurangi tingkat obesitas pada anak-anak di Inggris.

“Sudah ada beberapa negara (yang menerapkan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan), seperti di Australia, Filipina, Malaysia juga ada. Dan impact-nya cukup positif ya,” kata dr. Denta.

Selain pengenaan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan, dr. Denta juga mengusulkan pemerintah membuat regulasi agar ada transparansi informasi dari produk-produk minuman berpemanis dalam kemasan yang ada di pasaran. Salah satu praktik penerapan transparansi informasi kadar gula ini misalnya dengan pemberian label pada kemasan.

“Misalnya kalau gulanya tinggi nanti ada levelnya merah, kalau gulanya oke dia hijau, dan lain sebagainya. Aturan untuk transparansi informasi itu juga bisa salah satu kunci. Jadi masyarakat juga bisa memilih dengan baik apa yang dikonsumsi,” usulnya.

Lindungi anak-anak dan ciptakan masa depan sehat

Saat ini dr. Denta menilai sudah banyak anak-anak Indonesia yang mengalami adiksi minuman berpemanis dalam kemasan. Ia berharap, selain adanya kebijakan dari pemerintah yang mampu membatasi konsumsi gula berlebih, keluarga dan lingkungan di sekitar anak-anak pun mampu memberikan contoh yang baik tentang apa asupan yang baik bagi kesehatan anak-anak.

“Sebenarnya diawali dari lingkungannya. Dari contoh yang mereka lihat dari bapak ibunya, dari pengasuhnya, dari paman, kakek, neneknya. Anak kita akan punya kebiasaan hidup yang tidak sehat kalau rumahnya punya kebiasaan yang tidak sehat. Kalau ingin anak kita hidup sehat, berarti kita harus memiliki gaya hidup yang sehat juga. Jika ingin generasi penerus kita lebih sehat, kita harus memberikan contoh yang baik,” saran dr. Denta.

Selain membatasi konsumsi minuman berpemanis, ia juga merekomendasikan agar orang tua membiasakan anak-anaknya untuk makan real food, buah-buahan, makanan yang dibuat sendiri di rumah, dan menghindari makan makanan yang ada dalam kemasan. Lebih lanjut, ia menyarankan orang tua untuk benar-benar membatasi konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan pada anak-anaknya. Dampak buruk minuman berpemanis dalam kemasan bagi kesehatan anak-anak sangatlah nyata. Apalagi, gula dapat menimbulkan adiksi, sementara anak-anak belum memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik atas apa yang ia konsumsi.

“Orang dewasa itu lebih gampang mengendalikan diri. Anak lebih susah. Kalau anak sudah melihat orang tuanya minum minuman berpemanis sekali, walau besoknya orang tuanya tidak minum pun dia akan tetap minta, besoknya lagi dia akan tetap minta lagi. Karena anaknya sudah kecanduan, karena sudah adiksi. Jadi harus hati-hati sekali,” pungkas dr. Denta.

 

Sumber : mediakeuangan.kemenkeu.go.id

Penulis : Reni Saptati D.I.

 

Continue Reading

opini

Hilirisasi Industri Nikel, Mimpi Besar Indonesia

Published

on

By

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa hilirisasi industri nikel yang tengah dilakukan pemerintah bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dunia baterai lithium.

Hilirisasi industri nikel, hemat Luhut, penting untuk masa depan, sehingga tidak hanya ekspor material mentah. Dalam hal ini memproses dari bijih nikel sampai menjadi baterai dan stainless steel. Namun, Indonesia masih butuh transfer teknologi dari investor asing.

Hilirisasi industri nikel akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan. Jika diolah menjadi sel baterai nilainya bisa meningkat 6 – 7 kali lipat. Sementara itu, jika diolah sampai mobil listrik akan memberikan nilai tambah hingga 11 kali lipat. Peningkatan nilai tambah untuk produksi stainless steel berkisar 14 – 19 kali lipat.

Saat ini, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya mineral. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), untuk produksi tambang sedunia, Indonesia menduduki peringkat ke-1 untuk komoditas nikel. peringkat ke-2 untuk komoditas timah, peringkat ke-3 untuk komoditas batubara, peringkat ke-8 untuk komoditas tembaga, dan peringkat ke-10 untuk komoditas emas.

Kondisi excellent tectonic dan geologi itulah yang membawa Indonesia menjadi satu di antara produsen terbesar emas, tembaga, nikel, dan timah. Dengan profil yang demikian, Indonesia menjadi negara yang sangat menjanjikan bagi kalangan pelaku industri pertambangan untuk bisa berinvestasi di Indonesia.

Pemerintah juga mendorong swasta yang selama ini mengimpor kendaraan listrik untuk segera membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng prinsipal dari luar negeri.

Keinginan dan komitmen Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik dituangkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik.

Indonesia bisa menjadi pemain rantai pemasok global baterai untuk kendaraan listrik. Rantai pasokan global dalam industri kendaraan listrik diperlukan, di mana sesama negara bisa saling melengkapi suku cadang. Misalnya Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, mengingat nikel bisa menjadi salah satu pembuat baterai mobil listrik.

Hilirisasi dengan teknologi hidrometalurgi (pelindian) menggunakan bijih nikel berkadar rendah (limonit). Produk yang dapat dihasilkan berupa logam nikel murni dan senyawa nikel sulfat (bahan baku manufaktur nickel-based ion lithium battery).

Di samping itu, juga dapat dihasilkan logam kobalt murni dan senyawa kobalt sulfat (bahan baku manufaktur nickel-based ion lithium battery.

Perusahaan yang telah melakukannya adalah Harita Nickel yang saat ini pabrik pengolahan tersebut sudah beroperasi dengan kapasitas pabrik sebesar 8 juta ton bijih pertahun yang menghasilkan produk akhir nikel-kobalt sulfat.

Lokasi pertambangan yang baik harus memiliki potensi mineral yang sesuai target. Wilayah pertambangan itu juga tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintah yang sudah menjadi bagian dari tata ruang nasional.

Contohnya seperti Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara dan Pulau Obi, Maluku yang kaya akan sumber nikel.

Disini merupakan surga nikel yang menjadi rumah bagi perusahaan tambang Indonesia seperti PT Gema Kreasi Perdana di Pulau Wawonii, PT Halmahera Persada Lygend dan PT Megah Surya Pertiwi yang mengolah nikel di Pulau Obi. Perusahaan-perusahaan tersebut turut mengembangkan daerah sekitar lingkar tambang.

Nikel dapat digunakan pada berbagai industri, mulai dari konstruksi, kimia, manufaktur alat dapur, manufaktur baterai, bidang otomotif, hingga bidang keuangan.

Semakin banyak hilirisasi nikel di Indonesia diharapkan dapat memberikan kesejahteraan langsung kepada masyarakat Indonesia dengan menjadi negara yang bisa mengekspor produk bangsa berupa baja tahan karat (stainless steel), baterai lithium basis nikel, logam nikel, senyawa kimia nikel, dan produk-produk nikel lainnya.


Oleh : Rofingatun
Penulis adalah Sarjana Teknik Metalurgi ITB

Continue Reading

opini

Perempuan dan Prospek Bisnis Skincare

Published

on

By

Kalau dulu dunia bisnis hanya dinominasi oleh kaum laki-laki, maka berbeda dengan kondisi saat ini. Di era perkembangan teknologi justru banyak kaum perempuan yang sukses berbisnis. Itu artinya, anggapan perempuan yang sering dikaitkan dengan tugas-tugas domestik dan mengurus anak sudah mulai tak berlaku lagi.

Anggapan bahwa perempuan hanya sebagai konsumen yang doyan belanja online juga tak dapat dibenarkan. Faktanya, banyak perempuan sukses menjalankan bisnisnya melalui teknologi digital, lebih-lebih di era pandemi Covid-19 ini.

Banyak wirausaha muda perempuan yang memanfaatkan internet sebagai media jualan berbagai produk, seperti produk kecantikan, perawatan kesehatan, perabot rumah tangga, perhiasan, pakaian dan lain-lain.

Animo perempuan Indonesia yang ingin terjun ke dunia bisnis cukup tinggi. Bahkan, menurut survei Google, partisipasi perempuan yang berbisnis adalah yang paling tinggi di Asia Tenggara. Penelitian tersebut mengungkap bahwa 49 persen wanita menyatakan diri sebagai pebisnis, sementara 45 persen lagi mengaku baru ingin berbisnis.

Jadi, tidak ada alasan dan kekhawatiran lagi bagi kaum perempuan yang ingin berbisnis. Mumpung masih muda, segeralah wujudkan mimpi kalian jadi pengusaha sukses. Mulai sekarang bangun jaringan seluas-luasnya, dan yang paling penting jangan takut untuk memulai.

Bisnis Skincare

Nah, bagi kaum perempuan yang ingin berbisnis tapi masih bingung bisnis apa yang ingin dijalankannya, tak ada salahnya jika mencoba bisnis perawatan kulit atau yang libih dikenal dengan skincare. Kenapa harus skincare? Selain pasar yang cukup luas, bisnis skincare bisa dilakukan oleh siapa saja dan bisnis ini juga berkelanjutan.

Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 bisnis perawatan kulit justru tumbuh positif. Bisnis di bidang perawatan kulit terus tumbuh positif mengikuti tren yang berkembang di masyarakat luas.

Vice President, Global Product Research & Development Nu Skin Enterprises Dr. Helen Knaggs mengungkapkan, potensi pasar untuk skincare baru saja dimulai. Dan dalam empat tahun ke depan diproyeksikan mencapai US$17,8 miliar atau setara Rp255,75 triliun (Warta Ekonomi, 12/3/2021).

Data ini menunjukkan bahwa bisnis skincare memiliki peluang dan prospek yang sangat bagus. Peminatnya pun bukan hanya dari golongan perempuan saja, melainkan kaum laki-laki juga tak mau ketinggalan mendulang keuntungan dari bisnis ini.

Di era digital seperti saat ini, bisnis perawatan kulit (skincare) menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengusaha. Untuk terjun ke bisnis ini, banyak cara yang bisa dilakukan. Misalnya, membuat produk skincare sendiri, menjadi reseller atau dropshipper.

Produk perawatan kulit semakin diminati banyak kalangan, baik di perkotaan maupun pelosok desa. Ini adalah bisnis yang sangat menjanjikan. Jangan sia-siakan peluang dan kesempatan ini. Jadilah pebisnis perempuan yang tangguh untuk berkontribusi bagi kemajuan perekonomian negeri ini (**)

 


Oleh : Suci Fitri Anggraeni
Penulis adalah Owner SC Beauty dan Konsultan Kecantikan

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 PT. Tenggara Media Perkasa - Bursabisnis.ID Developer by Green Tech Studio.

Slot Depo 5k http://123.231.184.140:84/public/mxwn/ http://123.231.184.140:84/public/bo/ http://123.231.184.140:84/public/shk/ http://103.144.82.136/pages/gcr/ http://103.144.82.136/public/shk/ http://103.144.82.136/vendor/thai/ http://118.97.39.133:100/Titip/5000/ http://118.97.39.133:100/laporan/terpercaya/ http://118.97.39.133:100/template/terbaru/ https://spm.poltekbangsby.ac.id/wp-includes/gcr/ https://lib.unis.ac.id/themes/pulsa/ https://pascasarjana.unis.ac.id/product/ https://cisalak-cimanggu.cilacapkab.go.id/wp-includes/fonts/styles/ https://www.wicida.ac.id/wp-includes/fonts/styles/ http://117.102.75.166:8183/gacor/ http://103.232.33.202:222/kayaraya/ http://115.79.198.206:82/img/slot-receh/ http://36.94.79.155:9999/img/slot-depo-10k/ http://36.88.17.170:54321/kayaraya/ http://36.67.121.71:81/img/kayaraya-slot/ http://203.89.26.52:8888/img/slot-garansi-kekalahan/ http://182.253.86.155:8194/img/slot-deposit-5000/ http://49.128.176.141:8080/dashboard/sm/ http://139.255.108.92:89/dashboard/sm/ http://110.232.83.101:88/-/slot-pulsa/ http://110.232.83.101:88/plb/kayaraya/ http://103.147.76.34:8003/dashboard/slot-maxwin/ http://103.154.123.19:8452/tmp/ http://103.154.137.116/dashboard/sm/ http://103.164.98.164/-/slot-deposit-pulsa/ http://103.165.37.189:8686/-/judi-slot-triofus/ http://103.169.39.88:90/dashboard/-/slot-zeus/ http://103.167.107.33:8001/bo-slot/ http://akpk.bkpsdm.ternatekota.go.id/img/slothoki/ http://103.244.36.101:8000/img/slotdeposit5000/ http://103.244.36.101:8000/dashboard/-/slot-gacor-maxwin/ http://103.231.114.84:8080/cache/ http://103.244.36.101:8000/dashboard/kr/ http://103.231.114.84:8080/dashboard/sm/ http://116.254.112.167:8080/sdepo10k/ http://111.67.73.26:83/dashboard/sdepo5000/ http://111.67.73.26:83/img/gacor4d/ http://114.30.83.211:88/janjit/cache/ http://114.30.83.211:88/img/bo/ http://116.254.112.167:8080/restricted/kamboja/ https://smkyasda.sch.id/assets/fonts/ http://103.113.49.54/moyan/assets/sdepo5k/ https://siakad.sttberitahidup.ac.id/laporan/ https://siakad.sttberitahidup.ac.id/staf/data/ https://perpus.sttberitahidup.ac.id/lib/tmp/ https://perpus.sttberitahidup.ac.id/images/icon/ https://repository.sttberitahidup.ac.id/doc/data/ https://univ.sttberitahidup.ac.id/theme/styles/ http://182.23.111.26:8081/cache/ http://222.124.248.91:8104/sigat/resmi/ http://180.250.177.155:8181/sia/kayaraya/ http://202.138.230.59:1212/img/kaya-raya/ http://203.142.77.219:98/dashboard/kr/ http://123.108.100.83:90/tmp/ http://123.108.100.83:89/xampp/cache/ https://smkyasda.sch.id/assets/fonts/ http://36.91.85.60/slotantirungkad/ http://180.250.177.155:8181/portal/depo5k/ http://110.232.64.40:88/ http://103.10.63.134:3306/xampp/boslot/ http://101.255.94.155:85/ http://103.231.114.19:8081/apkeu/dana/ http://data.titaninfra.com/ http://sipenjor.ddns.net:8001/E-Klaim/js/ http://103.18.46.251/language/bo/ http://36.93.94.123/E-Klaim/dana/ http://103.4.167.30/E-Klaim/library/5k/ http://223.25.99.172/library/garansi/ http://43.218.82.247/E-Klaim/styles/ http://103.66.196.58/E-Klaim/uploads/ http://103.136.163.130/E-Klaim/js/ http://36.93.142.202:81/E-Klaim/dana/ http://103.169.40.136/E-Klaim/garansi/ http://36.93.94.126/E-Klaim/language/depo5k/ http://124.158.173.213:88/E-Klaim/library/qris/ http://bapenda.situbondokab.go.id:81/epajak/images/ http://103.165.156.165:81/epajak/pdf/ http://103.180.59.219/E-Klaim/library/bo/ http://103.169.200.20:90/E-Klaim/language/sdepo5k/ https://dishub.payakumbuhkota.go.id/wp-content/upgrade/ http://transmedic.co.id:8181/E-Klaim/js/ http://203.142.75.180:1080/lib/ http://103.4.167.33/E-Klaim/js/ http://103.148.100.42:8087/xampp/js/ http://114.9.17.34/E-Klaim/sgcr/ https://kayarayaslott.tumblr.com/ http://transmedic.co.id:8181/E-Klaim/library/bo/ http://103.164.212.178:444/depo5k/ http://103.180.59.219/E-Klaim/themes/mpo/ http://203.80.9.158/E-Klaim/library/mpo/ http://202.78.202.231:2022/slotdepo5k/ http://36.92.33.147/img/slotdepo5k/ http://36.94.98.162/tmp/ http://36.92.33.147/js/gacor/ http://36.94.98.162/img/slot-depo-10k/ http://lsp.ppm-manajemen.ac.id/img/depo-5k/ http://66.96.240.130:8080/tes/gacor/ http://lsp.ppm-manajemen.ac.id/dist/garansi-kekalahan/ https://cm.rsipati.com/language/slot-receh/ http://202.158.77.197:2082/sdm/img/ http://202.158.77.197:2082/library/dompdf/ http://103.212.211.246/uploads/depo5k/ http://202.52.12.219:81/dis/depo-5k/ http://202.78.202.232:8866/mod/garansi-kekalahan/ http://202.148.25.150:8080/-/slot-deposit-5000/ http://117.102.75.166:8185/themes/slotdepo5k/ https://rsudbnm.parigimoutongkab.go.id/themes/ http://117.102.65.3:8181/img/ https://rsudbnm.parigimoutongkab.go.id/lib/garansi/ https://eklaim.pkusampangan.com/E-Klaim/styles/ http://36.94.125.21:8888/img/ https://kayaraya-official.systeme.io/ http://117.102.65.3:8181/sim/garansi/ http://103.115.164.36:8888/themes/ http://103.115.164.36:8888/images/garansi/ http://arsip.webdemoku.my.id/-/bo/ http://202.78.202.232:8866/srvrestespay/data/ http://103.110.184.109:8787/lib/img/ http://103.110.184.109:8787/images/styles/ http://103.110.184.109:8787/dist/db/ https://103.172.120.101/style/tmp/ http://103.11.96.229/lib/slotgaransi/ https://103.172.120.101/rsa/slotdepo5k/ http://103.181.129.14/simsalabim/produk/5k/ http://103.181.129.14/simsalabim/produk/5000/ http://103.181.129.14/dashboard/pr/5000/ http://103.181.129.14/dashboard/pr/5k/ http://103.181.129.14/img/5000/ http://103.181.129.14/img/5k/ https://dinas.pa-sukabumi.go.id/product/5000/ https://dinas.pa-sukabumi.go.id/product/5k/ https://journal.fateta.unipa.ac.id/docs/produk/5000/ https://journal.fateta.unipa.ac.id/pages/article/5k/ https://elearning.fateta.unipa.ac.id/comment/5000/ http://103.11.99.126:1234/fonts/gacor/ http://103.11.99.126:1234/images/slot-depo-5k/ http://103.110.184.109:8787/application/dashboard/bo/ http://103.110.184.109:8787/upgrade/gcr/ http://103.110.184.109:8787/lib/mpo/ https://dpmptsp.kapuaskab.go.id/wp-includes/Text/5k/ https://jurnal.fti.umi.ac.id/classes/template/5000/ https://jurnal.fti.umi.ac.id/pages/article/5k/ https://jurnal.fti.umi.ac.id/pages/information/5k/ https://jurnal.fti.umi.ac.id/docs/manual/5k/ https://jurnal.serambimekkah.ac.id/styles/5k/ https://jurnal.serambimekkah.ac.id/public/site/5k/ https://jurnal.serambimekkah.ac.id/lib/pkp/5000/ https://jurnal.serambimekkah.ac.id/api/v1/site/5000/ https://jurnal.iaibafa.ac.id/public/journals/5k/ https://jurnal.iaibafa.ac.id/lib/pkp/templates/5000/ http://103.164.215.108/lib/5k/ https://ojs.sttibc.ac.id/lib/hoki/ https://hris.uai.ac.id/thai/ https://hris.uai.ac.id/hris/depo-5k/ https://microcredentials.unjani.ac.id/upload/depo5k/index.html https://birokerjasama.unjani.ac.id/medias/666/index.html http://103.80.88.42:81/upgrade/garansi/ http://116.206.233.250:86/images/depo5k/ http://117.102.97.194/garansi/ http://103.155.246.27:7500/lib/receh/ https://indomultitraining.co.id/wp-includes/pomo/ https://menjadirindag.sultengprov.go.id/application/libraries/src/5k/ https://futari.co.id/build/assets/gr/ https://dpmptsp.purbalinggakab.go.id/wp-content/themes/mpo/ https://dpmptsp.purbalinggakab.go.id/wp-includes/assets/5000/ https://dpmptsp.purbalinggakab.go.id/wp-content/uploads/elementor/pls/

slot depo 5k

slot pulsa

slot receh

slot garansi kekalahan

slot scatter hitam

stpslot

stpslot

stpslot

stpslot

stpslot

slot depo 5k

slot mpo terbaru