Connect with us

OTOMOTIF

Festival Merah Putih: Kalla Toyota Berikan Beragam Promo Menarik untuk Customer Loyal

Published

on

KENDARI, bursabisnis.id – Dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia, Hadji Kalla Toyota Kendari menggelar Festival Merah Putih.

‎Melalui event tersebut, Kalla Toyota Kendari menawarkan promo menarik yang beragam.

‎Branch Manager Kalla Toyota Anduonohu, Armin Anas mengatakan, khusus di bulan Agustus 2025 ini, pihaknya menggelar kegiatan bertajuk Festival Merah Putih, yang dipusatkan di Anoa Car Wash dan Laika Cafe.

‎”Kalla Toyota selalu hadir untuk customer loyal,” ujarnya, Rabu 20 Agustus 2025.

‎Lebih lanjut, Ia menjelaskan, pihaknya menghadirkan beragam promo menarik untuk pelanggan setia Toyota di Sulawesi Tenggara (Sultra).

‎Ia menyebutkan, promo menarik yang dimaksud diantaranya Smart Upgrade 2.0, dengan berbagai keuntungan bagi pelanggan seperti potongan iuran satu kali setiap tahun, dan berbagai keuntungan lainnya.

‎”Toyota memiliki kelebihan dari produk brand lainnya, seperti produk yang beragam, jaringan yang luas, fleksibel customer benefit, kemudahan informasi, free asuransi, aksesoris yang lengkap, jaminan produk dan berbagai kelebihan lainnya,” ungkap Armin Anas.

‎Di tempat yang sama, Branch Manager Kalla Toyota Cabang Tendean, Agus Salim mengatakan, saat ini Toyota menguasai pasar otomotif di Sultra dengan market share sebesar 38,4 persen untuk se-Sulawesi Tenggara, dan 33,3 persen untuk di Kota Kendari.

‎”Toyota menjadi Top main di pemilihan roda empat,” katanya.

‎Melalui Festival Merah Putih, Kalla Toyota juga akan menggelar run fun untuk pelanggan setianya.


‎Editor: Ikas

OTOMOTIF

Pemerintah Kaji Penggunaan Bensin Campur Etanol Nabati Tahun 2027

Published

on

By

Ilustrasi.

JAKARTA, Bursabisnis.id – Pembangunan pabrik etanol yang memanfaatkan bahan baku lokal seperti singkong, jagung, dan tebu dinilai tidak hanya mendukung ketahanan energi tetapi juga membuka lapangan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi daerah.

Penggunaan etanol dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan contoh terbaik yang telah diterapkan secara internasional.

Langkah itu sejalan dengan upaya global untuk menekan emisi karbon, meningkatkan kualitas udara, sekaligus mendukung transisi energi yang berkelanjutan.

Untuk mewujudkan transisi energi, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan pencampuran bensin dengan etanol nabati 10 persen atau E10 pada 2027.

“Pasti ada insentif. Bisa ada tax holiday, kemudian pasarnya ada,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di lansir dari laman indonesia.go.id.

Insentif itu diharapkan dapat memacu iklim investasi di sektor energi terbarukan. Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku untuk program E10, pemerintah aktif menjaring investor, termasuk dari Brasil yang telah berpengalaman luas dalam industri bioetanol.

Untuk mendukung program mandatori E10, Indonesia membutuhkan pasokan etanol setidaknya sejumlah 1,4 juta kiloliter (kl) per tahun. Pembangunan pabrik etanol yang memanfaatkan bahan baku lokal seperti singkong, jagung, dan tebu dinilai tidak hanya mendukung ketahanan energi tetapi juga membuka lapangan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi daerah.

Kebijakan mandatori E10 itu telah mendapat persetujuan dari Presiden RI Prabowo Subianto dan kesiapan penuh dari PT Pertamina. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyatakan kesiapannya untuk menjalankan program pemerintah tersebut guna menjamin ketahanan energi nasional.

Dukungan juga datang dari kalangan pakar, seperti pendapat Dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Wahyudi.

Berdasarkan keterangan resmi, Wahyudi mengungkap keunggulan etanol yang memiliki angka oktan lebih tinggi daripada bensin murni, sehingga mampu menghasilkan pembakaran yang lebih bersih, efisien, dan beremisi rendah.

Meski berprospek cerah, Wahyudi mengingatkan pentingnya uji coba yang komprehensif terhadap performa berbagai merek dan tipe kendaraan sebelum implementasi massal.

Data hasil uji coba itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat untuk membangun kepercayaan. Kesiapan pasokan bioetanol dalam negeri juga menjadi kunci sukses program ini.

Wahyudi juga mendorong pemanfaatan bahan baku lokal seperti tebu dan singkong, yang tidak hanya dapat diproduksi oleh industri besar tetapi juga dikelola secara lokal untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

Strategi Global untuk Energi Bersih

Kebijakan E10 itu menempatkan Indonesia pada jalur yang sama dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat yang telah lama menggunakan E10 sebagai standar nasional, sebagai bagian dari strategi global menuju transisi energi bersih.

Brasil menjadi pelopor penggunaan etanol berbasis tebu, dengan implementasi skala nasional hingga mencapai campuran E27 (27 persen etanol) pada bensin, sehingga membuat Brasil dikenal sebagai salah satu negara dengan kendaraan berbahan bakar etanol terbesar di dunia, dan masyarakatnya sudah terbiasa mengisi BBM dengan etanol sejak puluhan tahun lalu.

Uni Eropa juga mengadopsi campuran etanol dalam BBM melalui kebijakan Renewable Energy Directive (RED II), dengan target bauran energi terbarukan di sektor transportasi.

Campuran E10 juga telah menjadi standar di banyak negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris, sebagai standar untuk mengurangi polusi udara.

Seperti dilansir dari laman Pertamina, etanol merupakan senyawa kimia yang dikenal dengan nama lain etil alkohol atau alkohol.

Senyawa itu memiliki rumus kimia C₂H₅OH yang merupakan salah satu jenis alkohol yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada pula bioetanol, yaitu etanol yang dihasilkan melalui proses fermentasi gula dari bahan alami seperti tebu, jagung, ubi jalar, kentang, atau jerami. Tidak hanya glukosa yang bisa difermentasi, tetapi juga fruktosa dan beberapa jenis gula lain.

Proses fermentasi itu melibatkan pemecahan molekul gula menjadi etanol dengan bantuan energi dari sinar matahari yang diperoleh melalui fotosintesis.

Etanol banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam bahan bakar kendaraan bermotor. Campuran itu dikenal dengan istilah gasohol, yaitu gabungan antara bensin (gasoline) dan alkohol (etanol).

Sumber : indonesia.go.id
Laporan : Icha
Editor : Tam

Continue Reading

OTOMOTIF

Kalla Toyota Raih Prestasi Gemilang

Published

on

By

Dua cabang Kalla Toyota sukses menyabet gelar juara. -foto:ist-

KENDARI, Bursabisnis. Id – Kalla Toyota kembali membuktikan komitmennya dalam menghadirkan inovasi dan pelayanan terbaik bagi pelanggan.

Dua cabang Kalla Toyota sukses menyabet gelar juara dalam ajang Regional Kaizen & amp; Innovation
Marathon (RKIM) dan Regional Delight Program (RDP) Contest 2025 yang diselenggarakan oleh PT. Toyota
Astra Motor (TAM) di Four Points by Sheraton Manado, pada hari Selasa, 21 Oktober 2025.

Diketahui, peserta RKIM dan RDP adalah 4 finalis dari seluruh cabang toyota wilayah Kalimantan, Nusa
Tenggara, dan Indonesia Timur yang diwakili oleh Krida Toyota, Auto2000 Balikpapan, Hasjrat Toyota Palu,
dan Kalla Toyota Kendari sebagai finalis dari Kategori RKIM.

Sedangkan untuk Kategori RDP diwakili oleh Kalla Toyota Kolaka, Kalla Toyota Urip Sumoharjo, Kalla Toyota Maros, dan Wira Megah Banjarmasin
Kalla Toyota Kendari berhasil menjadi pemenang Regional Kaizen & Innovation Marathon (RKIM) Area 5,
menyisihkan 3 dealer dalam memaparkan project improvement.

Sementara itu, Kalla Toyota Urip juga
meraih kemenangan dalam Regional Delight Program (RDP) setelah unggul dari tiga peserta lainnya.

Andi Aswar selaku Branch Manager Kalla Toyota Kendari menanggapi kemenangan RKIM,

“Melalui kegiatan RKIM yang diselenggarakan oleh PT. Toyota Astra Motor (TAM), bahwa setiap ide improvement yang kami
lakukan tentu berdasar pada perspektif pelanggan dimana menciptakan sebuah sistem yang terintegrasi dan
memiliki value demi meningkatkan pelayanan kepada pelanggan setia Kalla Toyota,” ujarnya.

Sementara itu, Indri Wahdiah Rosyadah B selaku CRC Kalla Toyota Urip Sumoharjo terkait RDP menyatakan, tidak menyangka juga bisa menjadi salah satu yang terbaik mewakili Area 5 di National Delight Program nanti dan juga Kalla Toyota, feedback dari tim juri sangat baik untuk kami agar terus melakukan improve di cabang khususnya mengutamakan POV customer.

RKIM dan RDP merupakan program pengembangan dan inovasi berkelanjutan yang melibatkan seluruh
dealer Toyota untuk menghadirkan ide dan perbaikan nyata di berbagai lini layanan — mulai dari penjualan
hingga purna jual.

“Kalla Toyota akan terus berinovasi dalam memberikan layanan yang lebih efisien, personal, dan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Kedua pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen Kalla Toyota dalam
menghadirkan pengalaman terbaik bagi pelanggan serta memperkuat budaya perbaikan berkelanjutan di
seluruh cabang Kalla Toyota, ” ujar Mifta Farid S. Putra – Customer First Manager Kalla Toyota.

Kedua pencapaian ini membuktikan komitmen Kalla Toyota dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi pelanggan serta memperkuat budaya perbaikan berkelanjutan di seluruh cabang Kalla Toyota.

“Kami berharap pelaksanaan RKIM dan RDP Contest 2026 dapat konsisten menjadi wadah bagi seluruh dealer untuk terus menumbuhkan semangat perbaikan berkelanjutan yang berawal dari kebutuhan pelanggan, memberikan solusi nyata bagi pelanggan, sekaligus menjadi sarana untuk bertukar pikiran dan menyebarkan kebermanfaatan antar dealer, ” tutup M. Noor Iqbal Yafie selaku Aftersales & Customer
Experience General Manager Kalla Toyota.

Laporan : Kas
Editor : Tam

Continue Reading

OTOMOTIF

Penggunaan Etanol dalam BBM Belum Tepat Untuk Mesin Kendaraan Saat Ini

Published

on

By

Anggota Komisi XII DPR RI, Ateng Sutisna. -foto:dok.dpr-

JAKARTA, Bursabisnis. id – Anggota Komisi XII DPR RI, Ateng Sutisna menilai rencana penerapan kandungan etanol 10 persen (E10) dalam bahan bakar minyak (BBM) perlu dikaji ulang.

Menurutnya, meski penggunaan etanol baik bagi lingkungan, namun belum sepenuhnya cocok dengan kondisi mesin kendaraan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia saat ini.

“Bagi banyak kendaraan, adanya kandungan etanol saat ini belum ramah bagi mesin meski secara lingkungan lebih ramah. Diharapkan saat teknologi mesin mobil semakin canggih, etanol akan menjadi pilihan yang lebih baik,” ujar sebagaimana dilansir dari laman dpr.go.id.

Ia menjelaskan, sebagian besar kendaraan di Indonesia masih menggunakan sistem pembakaran konvensional yang belum sepenuhnya siap menerima kadar etanol tinggi dalam bahan bakar. Campuran etanol yang terlalu besar berpotensi memengaruhi performa dan daya tahan komponen tertentu.

“Jadi untuk saat ini, belum tepat jika langsung diterapkan tambahan etanol E10. Tapi ketika teknologi mesin di Indonesia sudah lebih maju, kebijakan ini akan lebih ideal untuk mendukung transisi energi bersih,” jelasnya.

Sebelumnya, Ia mengapresiasi pengembangan energi hijau dan penggunaan bioetanol yang digalakkan oleh pemerintah.

Akan tetapi, Ateng memberi catatan agar pelaksanaannya tidak memaksa SPBU swasta atau mengorbankan kualitas bahan bakar.

Ia menegaskan, kebijakan energi harus menyesuaikan kesiapan pasar dan infrastruktur yang menjadi penunjang.

“Dari sisi konsep, kita mesti mendukung. Tapi penerapan di lapangan harus realistis, baik kesiapan teknologi mesin maupun ketersediaan BBM berkualitas. Jika dipaksakan, justru bisa merugikan konsumen dan menyebabkan penurunan kepercayaan terhadap energi hijau,” tegas legislator Dapil Jawa Barat IX tersebut.

Ia kemudian mendorong pemerintah untuk melibatkan para ahli otomotif dan industri kendaraan dalam setiap penentuan campuran etanol agar dampak terhadap performa mesin dapat diantisipasi dengan baik.

“Kita ingin proses transisi energi yang sukses, bukan transisi yang dipaksakan. Jadi langkahnya harus bertahap, menyesuaikan kesiapan teknologi nasional,” pungkasnya.

Wacana pencampuran 10 persen etanol ke BBM (E10) kembali ramai dibahas usai Presiden Prabowo memberi lampu hijau pada awal Oktober 2025.

Pemerintah menilai kebijakan ini bisa mengurangi impor minyak dan emisi karbon, tapi di lapangan masih banyak yang harus disiapkan.

Pertamina sudah menguji coba E10 di Surabaya bersama sejumlah mitra otomotif untuk melihat dampaknya terhadap mesin dan emisi, dengan hasil awal menunjukkan penurunan gas buang CO dan HC. Meski sebagian besar kendaraan baru dinilai sudah kompatibel dengan bahan bakar bercampur etanol, sejumlah pihak masih menyoroti kesiapan infrastruktur distribusi dan risiko teknis pada kendaraan lama.

Sumber : dpr.go.id
Laporan : Tam

Continue Reading

Trending