Fokus
Masjid Al-Alam, Dahulu Ditolak Kini Ramai Dikunjungi
KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kaya akan potensi pariwisata. Bukan hanya wisata bahari dan pesona alam saja yang ditawarkan, bumi anoa juga memiliki potensi wisata alternatif lainnya. Salah satu icon yang kian ramai dikunjungi saat ini yakni wisata religi Masjid Al-Alam Kendari.
Berada di tengah laut (Teluk Kendari), maha karya mantan Gubernur Nur Alam ini menjadi icon terbaru di kota lulo, yang tak hanya menyuguguhkan keindahan konstruksi bangunan dan pemandangan lautnya, tapi juga memberikan suasana penuh religius. Masjid Al Alam memiliki luasan kawasan 8.000 meter persegi, dengan kapasitas tampung jamaah hingga 10.000 orang.
Selain untuk kepentingan ibadah, di dalam masjid Al Alam juga disiapkan ruang kegiatan dakwah, pendidikan keislaman dan pusat wisata religius lainnya.
Sejak perencanaan dan proses awal pembangunannya, rumah ibadah yang menelan anggaran ratusan miliar rupiah ini sempat mendapatkan penolakan dari sejumlah element masyarakat, karena pembangunan masjid itu dinilai sebagai pemborosan anggaran dan meminta DPRD Sultra untuk tidak mengalokasikan anggaran pembangunan masjid itu.
Bahkan, penolakan program tersebut dilakukan dengan turun langsung ke jalan. Seperti yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garuda Cabang Kendari, yang melakukan aksi demo di gedung DPRD Sultra, Selasa 24 Agustus 2010 lalu.
Kendati mendapatkan penolakan, namun Nur Alam terus memperjuangkan dan ngotot untuk merealisasikan program tersebut. Sebab, ayah tiga anak ini meyakini pembangunan rumah ibadah tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Sultra pada umumnya, dan Kota Kendari khususnya.
Sayangnya, Nur Alam tak dapat melihat langsung pembangunan masjid tersebut hingga rampung 100 persen, karena mantan Ketua DPW PAN Sultra ini keburu kesandung persoalan hukum, dan harus mendekam di balik jeruji besi pasca diamankan pihak KPK.
Untuk anggaran pembangunan masjid, DPRD Sultra menyepakati dengan menggunakan sistem penganggaran multi years (kontrak anggaran APBD selama tiga tahun) dan menyetujui penambahan budgetnya dalam APBD 2015 sebesar Rp35 miliar.
Penganggaran selanjutnya pada 2016 sebesar Rp70 miliar. Kemudian pada 2017 sebesar Rp99 miliar. Pemerintah provinsi kembali menganggarkan pada 2018 sebesar Rp8 miliar. Namun, DPRD hanya mengakomodir anggaran penyelesaian tahap akhir sebesar Rp5 miliar. Sementara pada 2010 dianggarkan sebesar Rp10 miliar, dan pada 2011-2012 dianggarkan Rp10 miliar.
* Ramai Dikunjungi
Meski awalnya program pembangunan masjid ini banyak ditolak sejumlah element masyarakat. Namun, kini maha karya yang dibangun dengan sistem multi years sudah mulai ramai dikunjungi warga Sultra. Padahal, pembangunannya belum rampung 100 persen.
Kepala Bidang Pemuda Remaja Masjid Al Alam, Muslimin mengatakan, bahwa keramaian di masjid tersebut terjadi di hari-hari tertentu, terutama pada akhir weekend seperti Jumat, Sabtu dan Minggu sore. Sedangkan di hari lain, memang masih nampak pengunjung tapi tak seramai di akhir-akhir pekan tersebut.
Dia menjelaskan, pengunjung diakhir pekan bisa mencapai ratusan setiap harinya, dan saat ini memang baru sebatas wisatawan domestik saja. Pengurus masjid memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk menikmati suasana rumah ibadah di bagian pelataran. Selain itu, diberikan juga ruang untuk melihat suasana di dalam masjid. Hanya saja, pengunjung hanya bisa menikmati wisata religinya di lantai dasar, sedangkan lantai dua belum diperbolehkan untuk dikunjungi, karena kondisi fisiknya belum maksimal.
“Begitu juga di bagian mimbar, kita juga melarang pengunjung mengambil gambar di bagian situ,” ujar Kepala Sekretariat saat ditemui di Masjid Al Alam, akhir pekan lalu.
Karena masjid ini tempat suci, kata dia, maka setiap pengunjung diwajibkan untuk menggunakan busana muslimah. Sedangkan untuk batasan waktu berkunjung, pengurus masjid membukanya sejak ba’da subuh hingga pukul 20.00 Wita. Menurut dia, pihaknya memang harus membatasi waktu berkunjung, karena belajar dari sejumlah kejadiaan di awal-awal, banyak pihak yang menyalahgunakan wisata religi untuk hal-hal yang tak seharunya.
“Kita berharap ke depan diera kepemimpinan Pak Ali Mazi-Lukman Abunawas, masjid ini tetap terus diperhatikan, karena selain tempat ibadah, masjid ini juga menjadi icon baru bagi daerah kita,” pungkasnya.
* Catatan Protokoler
Berdasarkan catatan protokoler Pemprov Sultra yang dipublish TenggaraNews.com, 17 Mei 2018 lalu, Belli HT menyebutkan bahwa Pembangunan masjid ini sepenuhnya ide dari Nur Alam. Rumah ibadah ini di canangkan sejak periode pertama beliau menjabat sebagai Gubernur Sultra. Sempat hanya terlihat tonggak besi beton di tengah laut. Sempat pula menjadi bahan cemooh lawan-lawan politiknya, namun akhirnya di periode ke II, Nur Alam menjabat Gubernur, masjid tersebut bisa berwujud seperti saat ini.
Ketika masih menjadi staf di Bappeda Prov Sultra 2008 – 2010, Belli pernah melihat konsep awal masjid itu dan apa yang terbangun saat ini mengalami revisi dari konsep awalnya. Seperti diketahui, akan ada beberapa kubah yang bisa bergeser seperti Masjid Nabawi di Madinah. Namun dalam sebuah kesempatan, Nasir Andi Baso (mantan kepala Bappeda Prov. Sultra) menjelaskan bahwa teknologi tersebut belum ada di Indonesia dan masih susah untuk diwujudkan.
Lantai marmer putih di dalam Masjid jelas terinspirasi dari Masjidil Haram di Makkah. Menara masjid sekilas mirip dengan bangunan di Dubai yang terkenal itu. Yang menarik tentu saja pemilihan warna kubah yang beberapa kali mengalami keterlambatan karena perbedaan penafsiran warna kuning telur. Akhirnya masalah ini selesai setelah Pak Nur Alam beberapa pihak bertemu dan memecahkan sebuah telur ayam kampung di atas sebuah piring putih, lalu dicarikan warna yang paling mirip dengan warna kuning telur tersebut dan masalah warna terselesaikan.
Terkait menara, pada saat itu ada keinginan dari Pak Nur Alam untuk berkunjung ke Masjid Sultan Ahmed di Istambul, Turki atau yang lebih dikenal dengan Blue Mosque. Namun rencana itu urung dilaksanakan karena Pak Nur Alam terkait dengan kasus hukum di KPK. Pemasangan sirine diminta dipasang oleh Pak Nur Alam, supaya bisa terdengar sampai area kota lama jika waktu sholat telah tiba. Dengan meminta bantuan kepada Pak Rudi, kepala bandara Haluoleo kendari, akhirnya ditemukan sirine yang biasa di gunakan di Bandara. Konon sirine ini bisa terdengar sampai area 10 KM.
Masjid ini sudah mulai digunakan untuk sholat Idul Fitri tahun 2017. Sebagai protokol, kami bertugas dengan kawan-kawan dari Biro Umum Setda Prov. Sultra untuk mempersiapkan masjid tersebut agar layak di gunakan.
Tim Dinas Cipta karya yang dipimpin Pahri Yamsul bekerja sangat keras mempersiapkan masjid yang pada saat itu belum di pasangi lantai marmer sehingga bisa di gunakan. Beberapa bahan bangun harus di singkirkan dulu. Hasilnya masjid itu dapat di gunakan untuk sholat idul Fitri. Pada awalnya saya sebagai protokol sempat mengalami rasa was-was karena jam 06.30 Wita masjid ini belumlah ramai. Namun akhirnya sholat ied dilaksanakan pukul 07.30 Wita dan jamaah masjid itu penuh. Ada yang datang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor, bus yang disediakan panitia maupun kapal-kapal nelayan yang sudah disiapkan pemerinta Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sholat dipimpin Bpk KH.Mursyidin, Ketua MUI Sultra. Dalam sholatnya beliau membacakan surah Ar Rahman. Suara merdu beliau mampu meneteskan air mata beberapa jamaah sholat ied. Bertindak sebagai khatib, Bapak Nur Alam yang memberi ceramah tentang pembangunan dan agama. Pada kesempatan itu pula beliau menepis terkait penamaan Masjid Al alam yang sesungguhnya bukan berasal dari namanya, namun karena masjid ini berada di tengah alam teluk Kendari.
“Setelah sholat ied selesai kami berpelukan antar kawan-kawan panitia. Bukan sekedar terharu akan sebuah permintaan maaf, namun ada rasa yang susah dijelaskan pada waktu itu,” jelasnya.
Kelak, kata dia, rasa itu terjawab dikemudian hari, bahwa itulah shalat ied terakhir Nur Alam sebagai Gubernur Sultra. Di Sholat Ied Adha pada tahun tersebut, Nur Alam sudah tidak bersama-sama mereka lagi.
Meskipun pertama kali digunakan pada saat Idul Fitri tahun 2017, sebenarnya Nur Alam seringkali sholat di Masjid ini, bahkan ketika masih berwujud tiang-tiang penopang bangunan. Mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi itu seringkali menggunakan masjid ini untuk sholat tahajud. Sholat tahajud beliau lakukan dilantai 3 masjid ini. Anda yang sudah sholat di masjid ini tentu saja bertanya-tanya dimanakah lantai 3 tersebut?, karena masjid ini terlihat hanya 2 lantai. Lantai 3 tersebut sesungguhnya ada di atap masjid ini.
Perlu sangat hati-hati untuk mencapai lantai 3 tersebut karena kita melewati jalan dan tangga seadanya. Jikalau tak hati-hati kita bisa terluka untuk sampai ke atas. Di lantai 3 lah beliau sholat bersama beberapa sahabat beratapkan bintang-bintang dan langit malam. Ditengah dinginnya malam mengadukan segala keluh kesah kepada Sang Illahi. Ketika hanya menggenakan baju koko dan larut dalam doa dan zikir diatas sejadah, Gubernur yang terlihat hebat itu terlihat sangat kecil dalam KekuasanNya. Entah berapa banyak tetesan air mata beliau dan entah apa pula yang beliau adukan.
Buat Belli, pembangunan Masjid Al Alam memiliki korelasi spiritual dengan sang penggagasnya. Dinding-dinding bangunan masjid terbangun bersamaan dengan tegaknya dinding-dinding keimanan sang penggagas. Guyuran cat dinding masjid hadir bersamaan dengan tetesan air mata sang penggagas mengingat kebesaranNya. Sungguh indah ketika Allah SWT merengkuh umatNya untuk lebih dekat denganNya.
Penulis: Ikas Cunge
Fokus
Peringati Hari Jadi Kota Baubau Ke 483, Ada Sembilan Agenda Disiapkan
BAUBAU, Bursabisnis.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau telah mematangkan persiapan perayaan Haroana Baubau tahun 2024.
Dan untuk mensukseskan Hari Jadi Kota Baubau yang ke-483 dan Ulang Tahun ke-23 sebagai daerah otonom, Pemkot Baubau telah menggelar rapat dipimpin Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si dan dihadiri oleh Pj Sekda La Ode Aswad, S.Sos, M.Si, Asisten II Setda Kota Baubau Dra Hj Asmahani, M.Si serta kepala-kepala OPD.
Dr H Muh Rasman Manafi dalam arahannya mengingatkan kepada semua untuk dicek kembali kesiapan. Jangan sampai lagi misalnya hal-hal yang sepele, soal pakaian kemudian tampil beda lagi.
Termasuk hal-hal yang sudah terbiasa dilakukan, jangan sampai dilaksanakan itu lebih buruk atau lebih jelek dari pelaksanaan-pelaksanaan sebelumnya.
Orang nomor satu di Kota Baubau ini menegaskan khususnya kepada Kominfo, untuk kepala-kepala wilayah, penanggung jawab seksi atau koordinator-koordinator setiap bagian untuk pelaksanaan ulang tahun Kota Baubau ini yang bertepatan dengan Pilkada, agar memastikan jangan sampai ada yang sifatnya memanfaatkan atau bisa diplesetkan atau dibelokkan untuk mendukung salah satu calon.
Karena, hal ini kalau telah didokumentasikan oleh media dan terbukti, maka nanti yang akan jadi penanggung jawabnya yang akan diperiksa.
”Jadi pastikan itu sering diingatkan dan sering disampaikan dan untuk hal ini Kominfo saran saya sudah mulai screening bersama Kebangpol pada setiap kegiatan-kegiatan yang ada, baik itu penggunaan identitas maupun menyampaian komunikasi yang sifatnya verbal. Sebab, beberapa waktu yang lalu kita juga sudah melaksanakan Pileg dan Alhamdulillah disitu desk Pilkada juga sudah bergerak. Jadi nanti teman-teman Diskominfo bisa bergerak dengan desk Pilkada untuk selalu menyampaikan hal ini,”ungkapnya.
Sementara itu, ada 10 agenda yang akan diilaksanakan pada haroana Baubau tahun 2024 yakni :
Agenda pertama Jumat 11 Oktober 2024 mulai pukul 19.30 Wita Pembukaan Baubau Ekspo dan Kolaborasi UMKM di Pelataran Kotamara.
Agenda kedua, yakni Ouwena Kanakea pada Sabtu 12 Oktober pukul 14.00 Wita dilaksanakan di jalan syekh abdul wahid Kanakea Kelurahan Nganganaumala.
Pagelaran dan lomba seni budaya akan berlangsung dari tanggal 12-16 Oktober 2024 bertempat di Panggung Acara semarak HUT Kota Baubau setiap pukul 17.00 Wita.
Agenda ketiga, Tuturangia Batuwampone Minggu 13 Oktober pukul 14.00 Wita di Watuwampone samping Rusun Kotamara Kelurahan Kaobula.
Agenda keempat, Karnaval Budaya Senin 14 Oktober pukul 07.30 Wita di Pelataran Pantai Kamali dan Pesta Adat Tahunan Ma’a ta’a di Baruga Kelurahan Gonda Baru pukul 19.30 Wita.
Agenda Kelima yaitu, Tuturangia Batupoaro Selasa 15 Oktober pukul 09.00 Wita di Masjid Islamic Center Kelurahan Wameo.
Agenda keenam, Pesona Santiago Rabu 16 Oktober pukul 07.30 Wita di Benteng Wolio Makam Sultan Murhum.
Agenda ketujuh, Rapat Paripurna Istimewa DPRD pukul 09.00 Wita di ruang siding DPRD Kota Baubau.
Agenda kedelapan, Kamis 17 Oktober 2024 yakni Upacara Peringatan Hari Jadi Baubau ke -483 dan Hut Kota Baubau ke 23 sebagai daerah otonom pukul 08.00 Wita di Lapangan Upacara kantor Wali Kota Baubau.
Dan agenda kesembilan pukul 11.00 Wita Pekande-kandea di Baruga Keraton Buton serta agenda kesepuluh yaitu malam ramah tamah HUT Kota Baubau pukul 19.30 wita di Pelaratan Kotamara.
Penulis : Tam
Fokus
FGD ‘Buton Partnership Forum’ Bahas Maritim dan Ekonomi Biru Kepton
JAKARTA, Bursabisnis.id – Upaya membangun kawasan Kepulauan Buton (Kepton) secara simultan dengan model ‘Buton Partnership Forum’ yang digaungkan Pj Wali Kota Baubau – Dr. H. Muh. Rasman Manafi, SP., M.Si beberapa waktu lalu, telah masuk dalam tataran best pratice, dengan menggandeng Bappenas, Pemprov Sultra, dan sejumlah kepala daerah kawasan Kepulauan Buton.
Acara dikemas dengan metode Focus Group Discucssion (FGD) ‘Membangun Sektor Kemaritiman dan Ekonomi Daerah’ dengan tema utama ‘Pendayagunaan Potensi Blue Economy kawasan Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kemitraan Strategis dan Sinergi Pusat dan Daerah’ yang digelar pada Jumat, 4 Oktober 2024 di Jakarta.
Menjadi pembicara di forum tersebut antara lain Wahtu Wijayanto – Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas dengan tema ‘Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia dan Pembangunan Sektor Kemaritiman Daerah’.
Selanjutnya, J.Robert ST., MT – Kepala Bappeda Sultra dengan tema ‘Strategi Pembangunan Blue Economi Wilayah Kepulauan di Sultra.
Direktur regional II kementerian PPN/Bappenas dengan tema ‘Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam RPJPN 2025-2045 dan RKP 2025’. Pj. Wali Kota Baubau Dr. HM. Rasman Manafi dengan tema ‘posisi Kota Baubau sebagai hub maritim’ yang banyak mengurai potensi dan klaster 7 area prioritas pesisir Kota Baubau.
Sementara pembukaan didahului dengan materi dari Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas bertema ‘Pendayagunaan Potensi Blue Economy kawasan Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Karena forum ini berbasis kawasan di Kepton maka peserta juga berasal dari kepala daerah dan OPD di kawasan ini. Tampak hadir Pj. Bupati Buton-La Haruna, Pj. Bupati Buton Tengah – Konstantinus Bukide, Pjs. Bupati Wakatobi Ilmiati Daud, dari Buton Utara, Buton Selatan, Kabupaten Buton dan beberapa daerah sekitar, dan berapa pejabat eselon II di lingkup Pemerintah Kota Baubau.
Acara mendapat apresiasi dari para kepala daerah sebagai bentuk kekompakan dan sistem pembangunan berbasis kawasan yang ikut menguatkan upaya pemekaran calon Provinsi Kepulauan di masa datang.
Pj Wali Kota Baubau – Dr. H. Muh. Rasman Manafi, SP., M.Si dalam paparannya menyatakan pembangunan berbasis kawasan menjadikan pembangunan antar daerah di kawasan kepulauan Buton lebih terkoneksi hingga saling mendukung dan saling menguntungkan satu dengan lainnya dengan masing-masing keunggulan yang dimiliki.
Di Kota Baubau kata Dr. Rasman Manafi terdapat 7 area prioritas pesisir, masing-masing kawasan Kolagana, kawasan hutan Magrove Lakologou, green port kawasan pelabuhan Murhum, Harbour Maritime Fuel di kawasan Sulaa, kawasan wisata Batusori., green public space di Pantai Kamali, Stadion Betoambari dan Simpang lima, serta kawasan DAS Kali Baubau.
Penulis : Tam
Fokus
Yang Tersisa dari KTT Iklim di Prancis: Peran Pemimpin Lokal pada Perubahan Iklim
Yang Tersisa dari KTT Iklim di Prancis: Peran Pemimpin Lokal pada Perubahan Iklim
PERANCIS, Bursabisnis.id – Pelaksanaan Nice Climate Summit atau konfrensi tingkat tinggi perikliman yang digelar di Kota Nice-Prancis 27 September 2024 pekan lalu dan dihadiri langsung Pj. Wali Kota Baubau Dr. H. Muh. Rasman Manafi, SP., M.Si. sebagai anggota delegasi Indonesia, masih menyimpan catatan penting bagi pemimpin lokal di dunia.
Menurut Dr. Rasman, pesan khusus ini berkaitan langsung terkait perbaikan kualitas iklim dan dampak pemanasan global, sebagaimana disampaikan Christian Estrosi – Wali Kota Nice saat pembukaan Nice Climate Summit. Christian Estrosi mengutip pandangan mantan Presiden Prancis – Jacques Chirac yang memperingatkan upaya dan tindakan cepat untuk penyelamatan Bumi sebagai akibat pemanasan global yang terus mendera.
“Rumah kini terasa begitu panas, seperti sedang terbakar. Ini hal mendesak dan butuh tindakan cepat untuk menyelamatkan Planet (Bumi) ini,” kata Estrosi mengutip pesan Jacques Chirac
Dr. Rasman menuturkan bahwa Wali Kota Nice itu mengingatkan dan mendorong peran penting para pemimpin kota-kota di dunia, dan pemimpin daerah menjadikan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan sebagai hal prioritas, termasuk pula masalah keamanan dan urbanisme.
Estrosi yang baru saja kembali dari persidangan Majelis Umum PBB di New York, telah merasakan dan menyaksikan makin tumbuhnya kesadaran masyarakat dunia terhadap dampak perubahan iklim, khususnya terhadap laut dan wilayah pesisir.
“Estrosi juga berbicara komitmennya terhadap isu-isu iklim, dan posisi Kota Nice sebagai tuan rumah KTT Kelautan berikutnya. Targetnya 60 negara menandatangani “Perjanjian Nice” yang berisi tentang perlindungan biodiversitas dan ekosistem laut.” Kata Dr. Rasman.
Beberapa point penting, Pidato Christian Estrosi pada pembukaan Nice Climate Summit, sebagai berikut;
1. Kepemimpinan dan Peran Pribadi: Christian Estrosi, Wali Kota Nice dan Presiden Metropole Côte d’Azur, membuka acara dengan menyambut para peserta dan menyoroti pentingnya peran pemimpin lokal dalam upaya menghadapi perubahan iklim.
Mengingatkan Pesan Jacques Chirac- mantan Presiden Prancis yang wafat 5 tahun lalu tentang kesadaran akan perubahan iklim dan urgensi tindakan cepat untuk melindungi planet.
2. Partisipasi di Majelis Umum PBB:
3. Kesadaran Global dan Kolaborasi Internasional: Menekankan bahwa mayoritas negara dari berbagai benua menunjukkan kesadaran yang tinggi mengenai perubahan iklim, dan pentingnya kolaborasi internasional untuk mencapai tujuan bersama. Perjanjian Nice (Treaty of Nice):
4. Memperkenalkan “Perjanjian Nice” yang bertujuan untuk melindungi biodiversitas dan ekosistem laut, dengan target minimal 60 negara untuk menandatangani perjanjian tersebut. Perjanjian ini mencakup program terstruktur dengan tujuan jangka panjang, perlindungan garis pantai, dan pendanaan untuk inisiatif perlindungan.
5. Hubungan antara Lingkungan dan Ekonomi: Menyoroti keterkaitan erat antara lingkungan dan ekonomi, serta pentingnya investasi dalam transisi hijau untuk menciptakan lapangan kerja masa depan dan menjaga stabilitas ekonomi.
6. Dampak Nyata Perubahan Iklim; Menyebutkan berbagai bencana alam yang terjadi akibat perubahan iklim, seperti badai, banjir, kebakaran hutan, dan gelombang panas ekstrem, serta dampaknya terhadap infrastruktur dan masyarakat.
7. Peran Kota dan Urbanisme Berkelanjutan: Menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dalam bidang urbanisme, kesehatan, keamanan, dan administrasi, serta contoh konkret pembangunan gedung yang ramah lingkungan di Nice.
8. Kolaborasi dengan Industri dan LSM: Mengapresiasi peran industri, UKM, dan LSM dalam perjuangan melawan perubahan iklim, serta pentingnya dukungan finansial dan teknis dari sektor-sektor ini.
9. Komitmen Prancis dan Kepemimpinan Global: Menyampaikan kebanggaan atas peran Perancis dalam memimpin upaya global melawan perubahan iklim, serta bagaimana suara Prancis dihargai dan didengarkan di forum internasional.
10. Harapan dan Aksi Ke Depan: Mengajak semua pihak untuk bekerja sama membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, serta mengajak warga Nice dan peserta summit untuk menghargai dan melanjutkan perjuangan ini dengan penuh dedikasi.
Poin-poin ini mencerminkan komitmen kuat Christian Estrosi dan Prancis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui kolaborasi internasional, perlindungan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.
Penulis : Tam
-
ENTERTAINMENT5 years ago
Inul Vista Tawarkan Promo Karaoke Hemat Bagi Pelajar dan Mahasiswa
-
Rupa-rupa5 years ago
Dihadiri 4000 Peserta, Esku UHO dan Inklusi Keuangan OJK Sukses Digelar
-
PASAR5 years ago
Jelang HPS 2019, TPID: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil
-
Entrepreneur5 years ago
Rumah Kreatif Hj Nirna Sediakan Oleh-oleh Khas Sultra
-
Fokus5 years ago
Tenaga Pendamping BPNT Dinilai Tidak Transparan, Penerima Manfaat Bingung Saldo Nol Rupiah
-
FINANCE5 years ago
OJK Sultra Imbau Entrepreneur Muda Identifikasi Pinjol Ilegal Melalui 2L
-
Ekonomi Makro5 years ago
Aset Perbankan Syariah Tumbuh 7,10 Persen, Produk Syariah Semakin Diminati
-
PASAR5 years ago
PD Pasar Kota Kendari Segel Puluhan Lapak di Pasar Baruga