Connect with us

PERTANIAN

Stimulus Ekspor Kopi, BI Sultra Sinergi Kembangkan Desa Devisa Kabupaten Konawe Selatan

Published

on

Kendari,  Bursabisnis.id-Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sultra, berkomitmen untuk terus bersinergi menstimulus sekaligus membuka kran ekspor komoditas kopi. Komitmen ini selaras dengan pengembangan desa devisa, di Kabupaten Konawe Selatan.

Untuk mewujudkan visi tersebut, BI Sultra berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), sebagai salah satu kawasan pengembangan desa devisa tersebut.

KPrw BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), merupakan salah satu daerah  dengan  potensi pengembangan komoditas kopi yang tinggi. Pengembangan  komoditas  ini   sejalan  dengan visi  Pemerintah Daerah Kabupaten  Konawe Selatan, mendorong “Satu Desa, Satu Komoditas  untuk Mewujudkan Desa Maju” sekaligus    menciptakan   iklim    pengembangan  usaha  yang   kondusif,   salah   satunya   di  Desa Amatowo dan Tridana Mulya,  Kecamatan Landono.

“Budidaya Kopi telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sejak tahun 2015 dan didukung oleh berbagai potensi, antara lain lahan perkebunan siap tanam tersedia hingga 212 ha, terdapat petani penangkar bibit, tersedia tenaga  kerja yang mendukung, adanya kelembagaan  yang baik, tersedia  pengecer pupuk dan  pestisida, dan terdapat pengepul kopi lokal (local champion),   melalui  kemitraan bersama   CV Kopindo Sukses bersama brand Kopi   Tolaki,” ungkap Doni, Minggu, 14 Agustus 2022.

Meski begitu, lanjut Doni,  masih  terdapat  berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya, antara lain kualitas  produk  yang belum  terstandardisasi, kapasitas  produksi  yang belum mampu memenuhi permintaan  buyer, dan kurangnya edukasi petani dalam budidaya dan pengembangan  usaha kopi.

Mengamati kondisi  tersebut, Kantor  Perwakilan  BI Sultra bersama Pemerintah Kabupaten Konsel dan Lembaga Pembiayaan    Ekspor  Indonesia   (LPEI)/ Indonesia Eximbank,  bersinergi  dalam  mendorong pengembangan   Klaster  Kopi  di  Desa Amatowo dan Desa Tridana Mulya, melalui  program bersama yang diberi nama Desa Devisa.

Selanjutnya,  sebagai komitmen bersama dalam pengembangan Klaster Kopi di  Kabupaten Konawe Selatan melalui program Desa Devisa, maka dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait Program  Pengembangan Klaster Desa Devisa Komoditas Kopi di Kabupaten Konawe Selatan antara KPw BI Sultra, Pemda Konsel  dan LPEI, tanggal  4 Agustus   2022, di  Hotel   Claro   Kota  Kendari.

Selain KPw BI Sultra, Doni Septadijaya, agenda strategis ini juga dihadiri oleh sederet pejabat daerah seperti Bupati  Kabupaten Konawe Selatan Surunuddin  Dangga, Kepala Divisi Office  of The Board LPEI, Dyza   R.  A Rochadi.

Melalui Mou tersebut, maka  selama  tiga tahun kedepan seluruh pihak yang terlibat akan bersinergi mendorong pengembangan Desa Devisa  Klaster Kopi  di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sehingga mampu menjangkau  pasar ekspor melalui  penguatan  berbagai aspek, baik produk, konsistensi dan keberlanjutan  produksi, pemberdayaan masyarakat dan koordinasi antarlembaga, koordinasi antarlembaga desa devisa  ekspor, produsen dan manajerial,  maupun  infrastruktur  dan sarana penunjang lain.

“Berbagai    upaya  tersebut     dilakukan     demi  mengenalkan   Kabupaten     Konawe Selatan    kepada    dunia,  dengan    semangat     menjadikan   Kopi   Tolaki   mampu   Go Digital dan  Go Export,”pungkas Doni.

Untuk diketahui, berdasarkan data  Kementerian Perdagangan 2021,  9 persen dari  pasokan kopi dunia berkembang dengan  trend produksi yang tumbuh  positif  selama 5 tahun  terakhir.  Sementara Badan   Pusat  Statistik   (2020, mencatat   bahwa  terdapat  delapan daerah  terbesar penghasil   kopi nasional   dan sebagian besar terpusat di Pulau  Jawa dan Sumatera  yang sebagian besar  berasal   dari  Perkebunan Rakyat.

Lebih lanjut, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka),  menyatakan   bahwa jenis kopi  Robusta dan Liberica  masih  sangat  potensial untuk  dikembangkan   di daerah  Kawasan  Timur  Indonesia.

Provinsi Sultra,  dengan topografi  sebagian besar dataran rendah sangat potensial  untuk  menjadi salah satu daerah penghasil kopi di  Kawasan  Timur Indonesia,    khususnya untuk jenis  Robusta menimbang lahan yang tersedia   masih  sangat luas.

Data BPS Tahun 2020 mencatat   bahwa areal   perkebunan  Kopi   Provinsi    Sulawesi   Tenggara seluas   8.521 Ha  dengan    status  kepemilikan perkebunan  rakyat terbilang  memiliki  tingkat  produktivitas   yang  masih   rendah,  yaitu  460 ton/ha. Tentu saja  produktivitas  yang rendah   dapat menghambat   kontinuitas   produksi   dan akhirnya turut menjadi penghambat    akses ke pangsa  pasar ekspor.

 

 

 

 

 

 

PERTANIAN

Gubernur Maluku Utara Puji Kementan, Kesejahteraan Petani Mulai Terasa

Published

on

By

Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda bertemu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. -foto:dok.pertanian-

JAKARTA, Bursabisnis. Id – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas capaian luar biasa sektor pertanian selama satu tahun terakhir.

Menurutnya, di bawah kepemimpinan Mentan Amran, pertanian Indonesia menunjukkan perubahan nyata yang dirasakan langsung oleh petani dari Sabang sampai Merauke.

“Dalam satu tahun kepemimpinan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kita melihat bukti, bukan sekadar janji. Mulai dari peningkatan produksi nasional, stabilnya harga, hingga program yang benar-benar menyentuh petani di lapangan. Pertanian Indonesia hari ini mencatat sejarah dengan cadangan beras tertinggi sepanjang masa, produksi pangan meningkat, dan kesejahteraan petani mulai terasa dari desa ke desa,” ungkap Gubernur Sherly di laman pertanian.go.id.

Ia menegaskan bahwa perhatian Kementerian Pertanian (Kementan) juga dirasakan langsung di Maluku Utara melalui berbagai program bantuan, seperti pemberian bibit kelapa, pala, dan kakao.

Program tersebut dinilai mampu mendorong produktivitas sekaligus memperkuat hilirisasi komoditas unggulan daerah.

“Di Maluku Utara, kami merasakan langsung perhatian pemerintah pusat. Hari ini kami datang untuk berdiskusi tentang pembangunan jalan tani guna mendukung program hilirisasi kelapa. Tujuannya jelas, kita tidak hanya bicara soal kedaulatan pangan, tetapi juga kesejahteraan petani,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sherly menjelaskan bahwa hilirisasi kelapa yang tengah dijalankan di Maluku Utara merupakan bagian dari visi besar mewujudkan pertanian yang bernilai tambah tinggi. “Hilirisasi kelapa yang kita jalankan hari ini adalah bukti semangat yang sama yaitu dari menanam, mengelola hingga mengekspor, semua berawal dari kerja nyata di lapangan,” tambahnya.

Sherly menekankan bahwa kolaborasi akan terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Kementan. Dengan sinergitas berbagai pihak, program pembangunan pertanian dapat berjalan optimal.

“Terima kasih Mentan Amran atas kepemimpinannya yang cepat, tegas, dan berpihak kepada petani. Dari Maluku Utara kami siap berkolaborasi membangun pertanian yang tangguh, mandiri, dan menyejahterakan rakyat,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah akan mengakselerasi hilirisasi komoditas strategis perkebunan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan nilai tambah, meningkatkan devisa, serta menaikkan kesejahteraan petani.

“Kita akan terus dorong hilirisasi kelapa, pala, cokelat, dan komoditas unggulan lain agar petani tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi menikmati nilai tambah dari hasil olahannya. Pertanian harus menjadi sumber kesejahteraan rakyat,” ucap Mentan Amran.

Sumber : pertanian.go.id
Laporan : Tam

Continue Reading

PERTANIAN

Petani Indonesia Didominasi Usia Tua, KASAI Dorong Regenerasi Petani Muda untuk Kemandirian Pangan

Published

on

By

Guru Besar Ekonomi Pertanian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Ketua Umum KASAI, Prof. Dr. Achmad Tjachja Nugraha di Wisma Tani Jakarta. -foto:ist-

JAKARTA, Bursabisnis. Id — Regenerasi petani menjadi tantangan besar bagi masa depan ketahanan pangan nasional.

Data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, mayoritas petani Indonesia kini berusia tua.

Petani berusia 43–58 tahun mencapai 42,39%, dan usia 59–77 tahun mencapai 27,61%.

Sementara itu, petani muda berusia 19–39 tahun hanya 21,93% atau sekitar 6,18 juta orang dari total petani di Indonesia.

Artinya, lebih dari dua pertiga petani Indonesia kini berusia di atas 40 tahun, kondisi yang memicu kekhawatiran akan keberlanjutan produksi pangan nasional.

KASAI Dorong Regenerasi Petani Muda

Guru Besar Ekonomi Pertanian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Ketua Umum KASAI (Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis Indonesia), Prof. Dr. Achmad Tjachja Nugraha, menegaskan bahwa regenerasi petani bukan sekadar soal minat, tapi juga daya tarik ekonomi dan kebijakan pemerintah.

“Petani kita cukup banyak, tetapi yang berusia di atas 45–50 tahun sangat dominan. Kalau ini dibiarkan, meski lahannya ada, SDM petaninya bisa berkurang,” ujarnya saat ditemui usai Raker KASAI di Wisma Tani Jakarta.

Ia menilai pemerintah perlu memberi insentif dan dukungan nyata agar anak muda tertarik ke sektor pertanian.

“Pertanian itu berproses, tidak seperti di pabrik yang hasilnya cepat. Kalau bukan kita yang bertani, siapa lagi?” tegasnya.

Menurutnya, sektor jasa dan industri kini menjadi magnet besar bagi anak muda. Karena itu, pertanian harus dibuat menarik, modern, dan menguntungkan.

Kondisi serupa terlihat di Sulawesi Selatan, salah satu lumbung pangan nasional.

Data BPS Sulsel menunjukkan, petani muda berusia 19–39 tahun hanya 272.817 orang atau sekitar 26,17% dari total petani di provinsi tersebut, jauh lebih kecil dibandingkan kelompok usia di atas 45 tahun.

Dosen Ekonomi Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM), Dr. Suardi Bakri, mengatakan rendahnya jumlah petani muda disebabkan oleh minimnya daya tarik sektor pertanian dibandingkan industri dan jasa.

“Generasi muda perlu terus didorong untuk terjun ke dunia pertanian. Caranya, buat pertanian semenarik sektor lain,” jelasnya.

Ia menambahkan, program seperti Youth Entrepreneur Support Service (YESS) dan Smart Farming, termasuk penggunaan teknologi digital dan robotik telah memberi harapan baru.

“Program seperti ini penting agar pemuda kembali tertarik dan melihat pertanian sebagai karier masa depan,” ujarnya.

Kini, berbagai lembaga pendidikan dan organisasi seperti KASAI terus mendorong inovasi pertanian digital, kewirausahaan muda, dan pelatihan agribisnis.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda, regenerasi petani diharapkan menjadi langkah nyata menuju kemandirian pangan nasional.

Laporan : Kas
Editor : Tam

Continue Reading

PERTANIAN

Harga Pupuk Turun 20 Persen di Seluruh Wilayah Indonesia

Published

on

By

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

JAKARTA, Bursabisnis. Id – Pemerintah menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk di seluruh Indonesia sebesar 20 persen.

Kepastian turunnya HET pupuk disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) yang juga menjabat Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman.

Turunnya HET pupuk, menurut Amran yang juga menjabat Ketua Umum Kerukunan Keluarg Sulawesi Selatan (KKSS), kebijakan ini merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketersediaan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau bagi petani.

Penurunan harga ini sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 tanggal 22 Oktober 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 800/KPTS./SR.310/M/09/2025 tentang Jenis , Harga Eceran Tertinggi dan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2025. Dan tidak hanya pupuk kimia, harga pupuk organik pun ikut turun.

Kebijakan ini menjadi langkah besar di tahun kedua pemerintahan Prabowo-Gibran.

Menurutnya, penurunan harga pupuk sebesar 20% adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Masuk tahun ke-2 pemerintahan Bapak Prabowo-Gibran. Ini tidak pernah terjadi sepanjang sejarah. Kami umumkan, tolong seluruh yang hadir pada hari ini dicatat baik-baik,” ujar Amran Sulaiman di hadapan para wartawan.

Amran juga menekankan, pemerintah akan menindak tegas pihak-pihak yang mencoba menaikkan harga pupuk di luar ketentuan yang telah ditetapkan.

Menurut Amran, penurunan harga pupuk ini diyakini akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.

Dengan biaya produksi yang lebih rendah, Amran optimistis produktivitas pertanian akan meningkat.

Secara rinci besaran penurunan harga pupuk yang berlaku secara nasional, yaitu :

Pupuk Urea, dari Rp2.250 per kg menjadi Rp1.800 per kg. Turun Rp450 per kg seluruh Indonesia.

Hitungan per sak urea, ini dari Rp112.500 turun menjadi Rp90.000 per sak.

Pupuk NPK juga mengalami penurunan harga dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kg.

Per sak NPK Rp115.000 menjadi Rp92.000 per sak.

Amran mengingatkan para distributor dan pengecer agar tidak mempermainkan harga pupuk di tingkat petani.

“Pada seluruh saudaraku sahabatku, distributor, pengecer, seluruh Indonesia, kami himbau. Bila Anda menaikkan harga, pada hari itu juga izinnya kami cabut. Tidak ada ruang lagi untuk mempermainkan petani Indonesia. Tidak ada ruang lagi mafia atau korupsi di sektor pertanian,” tegas Amran.

Sumber : cnbcindonesia.com
Laporan : Tam

Continue Reading

Trending